Pertandingan pekan kelima Serie A mempertemukan dua pelatih tersukses dalam sejarah kompetisi ini, Massimiliano Allegri dan Antonio Conte. Kedua pelatih, yang masing-masing telah meraih 6 dan 5 gelar Scudetto, memimpin tim mereka dalam duel yang tidak hanya berlangsung di lapangan tetapi juga dipenuhi oleh dinamika rivalitas panjang sejak era Juventus dan Milan.
Sejarah rivalry Allegri dan Conte mencerminkan keberhasilan mereka di Serie A, dengan total 11 titel juara. Perjalanan mereka dimulai dari masa lalu di Juventus dan Milan, sebelum Allegri melanjutkan era kemenangan bersama Juventus setelah menggantikan Conte yang sebelumnya membawa tim ke puncak. Kedua pelatih ini telah meninggalkan jejak yang mendalam di Liga Italia, tak hanya melalui hasil tetapi juga melalui berbagai insiden dan ketegangan yang menyelimuti duel mereka selama bertahun-tahun.
Baca juga: Big Match Seru Milan Kontra Napoli di San Siro
Kontroversi Muntari dan Problematika Allegri
Salah satu momen yang paling dikenal dalam rivalitas ini terjadi 12 tahun lalu, tepatnya pada tahun 2012, saat pertandingan antara Juventus dan Milan yang diwarnai oleh insiden gol hantu dari Sulley Muntari. Gol tersebut, yang terbukti tidak valid secara nyata karena berada di dalam garis gawang tetapi tidak dilihat wasit, menjadi momen ikonik dan kontroversial. Pada saat itu, pertandingan berakhir imbang 1-1, dan Juventus akhirnya menjuarai Serie A musim tersebut dengan unggul 4 poin atas Milan, membuka serangkaian kejadian yang akan terus dikenang.
Allegri, yang saat itu melatih Juventus, tidak menyalahkan wasit secara langsung: “Saya tidak menyalahkan wasit, tapi dalam sepak bola, ketika Anda berbicara tentang wasit dan kemudian sebuah insiden memihak lawan... Kita tetap diam, kesombongan bukan bagian dari karakter saya”. Ia kemudian menambahkan, “Mereka yang membuat masalah dan membongkar pertunjukan sendiri, ini pertanyaan yang harus diajukan kepada mereka yang di Juventus”.
Pada pertandingan tersebut, juga ada gol Juventus yang dianulir untuk Alessandro Matri, yang menjadi fokus Conte. Dia menyebut kedua kesalahan wasit tersebut sebagai “Seimbang” dan menutup perdebatan itu. Sebelum pertandingan liga lainnya, Conte menyatakan: “Masalah Allegri jika episode tersebut masih diperdebatkan. Setelah pertandingan langsung itu, kami harus bermain dengan jarak tujuh poin dari Milan, dan kami tidak memperlambat laju Rossoneri. Mereka punya keunggulan tujuh poin, dan mereka berhenti sendiri”.
Baca juga: Preview Pertandingan AS Roma Melawan Hellas Verona: Duel Sengit di Stadio Olimpico
Dampak Rivalitas dan Ekspresi Fenomena di Liga Champions
Pada beberapa tahun kemudian, saat Allegri memimpin Juventus, ketegangan dengan penampilan tim yang menanjak di kompetisi Eropa menjadi sorotan. Sebelum Allegri tiba, saat Conte yang memimpin, hasil tim tidak sebanyak itu. Allegri pernah menyatakan dengan kalimat terkenal, “Ketika saya tiba, pemain-pemain memiliki wajah putih seperti bola ini sebelum melawan Malmo”, yang mengartikan tekanan besar yang dihadapi Juventus dalam kompetisi tersebut.
Selain itu, hubungan mereka juga dikenal melalui pernyataan Allegri yang terkenal, “Saya harus mencoba melakukan sedikit kerusakan sebisa mungkin,” yang kemudian dikritik oleh Conte dalam sebuah wawancara dengan Gazzetta pada 2019. Conte menyatakan, “Saya bukan manajer, saya tidak percaya bahwa tujuan pelatih adalah melakukan kerusakan sekecil mungkin. Saya merasa itu memalukan dan saya ingin memberi dampak besar karena saya sangat disiplin terhadap diri sendiri.”
Dalam konteks perebutan supremasi, pada Maret 2015, Conte yang saat itu melatih tim nasional, menyindir Allegri yang baru saja menggantikan posisi di Juventus. Ia menyebut: “Kalau Juventus ala saya, pasti punya keunggulan 20 poin,” yang tidak lain merupakan sindiran keras terhadap kepemimpinan Allegri. Meski demikian, Juventus di bawah Allegri akhirnya tetap menjuarai Serie A musim tersebut dengan selisih 17 poin dari Roma.
Pertemuan dan peristiwa ini menegaskan bahwa rivalitas Allegri dan Conte jauh lebih dari sekadar duel di lapangan. Mereka menjadi simbol dari berbagai dinamika dan ketegangan yang melingkupi sejarah panjang Serie A.
Tags: Serie A Juventus Allegri Milan Kontroversi sepak bola Conte Rivalitas Pelatih