Virgil van Dijk selalu dikenal sebagai pemain yang tenang dan tidak mudah panik, karakter yang menjadi salah satu kekuatannya. Kapten Liverpool ini menunjukkan sikap dingin saat timnya mengalami kekalahan beruntun, meskipun hasil itu tidak memuaskan. "Seharusnya tidak ada kepanikan, tetapi perbaikan perlu dilakukan," tutur Van Dijk setelah kekalahan itu.
Dalam dua pertandingan terakhir, Liverpool menelan kekalahan masing-masing dengan skor 1-0 melawan Galatasaray dan 2-1 dari Crystal Palace. Dengan pertandingan berikutnya melawan Chelsea yang akan digelar akhir pekan ini, kemungkinan besar tren negatif ini tidak berhenti, bahkan bisa menjadi awal dari rekor buruk yang belum pernah dialami Liverpool di masa Arne Slot, dengan kemungkinan tiga kekalahan beruntun.
Baca juga: Formasi Barcelona lawan PSG di Liga Champions
Perubahan Pola dan Tantangan Baru
Hasil-hasil buruk ini mengubah narasi seputar performa Liverpool. Sebelumnya, mereka mampu memenangkan pertandingan dengan performa yang tidak sempurna, namun tetap terlihat istimewa karena tim mampu menyatu dan bermain maksimal saat diperlukan. Kini, tercipta kesan bahwa law of averages mulai memihak lawan. Tidak selamanya pemain mampu mencetak gol di menit-menit akhir, dan ketergantungan terhadap keberuntungan mulai berkurang karena pasokan peluang pun menipis. Dalam kondisi seperti ini, kesulitan menjaga clean sheet bisa berujung hukuman atas kekurangan tersebut.
Situasi ini memperlihatkan bahwa tim yang masih mencari chemistry di setiap bagian sulit untuk tampil konsisten dan dominan, apalagi saat peluang pencapaian besar belum sepenuhnya terwujud.
Steven Gerrard dikenal sebagai legenda dan pernah memimpin Liverpool meraih kemenangan di Istanbul. Van Dijk, meskipun tidak mengalami momen setangguh Gerrard, tetap mencoba menjaga ketenangan dan fokus timnya, meski hasilnya belum sesuai harapan.
Baca juga: Napoli Targetkan Kemenangan Perdana di Liga Champions
Strategi dan Keputusan Pelatih
Pelatih Arne Slot tidak mendapatkan hari terbaiknya di Istanbul. Ia merasa dirugikan oleh keputusan wasit terkait dua penalti yang terjadi, satu untuk Galatasaray yang dicetak Victor Osimhen dan satu lagi milik Liverpool yang kemudian dibatalkan. Slot juga menilai bahwa pemain seperti Mohamed Salah tidak dimainkan karena faktor beban menit bermain yang banyak terbaru ini, demi memastikan performa terbaik pemain bintang itu di akhir musim nanti. Pelatih ini memilih Jeremie Frimpong menggantikan Salah di lini serang kanan, mengingat sedikit pemain lain di skuad yang nyaman bermain di posisi tersebut.
Sementara itu, pilihan dalam mengisi posisi belakang di tempatkan Dominik Szoboszlai sebagai bek kanan, meskipun ini bukan posisi aslinya, dengan alasan bahwa Galatasaray biasanya menurunkan pemain sayap di kanan dan kiri secara bergantian. Tim Turki malah memainkan Baris Yilmaz yang tampil agresif dan menggangu permainan Szoboszlai, keberadaan Yilmaz di lapangan menjadi penentu penghasillah penalti.
Alisson’s injury is a fresh concern for Liverpool (AFP via Getty Images)
Keputusan Slot menaruh kepercayaan pada Szoboszlai di posisi itu dianggap sedikit berisiko, mengingat pemain asal Hongaria ini sedang berusaha menampilkan performa terbaiknya di musim ini. Alisson Becker menjadi pemain kunci yang tampaknya bermain cukup baik, tetapi cedera yang menimpanya menjadi kekhawatiran baru bagi Liverpool. Tak banyak pemain lain yang tampil konsisten, kecuali Virgil van Dijk dan Ryan Gravenberch, sementara Federico Chiesa yang datang sebagai pemain pinjaman juga absen karena cedera.
Giorgi Mamardashvili disebut-sebut akan menjadi pengganti sementara apabila Alisson harus absen di Stamford Bridge. Ada juga desakan untuk menurunkan Andy Robertson menggantikan Milius Kerkez yang sedang mengalami kesulitan, di samping kekhawatiran bahwa Slot kurang percaya penuh pada Frimpong di posisi bek kanan.
Dalam serangan, Alexander Isak masih belum tampil optimal, sebagian besar karena pola bermainnya yang tidak tepat setelah meninggalkan Newcastle. Satu-satunya gol yang dicetaknya musim ini berasal dari pertandingan melawan Southampton di Piala Liga, yang menjadi bukti bahwa ia belum mampu menunjukkan performa terbaiknya. Florian Wirtz juga belum menunjukkan penampilan memuaskan, dan selama ia belum menemukan ritmenya, serta Liverpool belum mendapatkan keseimbangan tim yang tepat, kehadirannya tetap menjadi kendala.
Debut Giovanni Leoni cukup memuaskan, tetapi sayangnya, musim ini harus berhenti lebih cepat karena cedera. Ibrahima Konate pun sering tampil tidak konsisten, dan kepergian Marc Guehi, pemain yang seharusnya bisa menambah kekuatan lini belakang, menjadi kehilangan besar bagi Liverpool di musim ini.
Pencarian kekuatan di lini belakang dan keseimbangan tim terus dilakukan. Slot berusaha melakukan rotasi pemain yang lebih baik daripada musim lalu tanpa mengorbankan hasil. Tantangan utama adalah menjaga kondisi pemain tetap segar dan bugar, serta mengintegrasikan pemain baru seperti Isak dan Wirtz ke dalam tim. Ada kekhawatiran bahwa tim mulai terlihat tertekan dan kehilangan kendali, sehingga perlu upaya keras untuk kembali mengembalikan performa terbaik.
Pelatih dan analis membandingkan gaya permainan Liverpool saat ini dengan permainan bola basket karena terlalu banyak transisi cepat dan serangan balik. Slot dikenal sebagai pelatih yang lebih mengutamakan soliditas, tetapi faktor menyerang juga menjadi fokus utama. Musim lalu, Liverpool mampu tampil memukau baik di Liga Primer maupun fase grup Liga Champions. Kini, perjalanan mereka menjadi lebih menantang dan berisiko, seperti yang ditunjukkan dalam dua pertandingan terakhir ini, yang memperlihatkan bahwa perjalanan mereka ke babak 16 besar tidak lagi berjalan mulus. Destinasi mereka di Liga Champions kini menghadapi tantangan lebih besar dan perjalanan yang lebih berliku.
Florian Wirtz continues to underwhelm in his early Liverpool career (AFP via Getty Images)
Tags: Liga Champions Liverpool Cedera pemain Arne Slot kekalahan beruntun