Mohamed Salah tampaknya mengalami tantangan terkait kerja sama defensifnya, terutama saat melawan tim-tim unggulan di Premier League.
Pelatih Liverpool, Arne Slot, dikabarkan memberinya kebebasan untuk tidak turun membantu pertahanan, karena posisinya yang lebih sering berada di depan untuk menyambut serangan balik telah menjadikannya salah satu pencetak gol terbanyak di dunia.
Namun, pemain di belakang Salah tidak menutupi pergerakannya dengan baik, yang menyebabkan masalah bagi siapa saja pemain yang mengisi posisi full-back sejauh ini musim ini.
Baik Jeremie Frimpong, Conor Bradley, maupun Dominik Szoboszlai, menghadapi situasi 2 lawan 1 di sisi mereka, yang menjadi kelemahan besar pada pertandingan Sabtu lalu di mana Chelsea memanfaatkan situasi ini untuk mendapatkan gol kemenangan, dan kekhawatiran muncul bahwa tim-tim lain akan mencoba melakukan hal serupa.
Fleksibilitas Salah dalam Tugas Pertahanan
Dalam pertandingan Sabtu, beberapa kali Salah tidak mengikuti Marc Cucurella yang berlari dari tengah lapangan Chelsea ke area Liverpool. Banyak pihak meragukan instruksi Slot agar Salah mengikuti Cucurella, karena terlihat Salah tidak melakukannya, dan jika benar demikian, Slot pasti akan memberi arahan berbeda.
Pelatih memberi Salah kebebasan untuk tidak melakukan tugas defensif, yang sebenarnya bukan hal aneh, mengingat banyak tim lain yang juga mengizinkan pemain mereka menyimpan energi untuk menyerang.
Salah tetap bisa melakukan tugas bertahan di waktu-waktu tertentu di pertandingan, terutama saat tekanan besar dan peluang lawan cukup nyata. Saat Liverpool menang melawan Manchester City musim lalu, performa defensif Salah dianggap salah satu yang terbaik dari dirinya.
Namun, ia kemungkinan besar memang tidak diminta melakukan tugas itu dalam pertandingan melawan Chelsea, sehingga tidak perlu disorot secara negatif saat ini.
Peran Liverpool di Belakang Salah Jadi Masalah Utama
Masalah utama Salah lebih berkaitan dengan bagaimana formasi pemain Liverpool di belakangnya, terutama saat berhadapan dengan tim-tim unggulan.
Pemain lain harus lebih cepat membantu dan menutupi ruang, karena Chelsea banyak memanfaatkan ruang di sisi kiri, yang menjadi area lemah bagi lini belakang Liverpool.
Bila gelandang Liverpool, seperti Ryan Gravenberch dan Alexis Mac Allister, terlambat merespons, mereka akan meninggalkan ruang di bagian depan pertahanan karena Liverpool kehilangan pemain dari tengah lapang.
Keadaan ini menjadi lebih terlihat saat mereka menghadapi tim yang menguasai bola penuh seperti Arsenal dan Manchester City, yang biasanya mampu mengeksploitasi celah tersebut.
[BBC]
Baca juga: Pilihan Tim dan Manajer Terbaik Pekan Ini di Premier League
Kemampuan Mengendalikan Permainan yang Menurun
Walau Salah tidak mengubah perannya musim ini, karena belum mencetak gol, aspek defensifnya menjadi sorotan utama. Sebenarnya, performa finisher Salah tetap meyakinkan, dan peluang yang didapatkan di pertandingan melawan Chelsea akan kembali muncul seiring waktu.
Kekhawatiran terbesar saat ini adalah penurunan kontrol permainan Liverpool dibanding musim lalu. Mereka mengalami tiga kekalahan beruntun di Premier League dan Liga Champions, tanpa tampil sebaik biasanya.
Meski ada faktor personnel yang berbeda termasuk banyak pemain yang absen di pramusim, performa Liverpool yang pernah sangat mengendalikan pertandingan sepertinya tidak lagi tercermin saat ini.
Sebelumnya, formasi bertahan mereka sangat solid, dan gaya bermain yang lebih mengutamakan penguasaan bola memberi kendali lebih besar, berbeda dari era Jurgen Klopp.
Sekarang, permainan mereka terasa lebih kacau, bahkan dalam pertandingan melawan Chelsea yang berakhir sangat cepat dan agresif. Momen ini membuat mereka harus menelan kekalahan karena peluang dan kesalahan yang terjadi.
Baca juga: Kemunduran Mohamed Salah di Liverpool Jadi Topik Hangat
Solusi Untuk Mengembalikan Kontrol Liverpool
Ada beberapa area yang perlu diperbaiki di Liverpool, terutama soal kehilangan bola. Kendati demikian, situasi ini sebenarnya tidak mustahil diatasi.
Dengan pemain baru dan pola permainan yang berbeda, mereka tidak perlu melakukan perubahan besar. Mereka harus lebih bersabar dan tampil lebih tenang di lapangan.
Beruntung, mereka saat ini hanya tertinggal satu poin dari Arsenal, dan masih punya waktu memperbaiki semuanya. Pemain seperti Alexander Isak, Mac Allister, Bradley, dan Hugo Ekitike yang belum maksimal di awal musim akan segera mencapai puncak kebugaran mereka.
Selain itu, membangun hubungan yang baik di lapangan juga butuh waktu, seperti antara pemain belakang dan penyerang seperti Salah, atau Florian Wirtz dan Isak.
Jadi, tidak perlu panik. Di Premier League saat ini, kondisi bisa berubah cepat, dan kekalahan bisa terjadi pada siapa saja, termasuk Arsenal dan Manchester City. Jika Erling Haaland tetap bugar dan haus gol, City tetap bersaing di puncak klasemen.
Sementara itu, Arsenal menunjukkan permainan yang sangat solid dari awal musim, dengan pertahanan yang kokoh dan permainan tim yang lengkap. Mereka terlihat seperti mempertahankan performa musim lalu, dengan tambahan kualitas dan kedalaman skuad.
Saat ini, Liverpool lebih dalam proses rekonstruksi. Meskipun masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan untuk mencapai keseimbangan dan kombinasi yang ideal, semua masih percaya mereka akan membaik seiring berjalannya musim.
[BBC]
Most of Chelsea's attacks - 39% - came down Liverpool's right flank [BBC]
Tags: Premier League Liverpool Chelsea pertahanan Salah Kontrol permainan