Keputusan terkait kemungkinan penghapusan aturan Profit and Sustainability Rules (PSR) yang kontroversial di Liga Primer dan pengadopsian sistem alternatif sedang dipersiapkan, menurut CEO Richard Masters.
Regulasi saat ini, yang diperkenalkan pada musim 2015-16 untuk membatasi pengeluaran klub, mengizinkan kerugian hingga £105 juta selama siklus laporan tiga tahun.
Namun, aturan ini mendapatkan kritik dari beberapa klub papan atas karena dianggap membatasi kemampuan mereka untuk berinvestasi.
BBC Sport melaporkan bahwa keputusan terkait perubahan aturan kemungkinan akan diambil dalam sebuah pertemuan di bulan November.
Meski begitu, pada bulan Februari lalu, klub-klub memilih untuk melanjutkan penggunaan PSR untuk musim saat ini.
Dalam pengaturan ini, sistem rasio biaya skuad (SCR) juga diadopsi oleh Liga Primer secara tidak mengikat dan bersifat sementara.
SCR mirip dengan aturan keuangan UEFA yang sudah ada dan memungkinkan klub untuk mengeluarkan biaya hingga persentase tertentu dari total pendapatan mereka untuk biaya terkait skuad.
Sembilan dari 20 klub di liga sudah harus mematuhi SCR UEFA setelah mereka lolos ke kompetisi Eropa. Chelsea dan Aston Villa mendapatkan denda dari UEFA pada bulan Juli karena melanggar aturan tersebut.
Menanggapi pertanyaan tentang SCR pada konferensi olahraga Leaders di London, Masters menyatakan, "Kami sedang berdiskusi dengan klub kami tentang sistem alternatif. Ini tidak berarti kami tidak yakin dengan sistem PSR."
Dia menambahkan, "Ke depannya, ini tentang mendekatkan sistem dengan regulasi Eropa, yakni rasio biaya skuad yang menjadi sebuah tes pendapatan. Di UEFA, saat ini diatur pada 70%. Sistem kami akan sebesar 85% karena kami selalu ingin klub kami memiliki kemampuan untuk berinvestasi."
Masters juga menegaskan, "Liga Primer dibangun di atas investasi yang didukung aliran modal internasional. Kami tidak ingin hal tersebut terkendala."