An aerial picture which shows a large tanker ship. It is white and burgundy. There are two masked soldiers in camouflage on the ship which is in the middle of the ocean. The name of the ship, Boracay, is clearly marked on it.

Prancis Gagalkan Penggunaan Kapal Minyak Rusia untuk Hindari Sanksi

1 jam lalu | Bagas Pratama | Berita | Berita Internasional

Pasukan Prancis menangkap kapal minyak Rusia yang diduga bagian dari armada bayangannya. Kapal tersebut berlayar dari Rusia dan melewati beberapa negara Eropa. Drone-drones tak dikenal menyebabkan gangguan besar di Denmark minggu lalu. Pengambilalihan kapal ini menambah ketegangan dalam situasi keamanan wilayah. Presiden Macron menyatakan bahwa awak kapal melakukan pelanggaran serius. Sanksi internasional terhadap Rusia dipenuhi dengan upaya Rusia mengelak. Armada bayangan Rusia diduga berisi ratusan kapal aktif di pelabuhan asing. Kapal Boracay memiliki identitas yang kompleks dan pernah ditahan otoritas Estonia. Insiden ini terjadi di tengah ketegangan Eropa yang meningkat akibat tindakan Rusia dan kekhawatiran keamanan. Para pemimpin Eropa mencari langkah nyata untuk memperkuat pertahanan bersama menghadapi ancaman udara dari Rusia.

Pasukan Prancis telah mengepung sebuah kapal minyak yang diduga bagian dari "armada bayangan" Rusia, yang digunakan untuk mengelak dari sanksi internasional terkait perang di Ukraina.

Kapal Boracay, yang meninggalkan Rusia bulan lalu, berada di lepas pantai Denmark saat drone tak dikenal memaksa penutupan sementara beberapa bandara minggu lalu. Kini, kapal tersebut telah berlabuh di perairan barat Prancis selama beberapa hari.

Baca juga: Penangkapan Tiga Terduga Hamas di Jerman Terkait Rencana Serangan

Insiden dan Perkembangan Terkini

Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan di sebuah sidang puncak EU di Kopenhagen bahwa awak kapal telah melakukan "pelanggaran serius". Ia tidak merinci pelanggaran apa yang dimaksud.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan bahwa Rusia tidak mengetahui keberadaan kapal tersebut.

Agensi berita AFP melaporkan bahwa sumber menyebutkan kapal tersebut telah dinaiki oleh personel militer Prancis pada hari Sabtu.

Macron menegaskan bahwa ia tidak ingin menyimpulkan apakah kapal tersebut digunakan sebagai platform untuk pelaksanaan drone yang menyebabkan gangguan besar di Denmark minggu lalu.

Pengadilan di Brest telah membuka penyelidikan atas dua tuduhan: menolak perintah berhenti dan tidak memberikan penjelasan terkait kewarganegaraan bendera kapal.

Sejumlah negara Barat telah memberlakukan sanksi terhadap energi Rusia dengan membatasi impor dan membatasi harga minyak Rusia setelah invasi skala penuh Rusia ke Ukraina dimulai pada 2022.

Baca juga: Kasus Keracunan Massal Vodka Ilegal di Rusia Tewaskan 25 Orang

Upaya Rusia Mengelak dari Sanksi Melalui Armada Bayangan

Untuk menghindari sanksi ini, Moskow membangun apa yang disebut sebagai "armada bayangan" berisi kapal tanker yang kepemilikan dan pergerakannya bisa disembunyikan.

Diperkirakan, Rusia memiliki ratusan kapal tanker yang didaftarkan di negara asing dan digunakan untuk mengekspor bahan bakar minyaknya. Macron menyebutkan bahwa armada bayangan Rusia meliputi antara 600 hingga 1.000 kapal.

Kapal Boracay, juga dikenal dengan nama Pushpa dan Kiwala, merupakan kapal yang berbendera Benin namun sudah terdaftar dalam daftar sanksi Inggris dan UE terhadap Rusia.

Capain tahun ini oleh otoritas Estonia karena berlayar tanpa bendera negara yang sah.

Kapal ini berangkat dari pelabuhan Primorsk di Rusia dekat Saint Petersburg pada 20 September dan menyeberangi Laut Baltik serta melewati Denmark, sebelum masuk Laut Utara dan melanjutkan perjalanan melalui Terusan Inggris.

Sesuai data dari situs pelacakan Marine Traffic, kapal tersebut dijadwalkan tiba di Vadinar, wilayah barat laut India, pada 20 Oktober. Akan tetapi, kapal tersebut diikuti oleh kapal perang Prancis setelah mengelilingi pantai Brittany, kemudian berbalik arah ke timur menuju pantai Prancis.

Para pemimpin Uni Eropa sedang berkumpul di Kopenhagen untuk membahas peningkatan pertahanan Eropa pasca serangkaian pelanggaran wilayah udara oleh Rusia dan beberapa hari setelah drone menargetkan bandara Denmark.

Bandara Kopenhagen dan beberapa bandara serta situs militer di semenanjung Jutland mengalami gangguan drone pekan lalu.

Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen menyatakan, "Dari perspektif Eropa, hanya satu negara yang ingin mengancam kami, dan itu Rusia. Oleh karena itu, kami membutuhkan jawaban yang sangat kuat."

Walaupun tidak menemukan bukti bahwa Rusia terlibat dalam gangguan drone minggu lalu, Frederiksen mengaitkannya secara eksplisit dengan serangan hibrida lain seperti drone Rusia di atas Polandia.

Kejadian tersebut, menurutnya, harus dilihat dari sudut pandang Eropa, dan menambahkan bahwa insiden tersebut meningkat secara signifikan di negara-negara di tepi timur UE, seperti Polandia dan Estonia.

Banyak negara anggota UE telah mendukung rencana pembangunan "tembok drone" berlapis-lapis untuk mendeteksi, melacak, bahkan menghancurkan drone Rusia secara cepat.

Tags: politik internasional Rusia Eropa keamanan global sanksi ekonomi

Artikel Terkait
Berita
Olahraga
Hiburan