Operasi penerbangan di Bandara Munich kembali normal setelah gangguan akibat penampakan drone di awal pekan. Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius mengimbau masyarakat untuk tetap tenang menyusul insiden melihat drone di beberapa bandara utama negara tersebut.
Drone terlihat pada Kamis dan Jumat malam di Bandara Munich, bandara terbesar kedua di Jerman, menyebabkan penutupan sementara penerbangan yang berdampak pada ribuan penumpang. Puluhan penerbangan dialihkan atau dibatalkan, dan sekitar 10.000 orang harus menginap di bandara. Fasilitas seperti tempat tidur, selimut, dan makanan disediakan, sementara toko-toko tetap buka di malam hari.
Selama Sabtu, dari lebih 1.000 jadwal keberangkatan dan kedatangan, maskapai membatalkan sekitar 170 penerbangan karena alasan operasional, sementara penerbangan lainnya mengalami penundaan. Namun, pada Minggu pagi, kondisi mulai membaik dengan penerbangan berjalan sesuai jadwal. Penumpang disarankan memeriksa status penerbangan mereka sebelum ke bandara.
Pemerintah Serukan Keteguhan dan Keteladanan
Pistorius menyatakan bahwa insiden ini adalah yang terbaru dari serangkaian penampakan drone di ruang udara Eropa yang menimbulkan kekhawatiran luas. Dia menambahkan, "Saya memahami ketidakpastian ini. Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Handelsblatt yang diterbitkan Minggu, dia menegaskan bahwa debat mengenai ancaman drone belum pernah terjadi sebelumnya: "Itulah sebabnya penting untuk menanggapi situasi ini secara rasional dan tenang. Sampai saat ini, drone yang diamati belum menimbulkan ancaman nyata.”
Wawancara tersebut dilakukan sebelum penampakan drone di Munich pada Kamis dan Jumat malam dan belum ada kejelasan mengenai siapa yang bertanggung jawab atas penerbangan drone tersebut.
Menanggapi situasi ini, Pistorius menyebut bahwa Rusia secara mendasar berusaha menanamkan ketidakpastian melalui pelanggaran ruang udara dan terbang drone di atas wilayah Jerman.
Baca juga: Pesawat Air India Selamat Setelah Sistem Darurat Teraktifasi
Pengembangan Sistem Pertahanan Drone dan Pengawasan
Pistorius menekankan bahwa Jerman sedang membuat kemajuan signifikan dalam kemampuan pertahanan drone. Ia juga memperingatkan bahwa Bundeswehr, tentara nasional Jerman, tidak bisa menanggulangi drone di seluruh wilayah negara secara merata. "Yang jauh lebih penting adalah agar aparat dan polisi federal membangun kapasitas yang mereka butuhkan untuk beroperasi hingga ketinggian tertentu," ujarnya.
Pilihan untuk membangun pusat pertahanan drone juga menuai skeptisisme dari Pistorius. Ia berpendapat, "Pusat ini hanya akan bertanggung jawab terhadap ancaman drone tertentu, tetapi kita harus bersiap terhadap berbagai skenario ancaman yang mungkin muncul." Ia menambahkan bahwa diperlukan pengawasan situasional 24/7 dan 360 derajat yang terintegrasi.
Sebagai contoh, ia menyebut situasi bencana alam seperti kebakaran hutan dan pemadaman listrik yang terjadi secara bersamaan di berbagai tempat di Jerman. "Semua data relevan harus terkonsolidasi di satu tempat agar dapat dianalisis dan menentukan apakah ada hubungan atau penyebab yang sama dari insiden-insiden tersebut," tambahnya.
Baca juga: Jumlah Korban Bencana Alam di Nepal Mencapai 41 Orang
Langkah Daerah dan Regulasi Baru
Sementara itu, di Hesse, Perdana Menteri Boris Rhein mengungkapkan langkah-langkah lanjutan termasuk kebutuhan pendanaan untuk meningkatkan pertahanan drone mengingat meningkatnya jumlah penampakan drone. Dia menyatakan, "Hesse sudah cukup siap dalam hal teknologi drone, tetapi masih membutuhkan kemampuan tambahan untuk mendeteksi dan melindungi wilayah dari ancaman drone. Dan itu akan kami lakukan dengan investasi dana."
Rhein juga menekankan perlunya koordinasi antara pemerintah federal dan negara bagian terkait tanggung jawab dan peralatan teknis. Hesse pun mampu mengatur langkah hukum yang memungkinkan kepolisian menetralkan drone secara efisien mulai 2024, sementara penanganan militer tetap menjadi tanggung jawab pusat.
Pada Jumat, potongan drone juga terlihat di Bandara Frankfurt, Hesse, saat pilot hobi melakukan uji terbang singkat yang memicu penutupan operasi. Namun, tidak ada gangguan besar terhadap kegiatan bandara.
Selain itu, Bavaria berencana mengesahkan regulasi baru agar polisi setempat dapat menembak jatuh drone jika diperlukan. Menteri Dalam Negeri Bavaria, Joachim Herrmann menyatakan, "Kami ingin memperluas kemungkinan hukum bagi polisi Bavaria agar mereka dapat bertindak cepat dan efektif terhadap drone. Ini termasuk kemampuan menembak jatuh drone saat terjadi bahaya langsung."