Arema FC mengadakan rangkaian kegiatan doa dan khataman Al-Qur’an dalam memperingati tiga tahun Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan lebih dari 135 orang pada 1 Oktober 2022 lalu.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Kandang Singa, kantor pusat Arema FC, sebagai simbol refleksi dan penghormatan, sekaligus sebagai pengingat agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
General Manager Arema FC, Yusrinal Fitriandi, menegaskan bahwa peringatan ini bukan sekadar acara seremonial. Ia menyatakan, duka yang dialami keluarga korban merupakan luka abadi bagi seluruh keluarga besar Arema FC dan masyarakat sepak bola Indonesia.
"Di hadapan keluarga korban dan seluruh elemen masyarakat, izinkan saya, mewakili Arema FC, untuk sekali lagi menyampaikan bahwa duka ini adalah duka abadi kita bersama," ujarnya.
Baca juga: Real Madrid Kukuhkan Posisi Puncak dengan Kemenangan 0-5 di Kazakhstan
Agenda Peringatan yang Penuh Makna
Manajemen Arema FC menyusun dua rangkaian kegiatan utama untuk mengenang tiga tahun Tragedi Kanjuruhan. Pada Selasa, 30 September 2025, acara dimulai dengan khataman Al Quran bersama lima ustaz dari Yasuka Blimbing, Malang.
Kemudian, pada Rabu, 1 Oktober 2025, doa dilanjutkan dengan Yasinan dan Tahlil bersama masyarakat sekitar kantor Arema FC. Seluruh kegiatan diikuti oleh staf, pelatih, dan akademi sepak bola Arema FC.
Kegiatan ini juga melibatkan personel akademi sebagai upaya edukasi nilai kemanusiaan, agar generasi muda sepak bola memahami arti solidaritas serta menghormati korban tragedi.
Suasana memperingati 1000 hari Tragedi Kanjuruhan yang dihadiri nawak-nawak Malang Raya di depan Gate 13 Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (26/6/2025) malam.
Baca juga: Persib Bandung Tantang Bangkok United di ACL 2 2025
Komitmen untuk Korban dan Transformasi Suporter
Yusrinal Fitriandi menegaskan bahwa peristiwa Tragedi Kanjuruhan harus menjadi titik balik dalam membangun masa depan sepak bola Indonesia yang lebih manusiawi.
Ia menyebutkan, kehilangan keluarga korban tidak dapat tergantikan, namun klub berkomitmen untuk terus berjalan bersama mereka.
"Kami sadar, tidak ada yang bisa menggantikan kehilangan yang ada. Namun, komitmen kami adalah untuk terus membersamai keluarga korban, berjalan beriringan, mendengarkan, dan berupaya sekuat tenaga meringankan beban mereka," ujarnya.
Selain itu, Arema FC bertekad menanamkan tradisi positif tentang perilaku supporter dan membangun hubungan harmonis antar suporter, termasuk Aremania dan klub lain sebagai dasar perubahan budaya sepak bola Indonesia.
"Tragedi ini harus menjadi fondasi untuk membangun masa depan sepak bola yang lebih baik dan manusiawi. Keamanan dan kehormatan di stadion adalah tanggung jawab kita bersama," imbuhnya.
Manajemen juga menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga korban jika langkah-langkah yang diambil selama ini belum sepenuhnya memenuhi harapan. Mereka menegaskan tidak akan berhenti dan akan terus berkomitmen untuk mendukung keluarga korban dan menjalankan semua rencana yang telah dibuat.
Dengan semangat tersebut, Arema FC berupaya menjadi contoh dalam membangun budaya sepak bola yang lebih aman dan penuh rasa hormat.
Tags: Sepak Bola Indonesia Arema FC Penghormatan Kanjuruhan Refleksi