Kampung Muara Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara, selalu diserang sekelompok OTK.

Ibu-Ibu Jadi Garda Terdepan Lawan Serangan OTK di Kampung Muara Bahari

1 jam lalu | Bryan Aditya | Berita | Berita Nasional

Para ibu-ibu di RW 15, Kampung Muara Bahari, Tanjung Priok, sering berada di depan saat konflik. Mereka berperan mencegah tawuran dan melindungi warga dari serangan OTK. Mereka berani berteriak 'maling' untuk mengusir pelaku. Kehadiran mereka penting agar konflik tidak meluas. Mereka sering membantu mengusir kelompok yang diduga OTK, meskipun mulai kelelahan. Serangan OTK di wilayah tersebut sudah berlangsung sejak 2023 dan terus berulang. Kelompok ini menyerang hingga 13 RT dan masuk ke gang kecil. Mereka datang dari Jalan RE Martadinata dan seberang rel kereta. Mereka melempari rumah warga dan mengajak tawuran. Warga remaja memilih menahan diri untuk menghindari konflik besar.

Di wilayah RW 15, Kampung Muara Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara, para ibu-ibu sering berada di garis depan menghadapi serangan sekelompok orang tak dikenal yang bersenjata tajam. Mereka berperan penting dalam meredam konflik dan mencegah tawuran antar-remaja di lingkungan mereka.

Baca juga: Badan Gizi Nonaktifkan 56 Satuan Pemenuhan Gizi Dampak Keracunan MBG

Peran Aktif Ibu-Ibu Melindungi Warga

Salah satu warga, Wariatun (40), mengaku berani berteriak 'maling' untuk mengusir pelaku yang mencoba menyerang saat kejadian di malam hari. Ia menyatakan, "Ini kan ada pintunya, mereka enggak bisa buka pintunya, jadi mereka menyerang. Malam Jumat menyerang sekitar pukul 22.00 WIB, saya teriakin saja maling-maling banyak sekali remaja itu."

Wariatun menjelaskan bahwa kehadiran ibu-ibu di garis depan sangat penting agar konflik tidak berkembang lebih jauh. "Jadi, kalau di sini yang menghadapi ibu-ibu, kalau anak remaja lagi malah terjadi tawuran," ujarnya.

Selain Wariatun, Abdi (25), menyebut bahwa ibu-ibu sering kali turun tangan mengusir kelompok yang diduga OTK (orang tak dikenal). Ia menambahkan, "Saat ini ada ibu-ibu bantu mengusir anak-anak itu."

Namun, Abdi mengungkapkan bahwa situasi semakin berat karena para ibu mulai lelah menghadapi tindakan balasan dari OTK. Mereka kerap membalas dengan merusak rumah warga setelah diusir. "Ketika diusir, mereka malah menyerang balik dan merusak rumah ibu-ibu," kata Abdi.

Baca juga: MK Batalkan UU Tapera, Berpotensi Ganggu Pekerja dan Pemberi Kerja

Serangan Berulang dan Pola Serangan OTK

Serangan dari OTK di Kampung Muara Bahari dilaporkan terus terjadi sejak tahun 2023. Aksi terbaru terjadi pada Selasa (24/9/2025), dengan pelaku yang melintas tanpa menyebabkan kerusuhan besar.

Abdi menyebut bahwa OTK sering menyerang hingga 13 RT di RW 15, bahkan masuk ke gang-gang kecil di sekitar lingkungan. Kelompok ini biasanya datang bergerombol dari arah Jalan RE Martadinata atau seberang rel kereta api Kampung Bahari.

Saat beraksi, mereka kerap melempari rumah warga dengan batu untuk memancing tawuran. "Penyerangannya selalu melempar batu ke rumah warga, mengajak tawuran di jalan ini. Kan yang resah warga-warga di belakang yang sering kena batu," tutur Abdi.

Meskipun demikian, warga remaja di Kampung Muara Bahari memilih menahan diri agar situasi tidak semakin memburuk dan tidak ikut dalam konflik yang terjadi.

/p>

Tags: Jakarta Utara Kampung Muara Bahari OTK Serangan warga Tawuran

Artikel Terkait
Berita
Olahraga
Hiburan