Menjadi bagian dari generasi sandwich, komedian Nunung memandang situasi tersebut sebagai sumber kebahagiaan yang memberinya semangat dalam menjalani pekerjaan sehari-hari.
Nunung mengakui bahwa rasa lelah pasti dialaminya sebagai bagian dari generasi yang harus mengurus keluarga di usia matang, namun ia memilih merubah pandangan tersebut sebagai tanggung jawab yang membawanya kebahagiaan.
"Kalau bilang capek, pastilah, enggak mungkin enggak," ungkap Nunung, dikutip dari BUNDlifetainment, Jumat (26/9/2025). "Tapi, itu salah satu bentuk semangat saya, saya masih kerja sampai sekarang," tambahnya.
Baca juga: Anggaran DPRD Tangerang Selatan Capai Rp 76 Juta per Anggota
Motivasi dan Dukungan dari Keluarga
Saat merasa lelah dengan berbagai pekerjaan dan tanggung jawabnya yang masih harus dijalani di usia 62 tahun, Nunung selalu mengingat bahwa di situlah letak kebahagiaan dan semangatnya.
Ucapan dari suaminya, Iyan Sambiran, kerap menjadi pengingat untuk tetap kuat menghadapi situasi tersebut.
"Kalau aku nangis, udah capek, 'Yah, sampai kapan aku gini terus untuk keluarga?' Dia (Iyan) bilang, 'kamu bisa seneng, bisa bahagia kalau bisa memberi keluargamu, ngapain nangis?'" ujar Nunung.
"Kalau memang kamu sudah enggak mampu, enggak kuat, ya udah dilepas. Tapi kamu bisa bahagia dengan hidup kayak gitu?" lanjut Nunung.
Motivasi dari pasangan ini sering membangun kembali semangat Nunung untuk terus bekerja demi keluarganya.
Baca juga: Nabilah O'Brien Laporkan Zendhy Kusuma dan Istri ke Polisi
Makna Kebahagiaan Melalui Memberi
Nunung menyebut bahwa kebahagiaan bagi masing-masing orang berbeda. Bagi dirinya, membantu dan memberi kepada orang lain menjadi sumber kebahagiaan utama.
"Aku kalau memberi mereka udah enggak mikir, yang penting bisa ngasih, bisa bantu kamu. Kamu sama keluargamu bisa bahagia, aku udah seneng banget," katanya.
Nagita Slavina, yang mendengar penuturan tersebut, turut menyampaikan pemikirannya tentang filosofi memberi, yang ia sambungkan dengan pengalaman yang pernah didengarnya dari seorang guru.
"Seorang guru ngomong, kita ngasih orang, senengnya di kita," ujar Nagita.
"Esensinya, kita memberi, bukan orang lain, tapi untuk diri kita sendiri. Kita tuh ngasih bukan minta di terima kasihan, itu belakangan. Orang kita seneng kok ngasihnya," tambahnya.
Dilansir dari BBC, generasi sandwich diartikan sebagai generasi yang berada di posisi terjepit karena harus mengurus orangtua sekaligus anak-anaknya yang telah dewasa, baik secara finansial, fisik, maupun emosional. Mereka merasa 'terjebak' karena harus menjalankan tanggung jawab tersebut secara bersamaan.
Tags: Nunung generasi sandwich kebahagiaan motivasi keluarga pengorbanan