Walaupun sudah tampil di Liga Champions, suasana seakan-akan menghadapi Liga Europa tetap terasa ketika jadwal pertandingan Spurs diumumkan dari komputer utama UEFA. Tim-tim seperti Villarreal, Frankfurt, Monaco, Copenhagen, dan Bodo/Glimt bukanlah lawan-lawan yang diimpikan secara glamour. Namun, Spurs harus tampil maksimal seperti mereka berada di kompetisi level tertinggi, sebuah standar yang gagal mereka penuhi saat menghadapi Bodo/Glimt di Norwegia.
Pada Selasa malam, dalam banyak momen, kondisi permainan seperti tur Eropa tahun lalu yang dipimpin oleh Ange Postecoglou. Tim tampil tanpa kontrol, tanpa pola permainan yang jelas, dan dasar-dasar sepak bola elit tampak hilang. Bahkan, lini starting lineup Spurs tetap sama dengan yang biasanya, tanpa adanya pemain baru yang dipasang, menampilkan wajah-wajah lama dan kelemahan yang sama.
Kami beruntung saat jeda babak pertama, skor imbang 2-2. Ketika tim Norwegia menggandakan keunggulan, kebanyakan orang merasa kecewa dan mulai mempersiapkan analisis mendalam yang menyakitkan. Namun, sesuatu yang luar biasa terjadi. Tim yang tampaknya tidak mampu bangkit ini, tidak menyerah begitu saja.
Pemain-pemain baru yang langsung diturunkan meningkatkan suasana dan energi permainan secara instan. Xavi Simons menunjukkan momen-momen harapan dengan kemampuannya menarik pelanggaran dan menghubungkan permainan, yang jauh lebih baik dibandingkan Lucas Bergvall yang energinya lebih ke puppy-like. Mohammed Kudus di sisi kanan berhasil menekan bek lawan hingga keletihan, sementara Archie Gray, pemain yang sebelumnya belum banyak dikenal, mulai menunjukkan tanda-tanda penting dalam jersey Spurs.
[BBC]
Pertandingan bergulir dengan fluktuasi, namun setiap serangan yang mengarah ke Spurs menjadi lebih kuat dan lebih berbahaya, hingga akhirnya muncul harapan akan gol penyama kedudukan. Meskipun ada masalah mendasar di tim Tottenham, saat pemain-pemain baru bergabung di lapangan, mereka mampu menghadapi tantangan dan terus berjuang.
Pelatih Thomas Frank jelas sedang belajar setiap menit bahwa banyak hal yang harus diperbaiki, namun rasa lapar dan keinginan tetap terlihat jelas di wajah para pemain. Itu adalah fondasi yang solid, dan memperoleh empat poin dari dua pertandingan Liga Champions merupakan sebuah kemajuan. Ke depan, mereka perlu menghindari nuansa Liga Europa yang terlalu kental dan fokus mengejar kesuksesan di level ini.
Selalu ikuti berita terbaru dari Bardi di The Extra Inch.
Tags: Liga Champions Tottenham Performa Tim Liga Europa Bodo/Glimt