Three Things We Learned from Lazio vs Torino: Baroni Brings Chaos Back to Olimpico

Lazio vs Torino: Pertandingan Dramatis Berakhir Seri

1 jam lalu | Andi Wijaya | Olahraga | Sepak Bola | Serie A

Lazio dan Torino berbagi poin dalam pertandingan seru. Lazio hampir meraih kemenangan, namun Torino tampil tangguh hingga akhir. Cataldi tampil gemilang dengan penalti penutup. Gaya pelatih berbeda jadi sorotan utama. Cancellieri tampil brilian, namun posisi diubah, mengurangi efektivitasnya. Absennya Rovella jadi kerugian besar bagi Lazio. Peluang besar bagi Lazio di klasemen tergeser sementara oleh hasil imbang ini.

Lazio dan Torino berbagi poin dalam salah satu pertandingan seru Serie A yang terjadi musim ini. Lazio berambisi meraih kemenangan kedua beruntun setelah sebelumnya menaklukkan Genoa. Namun, Torino tampil tangguh dan hampir merebut kemenangan di menit-menit akhir, setelah membalikkan keadaan. Beruntung, Danilo Cataldi menyelamatkan satu poin untuk Lazio lewat penalti di menit terakhir pertandingan.

Kick-off berlangsung sengit, dan pertandingan penuh aksi ini menyajikan tiga poin penting yang patut diperbincangkan.

Gaya Marco Baroni Unggul

Pelatih Lazio, Marco Baroni, bertemu mantan klubnya untuk pertama kalinya sejak meninggalkan posisi akhir musim lalu. Pertarungan taktik antara dia dan Maurizio Sarri berlangsung menarik. Meskipun Sarri mulai menerapkan beberapa ide Baroni, seperti perubahan ke formasi 4-4-2 dan menampilkan Taty Castellanos serta Boulaye Dia di lini depan, filosofi keduanya berbeda jauh.

Seperti yang terlihat dalam pertandingan, Lazio sempat unggul 2-1 dan berusaha memperlambat tempo permainan di babak kedua. Upaya ini berlangsung selama lebih dari 25 menit, namun Baroni tetap memegang kendali dan akhir pertandingan berlangsung cukup kacau. Meski keduanya pulang dengan satu poin, Baroni merasa lebih puas dengan hasil akhir, meskipun kemenangan nyaris diraih.

Baca juga: Napoli dan Roma Memimpin Klasemen Serie A

Matteo Cancellieri, Pemain Kunci Lazio

Setelah mencetak gol indah di Genoa, Matteo Cancellieri kembali menunjukkan peran penting di lini serang Lazio. Dengan dua gol menakjubkan, pemain berusia 23 tahun ini pantas menjadi pilihan utama di sayap kanan, setidaknya hingga Gustav Isaksen mampu menyanggah posisinya secara meyakinkan.

Sarri menginginkan pemain yang cepat, gigih, terampil dalam teknik, dribel, dan tembakan. Terbukti, ketika Isaksen masuk babak kedua, Cancellieri dipindah ke sisi kiri, dan performa Lazio pun menurun. Pasalnya, pemain yang sebelumnya tampil impresif ini kurang efektif bermain di posisi tersebut, sehingga serangan Lazio menjadi kurang menakutkan. Seharusnya Sarri mempertimbangkan kembali keputusan ini agar tidak mengorbankan pemain terbaiknya.

Baca juga: Hasil Seri Juventus vs Milan, Kalulu Kecewa

Ketidakhadiran Nicolo Rovella Sangat Membekas

Meski Lazio menghadapi krisis lini tengah, pelatih menemukan kombinasi tak terduga namun efektif, seperti Danilo Cataldi dan Valentin Basic. Cataldi menunjukkan ketenangannya saat menyelesaikan penalti di menit terakhir, sementara Basic kembali tampil solid setelah kembali dari cedera. Namun, absennya Nicolo Rovella tetap sangat dirasakan. Tidak ada pemain lain di skuad Lazio yang mampu memimpin permainan dan mengatur tempo seperti Rovella sebagai pemain pengatur serangan dari Juventus ini. Dengan pemain berusia 23 tahun ini harus menjalani operasi, kemungkinan besar Lazio akan menghadapi masa sulit selama sebulan ke depan.

Tags: klasemen Lazio Serie A Pertandingan Seru Torino Gaya Taktik

Artikel Terkait
Berita
Olahraga
Hiburan