Transfer Victor Osimhen ke Galatasaray telah memicu perdebatan di seluruh Eropa. Dengan nilai €75 juta, itu menjadi rekor penandatanganan bagi klub Turki tersebut dan terbukti menjadi investasi yang memuaskan. Saksikan dia menghancurkan Liverpool di Liga Champions di Rams Park menambah keyakinan bahwa klub-klub elit Premier League mungkin telah melewatkan peluang emas. Berkat ulasan dari The Athletic, konteks luas mengenai kisah ini turut tersaji secara lengkap.
Pengaruh Osimhen di Istanbul
Okan Buruk mengungkapkan betapa pentingnya kedatangan Osimhen: “Kami mengeluarkan banyak uang. Rasanya seperti keajaiban bagi klub Turki bisa menandatangani pemain seharga €75 juta.” Kata ‘keajaiban’ mungkin terdengar berlebihan, namun bagi klub yang sebelumnya memegang rekor transfer di bawah €20 juta, keberhasilan ini benar-benar berubah drastis.
Pengaruh Osimhen langsung terasa. Dalam pertandingan melawan Liverpool, dia mendominasi pertahanan lawan dengan kecepatan, kekuatan, dan gerakan cerdas. Gol penalti yang dia cetak memastikan kemenangan, tetapi penampilannya ditandai dengan lari tanpa henti dan kesadaran tajam. Salah satu momen paling menonjol adalah saat dia melihat Alisson keluar dari garis dan mencoba lob berani yang melambung tepat di atas gawang.
Galatasaray memang tidak bertransaksi secara gegabah. Mereka sudah pernah menikmati ketajaman Osimhen ketika pinjaman dari Napoli musim lalu, di mana ia mencetak 37 gol dalam 41 pertandingan. Buruk mengaku sempat ragu-ragu menilai kesiapan Osimhen saat melawan Liverpool, tetapi meskipun kurang maksimal, pemain ini tetap tampak tak terkalahkan.
Kebimbangan Premier League
Pertanyaan yang muncul tentu saja: mengapa tidak ada klub Premier League yang mengejar Osimhen? Catatan golnya melawan tim Inggris cukup mencolok. Ia sudah membukukan enam gol dalam enam pertandingan melawan klub Liga Inggris, termasuk Tottenham, Leicester, Chelsea, dan Liverpool.
Liverpool sendiri pernah mempertimbangkan Osimhen, namun Arne Slot mengatakan kepada wartawan bahwa mereka lebih memilih mengincar Hugo Ekitike dan Alexander Isak, menurut Liverpool Echo. Arsenal memilih Viktor Gyokeres setelah penampilannya yang produktif di Portugal. Chelsea memilih Joao Pedro dan Liam Delap. Manchester United memilih Benjamin Sesko, sementara Newcastle membidik Nick Woltemade setelah kehilangan Isak. Tidak satu pun dari mereka yang memiliki rekam jejak gol seperti Osimhen.
Alasan penundaan tersebut bisa dipahami. Biaya €75 juta tergolong besar, gajinya sebesar €15 juta per tahun ditambah €5 juta dari hak citra menempatkan dia di posisi pemain dengan penghasilan tertinggi di Eropa. Selain itu, ajang Africa Cup of Nations mengganggu jadwal. Catatan cedera pemain yang kerap muncul juga menjadi kekhawatiran.
Karakter dan Ikatan Emosional
Selain aspek finansial dan medis, muncul keraguan terhadap karakter Osimhen. Namun dalam klub seperti Galatasaray, klaim tersebut ditolak. Sumber dari klub menyebutnya sebagai figur yang mampu menyatukan ruang ganti dan memperkuat ikatan dengan penggemar. Buruk menegaskan bahwa hubungan Osimhen dengan suporter sangat kuat. “Dia mencintai suporter kami, dan mereka mencintainya. Ada koneksi yang sangat besar. Dia sangat bahagia di sini,” ujarnya.
Mengapa Klub Premier League Gagal Dapatkan Osimhen? (1)
Di luar lapangan, kerendahan hati Osimhen juga diakui. Ketika dia mendengar tentang seorang penggemar muda yang bermimpi bertemu dia setelah menjalani operasi, dia mengundang keluarga tersebut ke sesi latihan dan memberikan kaos pertandingan yang pernah dikenakannya. Gestur kecil ini menunjukkan kepribadiannya yang positif dan komitmennya terhadap pendukung.
Baca juga: Chelsea Kembali Raih Kemenangan di Liga Champions
Implikasi Masa Depan
Osimhen sebenarnya bisa saja memilih bergabung dengan klub Arab Saudi, terutama saat Al Hilal menawarkan paket gaji hampir dua kali lipat dari Galatasaray. Namun, dia memilih klub dan kota yang memberi rasa dihargai. Gajinya sekitar €400.000 per minggu, dan dengan peraturan pajak di Turki, nilai ini menjadi lebih nyaman secara finansial. Keputusan ini lebih dari sekadar uang—ini tentang rasa memiliki dan kepercayaan.
Klub-klub Premier League mungkin merasa menyesal. Di musim panas ini, Arsenal, Chelsea, Liverpool, Manchester United, dan Newcastle semuanya mencari penyerang yang terbukti tajam. Galatasaray pun mengambil peluang tersebut, dan Osimhen sudah membayar kepercayaan mereka. Seorang sumber dari Timur Tengah menyebut, “Ini seperti keajaiban,” tetapi sebenarnya ini adalah hasil visi jauh ke depan.
Baca juga: Liverpool Belum Sambungkan Ekitike dan Isak, Siapa yang Lebih Utama?
Analisis EPL Index
Dari sudut pandang pendukung Liverpool, sikap tidak mengejar Osimhen terasa aneh. Melihat dia kembali mencetak gol melawan klub Inggris cukup menyebalkan. Mereka mengandalkan Hugo Ekitike, pemain muda penuh potensial tapi belum terbukti, dan meskipun Isak berkualitas, menggaetnya dari Newcastle tanpa perang penawaran sulit dicapai.
Liverpool butuh penyerang lain dengan kemampuan finishing mematikan. Darwin Núñez belum konsisten, Cody Gakpo sering tidak stabil, dan Mohamed Salah meskipun tetap produktif, tak bisa terus menanggung beban seorang diri. Setelah kehilangan Diogo Jota musim panas ini, skuad membutuhkan kedalaman dan bintang nyata. Osimhen mampu memenuhi kedua kebutuhan tersebut.
Para penggemar sering melihat transfer sebagai kombinasi emosi dan logika. Kisah Osimhen, energinya, dan kemampuannya mengangkat tim pasti menyatu dengan fans. Gaji dan nilai transfernya mungkin tinggi, tetapi ketika Arsenal membayar mahal Gyokeres dan United berbisnis dengan Sesko, tetap ada kesan bahwa Liverpool melewatkan solusi yang sudah matang.
Osimhen memilih Galatasaray karena kenyamanan dan ikatan emosional. Namun, andai Liverpool bergerak lebih agresif, mungkin dia masih bisa dipikat. Menyaksikannya mengoyak pertahanan Alisson di Istanbul menjadi pengingat pahit akan apa yang seharusnya terjadi. Untuk tim yang bersaing di banyak kompetisi, ini bisa menjadi salah satu kisah ‘what if’ terbesar di jendela transfer.
Tags: Premier League Galatasaray Victor Osimhen Transfer Liga Champions