Juventus kembali mencatat hasil seri dalam pertandingan Liga Champions setelah ditahan Villarreal 2-2 di pertandingan terakhir, dengan Renato Veiga mencetak gol penyeimbang di menit ke-90. Hasil ini menandai kali keempat berturut-turut mereka berbagi angka, memperlihatkan sejumlah masalah baik dari segi manajemen maupun karakter tim.
Dalam empat laga terakhir, Juventus juga pernah seri 4-4 melawan Borussia Dortmund, serta sebelumnya imbang 2-2 saat menghadapi Hellas Verona dan Atalanta di Serie A. Hasil seri beruntun ini memperkuat tren buruk yang sedang melanda klub, yang semakin memperumit posisi mereka di kompetisi dan liga domestik.
Sejarah Panjang Hasil Seri Berturut-turut
Kekurangan keberuntungan ini bukan pertama kalinya terjadi di Juventus. Mereka pernah mengalami seri empat pertandingan berturut-turut selama masa kepelatihan Thiago Motta, antara November dan Desember 2024. Saat itu, mereka bermain imbang melawan Milan, Aston Villa, Lecce, dan Bologna.
Selain itu, catatan serupa terakhir terjadi pada Maret 2012, saat melawan Milan, Chievo, Bologna, dan Genoa. Sebelumnya lagi, pada April 2009, mereka juga merasakan empat hasil seri berturut-turut yang meliputi laga melawan Reggina, Lecce, Milan, dan Atalanta, yang datang setelah rentetan dua laga tanpa kemenangan, yakni imbang melawan Inter dan kekalahan dari Lazio.
Jika Juventus gagal merebut kemenangan dalam pertandingan berikutnya melawan Milan, ini akan menjadi rekor panjang hasil seri sejak era Calciopoli. Bahkan, jika mereka tak mampu menang dari Como, mereka akan menyamai rekor enam pertandingan tanpa kemenangan yang terjadi pada Mei 2024, saat itu mereka seri melawan Torino, Cagliari, Milan, Roma, dan Salernitana, serta kalah dari Lazio.
Defensif yang Rentan
Salah satu masalah utama yang terus menonjol adalah kelemahan lini belakang Juventus. Empat gol yang mereka terima dari Dortmund menunjukkan masalah konsistensi dalam bertahan, dan performa melawan Villarreal terakhir menguatkan fakta tersebut.
Ketidakoptimalan kondisi Cabal turut berkontribusi terhadap kelemahan ini, sehingga memperlihatkan rentannya pertahanan Juventus terhadap kecepatan serangan Villarreal. Sebelum gol Mikautadze, Pépé sudah beberapa kali mengancam gawang Juve dan selama pertandingan pertama, lini belakang yang dipimpin Perin tampak sangat rawan dan rentan kebobolan.
⛔ Juve winless in 4, record nears: Koopmeiners and David linked?⚠️
Baca juga: Kane Puji Performa Jackson di Liga Champions
Masalah Pengelolaan Permainan
Selain kelemahan defensif, situasi di lapangan juga menunjukkan ketidakmampuan dalam mengelola jalannya pertandingan. Juventus justru kemasukan di menit ke-90 melalui sundulan Renato Veiga yang membuat Perin gagal mengantisipasi dengan baik.
Padahal, selama sekitar 15 menit awal babak kedua, mereka mampu membalikkan keadaan berkat kontribusi cepat Francisco Conceicao, yang masuk dan langsung memberikan dampak signifikan. Momen ini menunjukkan bahwa Juventus bisa mengatasi tekanan, namun mereka gagal mempertahankan keunggulan hingga akhirnya kebobolan.
Dalam wawancara setelah pertandingan, Manuel Locatelli menegaskan bahwa manajemen momen penting adalah hal yang sangat dibutuhkan Juventus. “Managing key moments is something we lack and need to learn. We need more balance, because if you don’t have it, sooner or later you concede a goal. Balance is also needed to manage moments, and these matches are decided precisely by those details,” ujarnya.
Baca juga: Duo Pemain United Berkontribusi Penting di Liga Champions
Kasus Belum Terselesaikan: Koop dan David
Situasi pemain juga menjadi tanda tanya besar. Teun Koopmeiners, yang mengalami penurunan performa sejak bergabung dari Atalanta, kembali tampil kurang efektif meskipun sudah dilakukan perubahan posisi.
Kurangnya kontribusi dari gelandang Belanda ini cukup kentara terutama setelah Marcelo masuk menggantikan dia di babak kedua. Sementara itu, Jonathan David juga belum menunjukkan performa terbaiknya. Setelah gol yang ia cawekan melawan Parma, penyerang asal Kanada ini belum mampu mencetak gol lagi, sehingga posisinya dipertanyakan dengan kehadiran Dusan Vlahovic yang dianggap lebih decisif.
Dalam laga melawan Villarreal, David kehilangan peluang emas dengan xG sebesar 0.72, namun peluang tersebut ditepis oleh mistar gawang lawan. Kondisi ini menambah panjang daftar ketidakpastian selama musim ini berlangsung.
Juventus Kembali Imbangi Villarreal, Lebih Banyak Masalah Mengintai (2)
Juventus Kembali Imbangi Villarreal, Lebih Banyak Masalah Mengintai (3)
Juventus Kembali Imbangi Villarreal, Lebih Banyak Masalah Mengintai (4)
Juventus Kembali Imbangi Villarreal, Lebih Banyak Masalah Mengintai (5)
Tags: Liga Champions Juventus Villarreal hasil seri masalah pertahanan manajemen pertandingan