PREVIEW | PSG and Barcelona: A shared history fuels modern rivalry

Pertemuan Ikonik PSG dan Barcelona: Rivalitas Panas di Liga Champions

1 jam lalu | Arka Putra | Olahraga | Sepak Bola | Champions League

Pertemuan PSG dan Barcelona di Liga Champions penuh sejarah dan rivalitas panjang. La Remontada menjadi titik balik hubungan dua tim. Transfer besar dan perbedaan gaya jadi hal menonjol. Rivalitas ini terus berkembang hingga saat ini.

Paris Saint-Germain akan bertandang ke Estadi Olímpic Lluís Companys untuk menghadapi FC Barcelona malam ini dalam fase grup Liga Champions. Ini akan menjadi pertemuan ke-16 yang penuh rivalitas antara kedua tim, yang telah dikenal memiliki hubungan yang penuh ketegangan selama lebih dari satu dekade, baik di dalam maupun luar lapangan.

Berbeda dengan beberapa pertandingan terakhir, suasana sebelum pertandingan kali ini cenderung lebih tenang. Hal ini dikarenakan biasanya lebih banyak hal yang dipertaruhkan saat PSG bertemu Barcelona. Dari 15 pertemuan sebelumnya, hanya dua yang berlangsung di fase grup Liga Champions; sisanya di babak gugur, termasuk satu pertandingan di final Piala Winners 1996/97 yang dimenangkan Barcelona dengan skor 1-0.

Ketika pertandingan ini berlangsung di putaran kedua fase grup, hasilnya diperkirakan tidak akan menentukan nasib kedua tim di kompetisi. Namun, yang dipertaruhkan adalah harga diri dan semangat kompetisi yang melekat pada setiap pertandingan sepak bola. Jules Koundé, pemain belakang dan pemain internasional Prancis Barcelona, menyampaikan bahwa "Ada banyak sejarah dan hal-hal yang terjadi di balik layar" sebelum laga ini.

La Remontada: Titik Balik Rivalitas

Mulai dari saat PSG menjadi salah satu klub terkaya di Eropa pasca pengambilalihan oleh QSI pada 2011, rivalitas antara PSG dan Barcelona berkembang pesat. Mereka pernah bersaing dalam pasar transfer, seperti perebutan Thiago Silva pada 2012 dan Marquinhos pada 2013, di mana PSG keluar sebagai pemenang dalam perebutan keduanya. Di lapangan, keduanya sering bertemu di Liga Champions, meski Barcelona lebih dominan.

Namun, peristiwa yang menjadi titik balik rivalitas ini adalah "La Remontada". Pada tahun 2017, PSG mengalami kekalahan memalukan 6-1 di kandang sendiri dari Barcelona, yang menjadi kekalahan pertama dalam sejarah Liga Champions bagi tim yang sebelumnya unggul 4-0 di leg pertama. Dalam pertandingan itu, Barcelona yang dipimpin Lionel Messi, Neymar Jr., dan Luis Suárez, serta pelatih Luis Enrique, melakukan comeback epik dan mencetak enam gol, sementara PSG gagal bangkit dari ketertinggalan.

Sejak malam tersebut, PSG bertekad membalas dendam atas kekalahan tersebut. Pada bursa transfer berikutnya, PSG mengejutkan dunia dengan memecahkan rekor transfer global untuk Neymar, sebesar €222 juta, guna melepas pemain Brasil itu dari Barcelona. Barcelona mencoba menghalangi transfer secara hukum, namun gagal mencegah kedatangan Neymar ke Paris.

Baca juga: Mario Melchiot Tegaskan Blues Harus Lebih Cerdas Hindari Kartu Merah

Pertarungan Transfer: PSG vs Barcelona

Kepergian Neymar ke PSG meninggalkan luka di hati Barcelona. Tidak lama setelah itu, pada 2021, Barcelona kembali berduka ketika gagal memperpanjang kontrak Lionel Messi yang telah menjadi ikon klub sejak muda. Sang pemain memutuskan hengkang secara gratis dan segera diperebutkan PSG, yang mengamankan tanda tangan Messi.

Meski PSG tidak bertanggung jawab langsung atas kepergian Messi dan Neymar di 2023, suasana tersebut memperkuat anggapan bahwa mereka selalu mengintai saat klub Catalan kehilangan pemain utama. Ketika Messi dan Neymar hengkang, PSG juga merekrut Ousmane Dembélé dari Barcelona dengan biaya €50 juta, mengikuti klausul pelepasan pemain tersebut.

Dembélé, dari ketiga transfer tersebut, adalah yang paling tidak menyakitkan Barcelona. Mereka sedih kehilangan pemain yang mereka rekrut seharga rekord klub €135 juta sebagai pengganti Neymar, tetapi kurang tampil konsisten karena sering cedera parah. Meski demikian, Dembélé justru berhasil meraih kesuksesan di PSG, termasuk memenangkan Liga Champions dan Ballon d’Or.

Baca juga: Manchester United Siapkan Alternatif Jika Kobbie Mainoo Tinggalkan di Januari

Pengaruh Barcelona dalam Kesuksesan PSG

Tak perlu menggunakan mikroskop untuk melihat kemiripan antara Barcelona dan keberhasilan pertama PSG di Liga Champions. Mulai dari pemain seperti Dembélé hingga pelatih seperti Luis Enrique, gaya permainan keduanya sangat mirip. PSG kini bermain sebagai tim kolektif yang fluid, berputar dan bergerak dinamis di lapangan.

Ketika Luis Enrique mengantarkan PSG menang dari Barcelona di babak perempat final Liga Champions 2023/24, dia menyatakan, "Tanpa ragu, itu saya. Bukan opini, lihat statistik, dalam penguasaan bola, peluang, pressing, dan trofi... Orang lain mungkin berbeda pendapat, tapi itu pasti saya."

Koundé benar, terdapat banyak sejarah dan kisah panjang di antara PSG dan Barcelona. Dari pemain legendaris, pertandingan ikonik, hingga gaya bermain dan pelatih, semuanya memperkuat rivalitas yang penuh warna ini. Bahkan, ketidaksenangan terhadap satu sama lain sering muncul sebagai efek bayangan, dimana perbedaan mereka semakin terpampang dan menciptakan ketegangan yang sulit dihindari.

GFFN | Nick Hartland

Tags: Liga Champions Sejarah Klub Rivalitas Sepak Bola Transfer Transfers Pertandingan Ikonik

Artikel Terkait
Berita
Olahraga
Hiburan