McLaren won the constructors' championship, but the party afterwards might be tense

Insiden Kontroversial dalam Balapan GP Singapura: Norris dan Piastri Bertabrakan

2 jam lalu | Agus Prasetyo | Olahraga | Racing

Insiden balapan di GP Singapura menimbulkan ketegangan. Norris dan Piastri bersenggolan di awal balapan. Norris menepis anggapan agresif dan menyatakan tindakan dirinya tidak melanggar aturan. Di dalam tim, ketegangan tampak jelas. Insiden ini menimbulkan pertanyaan tentang hubungan antar pembalap dan kebijakan tim McLaren. Meski kemenangan konstruktor diraih, situasi di dalam tim masih berpotensi menimbulkan gesekan.

Dalam kejuaraan dunia Formula 1, insiden ‘blue on blue’ sering kali meninggalkan ketegangan di balik lintasan. Apalagi di tim McLaren, yang menerapkan kebijakan kesetaraan dalam tim. Namun, aksi Lando Norris terhadap rekan setim Oscar Piastri di Turn 3 pada lap pembuka GP Singapura memicu perdebatan. Norris menegaskan bahwa langkahnya bukanlah tindakan agresif, meski mereka bersenggolan dan Piastri secara terbuka menyampaikan ketidakpuasan.

Saat konferensi pers usai balapan, Piastri mempertanyakan, “Jadi kita setuju kalau Lando menabrak saya begitu saja?”

Awalnya, Norris mengaku lupa dengan kejadian di lap awal, tetapi kemudian ingatannya kembali. “Saya rasa startnya bagus — sisi kanan grid cukup baik,” katanya. “Saya bangga dengan peluncuran saya. Saya bisa menempatkan diri dengan baik untuk tidak terjebak di Turn 1 dan masuk ke Turn 2. Saya mendapatkan celah yang besar di bagian dalam Oscar.

“Itu sangat dekat dan masih licin karena kemarin hujan dan sebagian masih basah. Saya menabrak belakang mobil Max, sehingga sedikit melakukan koreksi,” tambah Norris. “Tapi itu saja. Saya mendapatkan dua posisi. Kalau tidak, mungkin saya tidak bakal mendapatkannya.”

Sementara itu, Norris juga menjelaskan bahwa agresivitasnya berbuah hasil, karena dengan posisi kelima dari start di sisi kanan grid, dia langsung melangkah cepat dan menyalip Andrea Kimi Antonelli yang mengawali dari posisi keempat. Norris menunjukkan sikap tegas saat bertarung dengan Piastri di awal, menggunakan kerb bagian dalam untuk mendekati rekan satu timnya tersebut.

Dalam pertempuran di lap awal itu, Norris hampir menabrak mobil Verstappen saat berusaha mempertahankan posisi dan sempat menyenggol bagian belakang mobil Piastri. Norris menegaskan, “Saya tidak punya tempat lain untuk menghindar,” dan mengungkapkan bahwa insiden itu tidak sepenuhnya disalahkan padanya, mengingat posisi sulit di lintasan basah dan kondisi mulai kering. Steward memutuskan bahwa kejadian tersebut tidak sepenuhnya menjadi kesalahan satu pihak.

Baca juga: Marc Marquez Cedera Usai Kecelakaan di MotoGP Mandalika

Kontroversi dan Ketegangan di Tim McLaren

Norris menyatakan bahwa kontak dengan Verstappen menyebabkan koreksi kecil yang membuatnya terperosok ke Piastri. Dalam situasi yang penuh tekanan di awal balapan, dengan lintasan yang licin dan mobil Verstappen yang mengalami start tidak optimal, banyak pengemudi merasa ini adalah peluang terakhir mereka untuk meraih posisi terbaik di awal balapan.

Motorsport photoMotorsport photo

Posisi Norris dari start di posisi kelima memudahkan dia untuk langsung menyalip. Ia menempel ketat Piastri, bahkan sampai menyentuh mobil rekan setimnya itu saat di Turn 3. Norris mengaku bahwa ia sangat ingin mempertahankan posisi dan berjuang keras, sehingga tidak ragu untuk melancarkan serangan awal.

Hasilnya, Norris menyenggol bagian depan mobil Piastri dan hampir bersentuhan dengan Verstappen. Menurut Norris, insiden ini merupakan konsekuensi dari keputusannya untuk menyalip di awal dan tidak bermaksud melukai rekan setimnya. Namun, pandangan internal tim McLaren berbeda; mereka sangat menekankan pentingnya tidak menyakiti sesama tim.

Walau diperbolehkan banyak hal dalam balapan, aturan tak tertulis mengenai ‘papaya rules’—istilah yang merujuk pada kebijakan tim McLaren—menggarisbawahi larangan menyenggol sesama pembalap tim. Ini menjadi dilema bagi Piastri, yang memiliki visibilitas terbatas saat berada di dalam cockpit. Intinya, meski Norris membantah melakukan tindakan agresif, insiden tersebut tetap memicu kekhawatiran di internal tim.

Eks legenda Ayrton Senna pernah berkata, “If you no longer go for a gap, you are no longer a racing driver.” Kutipan ini sering diulang di dunia maya sebagai justifikasi untuk tindakan yang sebenarnya kontroversial. Norris bahkan mengaku akan memeriksa insiden itu kembali untuk menilai apakah ada hal yang bisa dilakukan lebih baik.

“Saya mungkin akan melihat lagi dan berpikir apakah ada hal lain yang bisa saya lakukan,” katanya. “Semua pembalap di grid pasti akan melakukan hal yang sama seperti saya. Kalau ada yang menyalahkan saya karena masuk dari dalam dengan jarak cukup besar, saya rasa mereka bukan pembalap Formula 1.”

Langkah Norris yang terkesan nekat itu, menurut banyak pihak, sebagai tindakan putus asa. Tindakan ini juga memperkeruh suasana di tim McLaren, yang kini harus menjaga kestabilan dan kedamaian internal. Saat lap pendinginan, Piastri, yang dikenal sebagai salah satu pembalap paling dingin di grid, bahkan memutus radio saat Zak Brown mencoba memberi dukungan lewat komunikasi radio.

Keadaan ini mengindikasikan bahwa ketegangan dalam tim mungkin semakin meningkat. Meskipun McLaren telah meraih kemenangan konstruktor dan mengamankan posisi tinggi di kejuaraan, insiden ini menunjukkan bahwa konflik internal bisa mempengaruhi atmosfer dan hubungan di dalam tim.

Lando Norris, McLaren, Oscar Piastri, McLarenLando Norris, McLaren, Oscar Piastri, McLaren

Insiden Kontroversial dalam Balapan GP Singapura: Norris dan Piastri Bertabrakan (3)Insiden Kontroversial dalam Balapan GP Singapura: Norris dan Piastri Bertabrakan (3)

Insiden Kontroversial dalam Balapan GP Singapura: Norris dan Piastri Bertabrakan (4)Insiden Kontroversial dalam Balapan GP Singapura: Norris dan Piastri Bertabrakan (4)

Tags: F1 McLaren Norris Piastri GP Singapura insiden balap

Artikel Terkait
Berita
Olahraga
Hiburan