Dalam analisis terbaru melalui podcast That’s Football, Mark Goldbridge menanggapi penampilan Liverpool yang baru saja menelan dua kekalahan beruntun. Kendati demikian, dia menegaskan bahwa situasi tim tidak berarti berada dalam kondisi krisis. “Jawaban jujur adalah tidak, mereka dalam masalah, tapi bukan karena krisis,” ujarnya, menyoroti pentingnya sudut pandang saat Arne Slot menjalani musim transisi pertamanya di Anfield.
Goldbridge menambahkan, meskipun kalah dari Crystal Palace dan Galatasaray, Liverpool tetap berada di posisi puncak klasemen Liga Primer dan termasuk calon kuat juara Liga Champions. Menurutnya, kekalahan tersebut adalah bagian dari siklus alami sepak bola, bukan tanda keruntuhan tim. “Mereka masih sangat di atas di Liga Primer dan salah satu favorit juara Liga Champions,” katanya.
Sejarah dan Peran Arne Slot di Liverpool
Analisis tersebut menyoroti tantangan yang dihadapi Arne Slot, yang harus mengelola ekspektasi setelah mewarisi fondasi yang dibangun Jurgen Klopp. Goldbridge menjelaskan, “Arne Slot datang dan mewarisi tim Jurgen Klopp yang siap menjuarai liga tahun lalu… semua orang tahu itu adalah tim Klopp yang dia kerjakan dengan sangat baik.”
Musim ini berbeda, karena Slot akhirnya membangun skuad sesuai karakternya sendiri. “Musim kedua ini seharusnya menjadi musim pertama yang sebenarnya bagi Slot, di mana dia mendapatkan dana dan diberi izin untuk membongkar dan membangun kembali tim. Itulah yang kita lihat sekarang,” imbuhnya. Tanda-tanda nyata dari proses transisi tersebut terlihat dari dua pemain belakang baru dan garis depan yang hampir seluruhnya baru kecuali Mohamed Salah.
Baca juga: Juventus Siap Tempur Lawan Villarreal di Liga Champions
Penyesuaian Pemain dan Ketidaktertahuan Sabar
Spekulasi merebak soal proses penyesuaian pemain baru. Goldbridge menegaskan, “Ini adalah proses penyesuaian. Saat ini tidak lagi ada kesabaran di sepak bola. Orang ingin menyebut Vertz sebagai gagal, dan sebagainya, padahal dia bahkan belum fit sepenuhnya.”
Goldbridge Champions League Reaction: ‘Liverpool in crisis?’
Dia mencontohkan, bek sayap anyar seperti Calvin Ramsay yang gagal menunjukkan performa setara dengan saat di Bournemouth. “Di Bournemouth dia salah satu bek kiri terbaik di liga, tetapi di Liverpool dia berjuang beradaptasi. Berbeda dengan Trent Alexander-Arnold dan Andy Robertson yang sudah terbiasa dengan peran mereka,” katanya.
Menurut Goldbridge, tuntutan hasil instan di zaman modern membuat proses adaptasi menjadi lebih sulit. “Permintaan hasil cepat dan kepuasan instan semakin merajalela. Orang menginginkan semuanya sekarang, tetapi di sepak bola, itu tidak berlaku,” ujarnya.
Baca juga: Conte Peringatkan Napoli soal Krisis Pertahanan Jelang Duel Sporting
Tantangan Musim Transisi
Goldbridge menyoroti berbagai masalah yang muncul selama musim transisi Liverpool, mulai dari pertahanan yang rapuh hingga ketidakpastian di lini serang. “Tanpa Jota dan Diaz, mereka harus mengandalkan pemain seperti Ekitike dan Isak yang secara teori lebih baik dari Darwin Nunez, tapi mereka harus beradaptasi terlebih dahulu,” ujarnya. Ia juga menyebutkan bahwa performa Cody Gakpo masih mengundang perbandingan dengan Diaz.
Meski demikian, Goldbridge percaya Liverpool masih memiliki peluang besar di musim ini. “Mereka sulit dikalahkan dan meskipun bermain kurang optimal, mereka tetap kompetitif. Ketika mereka mulai menemukan bentuk terbaik, mereka akan jadi lawan yang sulit dikalahkan,” katanya.
Ke depannya, Goldbridge menegaskan bahwa tim asuhan Slot tetap merupakan kandidat utama. “Saya tetap yakin mereka favorit juara Liga Primer dan memiliki peluang besar menjuarai Liga Champions. Tapi musim kedua memang selalu penuh tantangan,” tegasnya.
Tags: Liga Champions Liverpool Arne Slot Musim Transisi Kinerja Liverpool