Terence Crawford mencatatkan prestasi gemilang setelah mengalahkan Saul "Canelo" Alvarez dalam pertarungan yang berlangsung pada 13 September. Dalam duel yang berlangsung di Riyadh, Crawford keluar sebagai pemenang dengan keputusan mutlak, merebut gelar WBO dan mempertahankan reputasinya sebagai petarung kelas dunia.
Sejumlah momen penting terjadi selama pertarungan tersebut. Crawford menunjukkan performa apik, mampu bertahan di tengah serangan agresif Alvarez yang berusaha merebut kemenangan dengan berbagai kombinasi pukulan. Pada akhirnya, Crawford berhasil mengatasi Alvarez melalui keunggulan poin selama 12 ronde, yang memastikan kemenangan di akhir pertarungan.
Hasil ini menandai kemenangan terbesar dalam karier Crawford, sekaligus menjadi sejarah karena ia menjadi petarung pertama yang meraih gelar juara dunia di tiga divisi berbeda secara unabgudah di era empat sabuk. Pertarungan ini juga menjadi sorotan karena proses negosiasi yang panjang dan penuh tantangan, di mana Crawford harus berjuang melawan kendala komunikasi dan kendala negosiasi yang berlangsung selama berjam-jam di Riyadh.
Baca juga: Pertarungan Menegangkan Hughes vs Nurmagomedov di Dubai
Perjalanan Menuju Pertarungan Bersejarah
Awalnya, Crawford tidak mendapatkan lampu hijau dari pihak promotor dan pejabat Saudi terkait niatnya untuk naik ke kelas welter super (154 pound) dan menghadapi Alvarez. Namun, dengan tekad kuat dan negosiasi yang alot, Crawford akhirnya mendapatkan peluang melawan petarna asal Meksiko tersebut, meskipun sempat menuai keraguan dari berbagai pihak bahwa langkah ini terlalu berisiko dan melelahkan secara fisik.
Dalam wawancara di podcast 'The Art of Ward', Crawford mengungkapkan, "Turki, dia awalnya tidak ingin pertarungan ini karena perbedaan ukuran. Sama seperti orang lain: 'Perbedaan ukuran.' Dia bilang, 'Kamu bisa bertarung di kelas yang lebih kecil dan itu lebih aman bagimu. Saya rasa kamu tidak seharusnya naik dua kelas dan menghadapi Alvarez.' Tapi saya katakan, 'Tidak, itu yang saya mau. Saya tidak mau bertarung melawan yang lain. Itu yang saya inginkan.'"
Negosiasi yang dilalui Crawford berlangsung sangat berat, dengan proses panjang di Riyadh yang menguji kesabaran dan ketekunan. Ia bahkan harus berjuang tanpa didampingi perwakilan selama hampir sembilan jam di ruang negosiasi bersama pejabat Saudi dan Turki Alalshikh, yang saat itu masih berupaya mencapai kesepakatan yang adil.
Hingga akhirnya, Crawford dan pihak promotor berhasil sepakat, meski tidak sepenuhnya sesuai keinginannya, tetapi cukup untuk mengakhiri proses panjang tersebut. Dengan kemenangan ini, Crawford tidak hanya memperkaya daftar prestasinya, tetapi juga mencatatkan sejarah sebagai petinju pertama di era empat sabuk yang meraih gelar juara di tiga divisi berbeda secara berurutan.
Dalam perjalanannya, Crawford menunjukkan ketangguhan dan kepercayaan diri yang besar, meskipun perjalanannya penuh tantangan dan perjuangan di ruang negosiasi. Prestasi ini menjadi bukti bahwa tekad dan keberanian untuk menghadapi tantangan terbesar dapat membuahkan hasil cemerlang di dunia tinju profesional.
Tags: Crawford tinju dunia Alvarez pertarungan bersejarah Saudi Arabia