Ketika konflik di perbatasan antara Kamboja dan Thailand meningkat, muncul berbagai klaim yang menyatakan bahwa pasukan kedua negara sedang melakukan mobilisasi besar-besaran. Namun, penyebaran gambar dan video yang mendukung klaim tersebut ternyata berasal dari lokasi berbeda dan memiliki konteks yang berbeda dari yang diberitakan. Sekitar dua bulan setelah konflik bersenjata selama lima hari yang menewaskan lebih dari 43 orang, informasi palsu dan gambar yang beredar secara daring memperlihatkan bahwa gambar-gambar tersebut tidak diambil di dekat perbatasan kedua negara tetangga ini, melainkan di Myanmar.
Baca juga: Foto Viral yang Diklaim Dokumentasikan Pembakaran Yazidi oleh ISIS Ternyata Salah Identitas
Gambar yang Salah Diterbitkan dan Fakta di Baliknya
Sebuah postingan Facebook berbahasa Thailand pada 23 September 2025 mengklaim bahwa "Kamboja kali ini menurunkan banyak pasukan di dekat perbatasan,” lengkap dengan gambar menunjukkan sejumlah personel militer di truk pickup yang melintas di jalan. Postingan ini menyebar di berbagai platform media sosial seperti Facebook, Instagram, TikTok, dan Threads, disertai dengan klaim yang mencurigakan terkait mobilisasi pasukan.
Namun, hasil penelusuran visual yang dilakukan AFP menunjukkan bahwa gambar dan video tersebut tidak berasal dari Kamboja atau Thailand, melainkan dari Myanmar. Gambar truk pickup yang digunakan menunjukkan plat nomor yang umum digunakan di Myanmar. Selain itu, video yang beredar memperlihatkan tanda jalan berisi teks dalam bahasa Burma dan Mandarin, serta para personel yang mengenakan rompi dengan lambang bendera Myanmar dan juga lambang kelompok etnis bersenjata, Karen National Union (KNU).
Grafik perbandingan visual menunjukkan bahwa video dan gambar tersebut memiliki karakteristik yang konsisten dengan lokasi di Myanmar, termasuk tanda jalan dan simbol yang ada. Video yang menunjukkan tentara yang dikendarai di belakang truk pickup juga menunjukkan teks dalam bahasa Burma dan Mandarin, mempertegas lokasinya bukan di Kamboja maupun Filipina sebagaimana dipaparkan oleh narasi yang beredar.
Screenshot of the false TikTok post, taken on September 26, 2025, with a red X added by AFP
Sedangkan pada bagian yang lain, gambar kompleks di kota Shwe Kokko, sebuah kota perbatasan di Myanmar timur yang dikenal sebagai pusat kegiatan kriminal dan penipuan siber, digunakan sebagai bukti klaim mobilisasi militer di kawasan yang sebenarnya tidak berkaitan. Tanda lingkaran besar dan struktur yang terlihat di video menunjukkan bahwa pengambilan gambar dilakukan di sana, dengan teks yang berbahasa Burma menyambut pengunjung di kota tersebut.
Shwe Kokko telah menjadi pusat pengembangan yang didukung China, tetapi di saat yang sama juga menjadi lokasi kegiatan ilegal seperti perdagangan narkoba dan perjudian, yang rutin dikebiri oleh aparat dan kelompok milisi lokal melalui operasi penangkapan dan pengusiran warga asing di dalamnya. Lokasi ini dapat diidentifikasi melalui citra satelit yang diambil dari Google Maps, memperlihatkan struktur dan elemen bangunan yang sama dengan yang muncul dalam video yang disebarkan secara palsu.
AFP menegaskan bahwa konten yang beredar ini merupakan bagian dari misinformasi yang menyangkut konflik di perbatasan Kamboja dan Thailand, dan bahwa gambar serta video tersebut tidak memiliki kaitan langsung dengan kejadian nyata di wilayah tersebut. Penelitian visual dan analisis konteks pun menunjukkan bahwa tren penyebaran informasi semacam ini dilakukan untuk memanipulasi persepsi publik terkait situasi di kawasan, yang sedang berlangsung sejak sengketa bersenjata di kawasan tersebut sejak akhir Juli lalu.
Screenshot of the false TikTok post, taken on September 26, 2025, with a red X added by AFP
Screenshot comparison between the video, with car license plate magnified by AFP (L) and Myanmar car license plates on worldlicenseplates.com
Screenshot of the video that shows Burmese- and Chinese-language road signs
Ilustrasi Mobilitas Tentara di Myanmar Disebarkan sebagai Merekonstruksi di Kamboja (4)
Ilustrasi Mobilitas Tentara di Myanmar Disebarkan sebagai Merekonstruksi di Kamboja (5)
Tags: media sosial konflik regional Thailand Disinformasi Myanmar Kamboja