Benfica's Portuguese coach Jose Mourinho will return to face Chelsea at Stamford Bridge, where he won three Premier League titles (PATRICIA DE MELO MOREIRA)

Mourinho Kembali ke Stamford Bridge dengan Benfica

18 jam lalu | Arka Putra | Olahraga | Sepak Bola | Premier League

Jose Mourinho kembali ke Stamford Bridge dengan Benfica. Ia sebelumnya mengaku sebagai 'The Special One' ketika pertama datang ke Chelsea. Kini, usia 62 tahun, ia membawa misi prestasi baru. Debutnya di Benfica berbuah kemenangan 3-0. Penggemar Chelsea menyambut reuni ini dengan antusias. Mourinho pernah sukses di Liga Champions dan Premier League. Ia ingin memberikan yang terbaik untuk Benfica. Hubungan dekat dengan fans Chelsea pernah terjadi. Momen ikonik termasuk melempar medali setelah membawa Chelsea juara. Pertandingan awal Liga Champions keduanya kalah dari lawan masing-masing. Hal ini menambah kisah menarik dari perjalanan pelatih asal Portugal ini.

Jose Mourinho kembali ke Stamford Bridge pada hari Selasa dengan klub barunya, Benfica, setelah sebelumnya mengaku sebagai "The Special One" saat pertama kali datang ke Chelsea pada tahun 2004. Saat itu, Mourinho menegaskan dirinya sebagai pelatih istimewa, namun kini ia datang dengan sikap yang lebih rendah hati dan altruistik.

Dalam perkenalannya sebagai pelatih Benfica, Mourinho menegaskan bahwa meskipun dianggap mengalami masa sulit beberapa tahun terakhir, ia telah memimpin dua tim ke final Liga Champions, yaitu Porto dan Inter Milan, serta meraih tiga gelar Premier League saat melatih Chelsea, selain sukses di La Liga bersama Real Madrid.

Target Baru dan Dukungan Klub

Misi utama Mourinho kali ini adalah membawa malam-malam besar dan prestasi ke Benfica, setelah sebelumnya dipecat dari klub Turki Fenerbahce pada bulan Agustus. Sekarang, usianya yang ke-62, ingin mempersembahkan trofi dan pengalaman internasional kepada klub Portugal tersebut.

Presiden Benfica, Rui Costa, dikabarkan mengandalkan Mourinho untuk memperkuat posisi dalam pemilihan klub Oktober mendatang. Namun, Costa membantah bahwa penunjukan ini didasari tekanan politik dan menegaskan, "Mourinho adalah pelatih Benfica karena kami percaya dia memenuhi semua kriteria untuk memimpin klub sebesar ini."

Dalam debut keduanya di Benfica, Mourinho langsung meraih kemenangan nyaman 3-0 atas AVS, 25 tahun setelah first spell-nya bersama klub. Setelah itu, Benfica bermain imbang 1-1 melawan Rio Ave di kandang, dan menutup pekan dengan kemenangan 2-1 melawan Gil Vicente pada hari Jumat.

Baca juga: Arsenal Bangkit Garuda, Menang 2-1 di Newcastle

Antusiasme Penggemar dan Tantangan Baru

Penggemar Chelsea pun menyambut kehadiran Mourinho dengan antusias. Mereka menantikan momen bertemu lagi dengan pelatih favorit mereka, meskipun pertandingan ini dinilai tidak terlalu bergengsi karena Benfica bukan lawan terbesar. Klub London tersebut bahkan menaikkan harga tiket untuk pertandingan ini, mencerminkan besarnya antusiasme penonton.

Seperti Mourinho, Chelsea juga mengalami masa sulit dalam beberapa tahun terakhir, dengan Manchester City dan Liverpool mendominasi Liga Inggris. Meski demikian, Chelsea berhasil meraih Piala Dunia Klub dan Liga Konferensi musim panas ini, mengakhiri kekeringan trofi selama empat tahun dan memperoleh trofi terakhir sebelum kekacauan kepemilikan di tahun 2022.

Mourinho mengatakan, "Ada perubahan besar dengan investasi yang gila dan selama beberapa tahun sepertinya mereka kehilangan arah." Ia menambahkan, "Selama beberapa tahun terakhir, sulit. Bagi yang mencintai klub ini, tentu sulit."

Baca juga: West Ham Bersaing Melawan Everton di Era Baru Nuno EspĂ­rito Santo

Relasi dengan Fans dan Momen Ikonik

Mourinho pernah memiliki hubungan yang erat dengan pendukung Chelsea, terutama saat pertama kali melatih di klub tersebut. Ia menebarkan semangat "kami melawan mereka," terutama saat kritik menyasar pengeluaran besar Chelsea di masa Roman Abramovich.

Pada tahun 2006, Mourinho melempar medali Liga Primer dan blazer ke kerumunan di Stamford Bridge setelah memenangkan dua gelar beruntun dengan mengalahkan Manchester United 3-0. Tetapi, saat kembali ke Stamford Bridge bersama Manchester United pada tahun 2017, beberapa suporter melontarkan kata "Judas" kepadanya, dan ia pun kemudian melatih rival Chelsea, Tottenham.

Meski pernah mendapatkan sambutan hangat, hubungan Mourinho dengan para pendukung bisa berubah tergantung jalannya pertandingan. Saat ini, keduanya sama-sama ingin meraih poin pertama di Liga Champions setelah keduanya kalah di pertandingan pembuka, Benfica dari Qarabag dan Chelsea dari Bayern Munich.

Dengan segudang pengalaman dan kontroversi, perjalanan Mourinho di Stamford Bridge tetap menjadi salah satu cerita menarik dalam dunia sepak bola Inggris dan Eropa saat ini.

Tags: Liga Champions Chelsea Stamford Bridge Mourinho Benfica

Artikel Terkait
Berita
Olahraga
Hiburan