Komedian Narji yang kini beralih menjadi petani menyampaikan keprihatinannya terhadap rendahnya minat generasi muda untuk berkarier di sektor pertanian. Ia menegaskan, terjadi jeda antar generasi yang menyebabkan profesi petani didominasi oleh usia tua. Narji mengajak anak muda untuk tidak malu dan mulai memandang pertanian sebagai bidang yang menjanjikan.
Dalam kesempatan tersebut, Narji menyebutkan bahwa rentang waktu sekitar 10 hingga 20 tahun terakhir, generasi petani sangat minim. Ia mendapatkan gambaran tersebut melalui pengalaman langsung di lapangan dan perjalanan keliling Indonesia sebagai brand ambassador produk pertanian.
Baca juga: Perayaan Hari Komedi Nasional Resmi Disahkan
Fenomena Minat Muda Terhadap Pertanian
Menurut Narji, mayoritas petani di daerah-daerah saat ini berusia di atas 40 tahun. Ia menganggap bahwa salah satu penyebab utama fenomena ini adalah tren pekerjaan instan di era digital yang dianggap lebih menarik bagi generasi muda. Ia menyebutkan, anak muda kini lebih tertarik menjadi selebgram atau YouTuber karena cuan yang jelas dan cepat.
Padahal, dunia pertanian menawarkan pelajaran hidup penting seperti menghargai proses. Narji mencontohkan, proses panjang dari penanaman sampai panen sebuah piring nasi yang seringkali tidak disadari khalayak.
"Kalau kalian menikmati proses, kalian bukan hanya mendapatkan nilai ekonomis, tapi juga dapat nilai psikologis," ujarnya. Ia menekankan bahwa proses panjang seperti membajak, menyemai, memupuk, hingga panen merupakan bagian dari pelajaran berharga dari dunia pertanian.
Baca juga: Perjuangan Wanda Hamidah Kembali Terhambat di Laut Mediterania
Peran Generasi Muda dalam Membangun Pertanian
Ditambahkan Narji, generasi Z dan milenial harus mengubah pandangan dan tidak ragu memulai karier sebagai petani modern. Dengan potensi alam Indonesia yang kaya, sektor pertanian diyakini memiliki masa depan cerah jika digarap oleh tenaga muda yang inovatif dan menguasai teknologi.
"Ayo terjun ke dunia pertanian. Ini dunia yang menjanjikan, Indonesia tanah yang subur, negeri yang makmur, jangan sampai dunia pertanian terkubur," seru Narji. Ia berharap, sektor ini tidak lagi dipandang sebelah mata.
Sebagai akhir pesan, Narji menyampaikan filosofi sederhana bahwa keberhasilan tidak datang secara instan dan mengajak generasi muda belajar dari kehidupan petani. Ia menambahkan, proses pembuatan produk seperti mie instan pun tidak instan.
"Yuk, belajar dari filosofis petani bahwa hidup itu berproses, tidak ada yang instan. Untuk membuat pabrik mi instan aja, prosesnya tidak instan, kok," tuturnya sambil tersenyum.