Setelah dua tahun di bawah kepemimpinan Steve Bruce, yang selama ini menjanjikan masa depan cerah namun akhirnya tak kunjung terwujud, mulai terlihat adanya keretakan dalam fondasi tim Sunderland. Bruce, yang pernah menjual Jordan Henderson dan meminjamkan Asamoah Gyan, serta melakukan sejumlah transfer yang dinilai kurang menginspirasi, menghadapi tekanan besar setelah kekalahan di awal musim di Derby melawan rival sekota. Meski demikian, suasana di Stadium of Light sempat membaik usai kemenangan 4-0 atas Stoke dalam pertandingan kelima Liga Primer tersebut.
Kinerja Buruk dan Ketegangan di Lapangan
Namun, kekalahan 1-2 dari Norwich di laga tandang memperburuk suasana. Bahkan, ketika West Brom memimpin 2-0 dalam lima menit awal di Stadion of Light, situasi tampaknya sempat meledak. Tim tuan rumah mampu menyamakan kedudukan 2-2 berkat gol Nicklas Bendtner dan Ahmed Elmohamady dalam tiga menit di babak pertama. Sayangnya, performa buruk ini mendapat sorakan dan kekecewaan dari suporter di akhir pertandingan, di mana Bruce mendapat chant “you’ll be getting sacked in the morning” dan sebagian suporter meneriakkan “Bruce Out”.
Usai laga, Bruce kembali tampil defensif, menyalahkan dukungan suporter atas awal musim yang kurang memuaskan dan menilai mereka hanya ingin melihat tim bermain dan meraih kemenangan. Ia mengungkapkan, “Saya benar-benar melihat ke beberapa wajah untuk melihat apakah mereka bisa merespons dan mereka melakukannya. Mayoritas dari mereka, seperti dua anak muda dari Birmingham, mengerti seberapa sulit bermain untuk Sunderland. Ada ekspektasi besar, lebih dari yang pantas, tapi itulah kenyataannya,” katanya.
Baca juga: Prediksi Peter Crouch: Liverpool Akan Kalahkan Chelsea
Ekspektasi yang Berlebihan dan Realitas di Sunderland
Para pemain seperti Wes Brown dan John O’Shea bahkan mengungkapkan kekagetan mereka menghadapi tingkat tekanan yang tinggi. Meskipun tahun lalu mereka sempat finis di posisi 10 besar, suasana panas di North-East terus membayangi. Ekspektasi besar dari klub sekota seperti Arsenal, Manchester United, Chelsea, dan Liverpool menjadi hambatan tersendiri. Mereka mengakui bahwa tekanan akan selalu ada, karena dukungan dan jumlah penonton yang besar memperkuat citra dan harapan terhadap Sunderland sebagai klub besar.
Perjalanan Sulit Sunderland di Awal Musim Premier League
Namun, secara performa, awal musim Sunderland cukup buruk dan sejumlah pemain anyar belum mampu mengangkat performa tim yang tetap mengakhiri musim sebelumnya di posisi 10 besar namun sempat mengalami rentetan hasil buruk yang cukup parah. Secara defensif, lini belakang tim terlihat rapuh dan permainan seluruh skuad tampak tidak terorganisasi dan minim ide.
Baca juga: Premier League Pertimbangkan Sistem Keuangan Baru
Ketidakpastian dan Ketegangan di Dalam Klub
Situasi semakin memanas karena tinggal tiga pertandingan kandang terakhir bagi Bruce sebagai manajer Sunderland. Meski begitu, tidak ada yang menyalahkan sepenuhnya, dan suasana semakin tegang menyusul kabar tentang rencana kepergian Niall Quinn dari klub. Setelah klub diakuisisi oleh Ellis Short, Quinn digantikan sebagai ketua, sementara perannya sebagai Kepala Pengembangan Internasional hanya berlangsung singkat. Meskipun Quinn tetap positif dan menyatakan, “Dia akan menjadi ketua yang luar biasa dan mengambil peran ini menunjukkan ambisinya terhadap klub,”
Short pun mendukung keputusan tersebut, menganggapnya sebagai langkah cerdas sesuai aturan fair play finansial yang akan berlaku. Ia meyakinkan fans bahwa posisi inti di klub tetap sama dan bahwa Quinn tetap akan berperan penting dalam memperkenalkan Sunderland secara global. Meski demikian, langkah pengambilalihan dan perombakan di level manajemen menambah ketidakpastian dan ketegangan yang terus berlanjut di stadion yang penuh harapan ini.
Dengan berbagai dinamika internal dan performa di lapangan yang tidak memuaskan, masa depan Sunderland di Premier League semakin dipertanyakan, sementara manajemen berusaha menenangkan situasi di tengah tekanan besar dari seluruh elemen klub dan fans.
Perjalanan Sulit Sunderland di Awal Musim Premier League (1)
Tags: Premier League Sunderland Manajemen Kinerja Ekspektasi Fans