Las Vegas — Pelatih Las Vegas Aces, Becky Hammon, menanyakan kondisi star guard Jackie Young pada Sabtu. Young mengaku lelah setelah bermain keras di Game 1 semifinal melawan Indiana Fever.
Young merasa tidak memiliki tenaga dan performa yang menurun usai pertandingan yang menguras fisik tersebut. Ia menghabiskan waktu pemulihan sebelum tampil di Game 2.
“Baik. Saya pasti akan punya tenaga besok,” tutur Young kepada pelatihnya.
“Saya percaya padanya,” kata Hammon hari Minggu.
Kepercayaan itu tidak berlebihan mengingat Young tampil luar biasa di Game 2, meskipun mengenakan pakaian santai saat latihan siang hari. Ketika waktunya tampil di lapangan, Young menunjukkan performa terbaik. Ia mencetak 32 poin yang menjadi rekor tertinggi dalam sejarah franchise final WNBA, dan menjadi pemain kedua dalam sejarah finals yang mampu mencetak 30 poin atau lebih dalam tiga kuarter pertama. Aces memenangkan pertandingan dengan skor 91-78, meskipun skor akhir tidak sepenuhnya menunjukkan dominasi mereka.
Tidak hanya Young, performa ciamik juga ditunjukkan oleh A’ja Wilson yang mencetak 28 poin dan mengumpulkan 14 rebound. Dengan kemenangan ini, Aces kini unggul 2-0 dalam seri final terbaik lima yang pertama kali digelar di WNBA. Jika Wilson menambahkan satu poin lagi, dia dan Young akan menjadi pasangan pertama yang meraih 30 poin dalam satu pertandingan final, namun Wilson menanggapinya dengan cespleng: “Saya harus lebih baik lagi.”
Wilson tampil ceria dan percaya diri. Teman setimnya, Chelsea Gray juga menunjukkan kualitasnya di Game 2, dengan mencetak 10 poin, 10 assist, dan delapan rebound. Secara defensif, Gray juga tampil tangguh, jarang memberi ruang kepada Satou Sabally yang lebih tinggi. IQ tinggi Gray digunakan untuk mengantisipasi serangan Mercury dan berhasil merebut tiga steal.
Pelatih Hammon memuji ketiga pemain pilar timnya. “Mereka adalah pemain hebat,” katanya. “Itulah mengapa ekspektasi terhadap mereka sangat tinggi.”
Highlight kemenangan Aces di Game 2 adalah performa Jackie Young yang menyumbang 32 poin, 8 rebound, dan 3 three-point shots. Ia mencetak 21 poin di kuartal ketiga, memecahkan rekor poin terbanyak dalam satu kuartal di final WNBA. Penampilannya itu membakar semangat penonton yang tak banyak membutuhkan alasan untuk bersorak.
Persoalan ke depan bagi Phoenix Mercury adalah bagaimana mereka bisa memperlambat serangan yang memiliki banyak opsi berkualitas tinggi. Kemenangan Aces di Game 1 lebih mengandalkan permainan cadangan Jewell Loyd dan Dana Evans yang menyumbang 39 poin secara gabungan. Di Game 2, mereka mengandalkan bintang utama di lapangan.
Hammon menyatakan, “Itulah yang membuat kami sulit dikalahkan, karena siapa saja bisa tampil baik di hari tertentu.”
Sebelum seri dimulai, Hammon memperlihatkan video perjalanan karier pemainnya dari SMA dan kuliah, sebagai motivasi. Namun, di hari pertandingan, fokus utama mereka adalah menonton video lawan, menunjukkan bahwa pertandingan ini benar-benar serius.
Walau memulai pertandingan dengan permainan pemanasan, Aces akhirnya memperbaiki pertahanan mereka. Pekan terakhir, mereka memperbolehkan Phoenix mencetak 89 dan 91 poin di dua pertandingan, sehingga mereka menekan lawan dengan pertahanan lebih ketat. Phoenix kesulitan memanfaatkan mismatches dan terlalu banyak dribbling, serta gagal menembak 3 poin mereka secara efektif.
Pada kuartal ketiga, Young mencetak 21 poin, memecahkan rekor poin paling banyak dalam satu kuartal di final, dan mengobarkan semangat penonton di kandang. Pertahanan Phoenix menjadi faktor utama, karena Young dengan mudah menyusup ke area dekat ring dan menciptakan peluang di perimeter.
Pelatih Phoenix, Nate Tibbetts, menyatakan, “Kami berusaha memaksakan permainan, tetapi di kuartal kedua, kami kehilangan kontrol dan tidak bisa mengantisipasi lawan dengan baik.”
Perubahan strategi penting harus dilakukan menjelang Game 3 yang akan digelar di Phoenix. Phoenix harus mengatasi kelemahan mereka, terutama dalam menjaga fokus pertahanan dan memanfaatkan peluang dengan lebih baik.
Selain itu, performa pemain kunci lainnya seperti Alyssa Thomas yang hanya mencetak 10 poin dan Satou Sabally yang mengalami cedera, menjadi perhatian utama. Kahleah Copper mencetak 23 poin, namun saat bermain selama 31 menit, minus-21 yang ia raih menunjukkan perjuangan tim Phoenix saat ini.
“Kami semangat kembali ke kandang sendiri,” kata Copper. Mereka berharap keunggulan kandang bisa membantu membalikkan keadaan.
Namun, tantangan bagi Mercury adalah menghadapi kekuatan tim Aces yang telah menunjukkan kedalaman skuad dan pengalaman mereka di final. Dalam dua kali final terakhir, Aces selalu kalah di Game 3, dan meski belum ada tim yang bisa bangkit dari ketertinggalan 0-2 di best-of-five series, Mercury optimistis peluang mereka tahun ini lebih besar berkat format seri yang lebih panjang.
Kemenangan besar Aces di Game 2 memperlihatkan kekuatan mereka, tapi Sabally masih percaya timnya mampu bangkit. Namun, kemenangan di Game 3 Minggu depan menjadi keharusan. Semua pemain menyadari betul akan hal ini.
Pelatih Hammon menegaskan, “Yang penting adalah kami menjaga kandang sendiri dan menjalankan peran kami.”
Dengan demikian, Aces membuktikan betapa dominannya mereka, dan siapa saja bisa tampil luar biasa di saat-saat kritis.
Tags: WNBA Las Vegas Aces Basketball Phoenix Mercury Final WNBA 2025 Seri Final