Motorsport photo

McLaren Makin Dekat Gelar Kedua, Red Bull Semakin Perkasa

2 jam lalu | Agus Prasetyo | Olahraga | Racing | Formula 1

McLaren harus mengejar poin agar mengunci gelar konstruktor di Singapura. Dominasi mereka mulai memudar dalam beberapa balapan terakhir. Verstappen dan Mercedes tampil tajam di Singapura. McLaren menghadapi tantangan adaptasi dan pengembangan mobil. Prediksi kompetisi makin ketat di sisa musim.

McLaren hanya membutuhkan 13 poin di Singapura untuk memastikan gelar konstruktor kedua secara berturut-turut dengan lima balapan tersisa. Namun, mereka menunjukkan tanda-tanda awal dominasi musim ini yang mulai memudar dalam beberapa pekan terakhir.

Pemuncak klasemen Oscar Piastri dan rekan setimnya Lando Norris tidak mampu bersaing dengan juara dunia Max Verstappen di Monza. Keduanya hanya meraih enam poin selama akhir pekan kacau di Baku, di mana Piastri bahkan mengalami kecelakaan di lap pertama.

Performa Red Bull dan Mercedes di Singapura

Tak hanya Red Bull yang menunjukkan penampilan membaik, Mercedes juga tampil impresif. George Russell berhasil mendapatkan pole position dengan telak di Singapura, mengungguli Verstappen dan Piastri. Sementara itu, rekan setim Russell, Andrea Kimi Antonelli, menjaga Norris dari posisi kedua. Kedua mobil berwarna oranye tersebut kalah sekitar empat persepuluh detik dari Russell dan dua persepuluh detik dari Verstappen.

Lintasan ini sama dengan tahun lalu, saat Norris dan McLaren mengalahkan Verstappen dengan selisih 21 detik. Pertanyaan muncul, apakah performa tidak konsisten McLaren ini hanya terjadi di sirkuit tertentu atau menjadi indikasi tren yang mengkhawatirkan.

Analisis Lini Balap McLaren dan Tantangan yang Dihadapi

Principal tim Andrea Stella mengungkapkan, ada pola yang terlihat. "Kami melihat pola tertentu. Ketika kami melakukan pengereman di atas bump dan kerb, misalnya di Kanada, kami kurang kompetitif. Di Baku juga demikian, dan di Singapura pun demikian."

Menurut Stella, kondisi ini bukan kejutan. Sebab, tim tahu kondisi di mana mobil mereka berkembang optimal. Umumnya, mereka lebih cepat di tikungan tengah, namun di lintasan ini, pengereman dan traksi menjadi faktor utama. "Di sini, kami merasa kesulitan saat menghadapi bump dan kerb. Dalam acara ini, Mercedes, Verstappen, dan pembalap lain juga menunjukkan performa yang cukup kompetitif," katanya.

Baca juga: Alex Albon dan Carlos Sainz Disqualifikasi dari Kualifikasi Singapura

Kendala Teknik dan Perkiraan Penampilan Mendatang

Norris mengeluhkan kurangnya daya cengkeram dari axle depan yang kembali muncul setelah mengalami masalah yang sama di awal musim. Stella menduga, adaptasi McLaren terhadap ban Pirelli 2025 untuk sirkuit seperti Singapura kurang optimal.

"Perubahan jenis ban dari tahun lalu berperan cukup besar. Tahun lalu, pembalap merasa sangat nyaman di Singapura. Tahun ini, mereka mengeluhkan perilaku ban depan, terutama pada ban soft," ujarnya.

Lando Norris, McLarenLando Norris, McLaren

Kendati demikian, performa McLaren yang melemah bukan sekadar faktor sirkuit semata. Stella menilai proses pengembangan mobil yang dihentikan lebih awal menjadi faktor utama. Mercedes juga menghentikan pengembangan, meski performanya lebih sulit diprediksi. Mereka membawa sayap depan yang sedikit diubah di Singapura, sementara Red Bull terus mendapatkan peningkatan performa dari floor dan sayap depan mereka.

"Kami telah menghentikan pengembangan heavy sejak cukup lama, karena fokus utama kami adalah 2026. Beberapa bagian baru sempat kami gunakan di Monza, tapi secara umum, kami fokus ke 2026. Sementara Red Bull tetap melakukan upgrade di track," kata Stella.

Menurut Stella, ada beberapa faktor yang menyebabkan performa menurun seperti pola pengereman di atas bump dan kerb serta pengaruh downforce rendah yang terlihat di Monza dan Baku. Ia menambahkan, "Ada beberapa faktor yang saling mempengaruhi."

Baca juga: Kekhawatiran Charles Leclerc di Grand Prix Singapura

Prediksi dan Peluang Balapan Selanjutnya

Stella menyebut, kapan McLaren bisa kembali bersaing di depan masih menjadi pertanyaan, tetapi dia sudah mengidentifikasi beberapa sirkuit yang lebih cocok untuk performa mobil mereka tahun ini. "Saya perkiraan, Austin akan tetap menjadi tantangan karena tikungan-tikungan sempit dan banyak area pengereman. Sirkuit seperti Brasil, Qatar, dan Abu Dhabi justru lebih cocok," jelasnya.

Lebih lanjut, Stella menyatakan bahwa awal musim sebenarnya memberi keuntungan tersendiri karena mereka bisa lebih bersaing di berbagai trek. "Namun, kompetisi jadi semakin ketat. Red Bull telah menyelesaikan masalah drag tinggi dan faktor Singapura, dan mereka juga sangat mampu mengembangkan mobil."

Menurut Stella, tim mereka harus menerima kenyataan ini dan fokus pada strategi ke depan. Dominasi Red Bull di musim ini tampaknya akan terus berlanjut, dan perjuangan untuk posisi terdepan makin sengit.

Baca juga berita terkait: 'Red Bull selalu mengeluh' - Lando Norris tentang kemarahan Max Verstappen di GP Singapura, mengapa Verstappen menganggap Norris ‘’bosan’’ dalam hasil kualifikasi, dan sebagainya.

Andrea Stella, McLarenAndrea Stella, McLaren

McLaren Makin Dekat Gelar Kedua, Red Bull Semakin Perkasa (3)McLaren Makin Dekat Gelar Kedua, Red Bull Semakin Perkasa (3)

McLaren Makin Dekat Gelar Kedua, Red Bull Semakin Perkasa (4)McLaren Makin Dekat Gelar Kedua, Red Bull Semakin Perkasa (4)

McLaren Makin Dekat Gelar Kedua, Red Bull Semakin Perkasa (5)McLaren Makin Dekat Gelar Kedua, Red Bull Semakin Perkasa (5)

Tags: McLaren Red Bull Balap Mobil Mercedes F1 Singapura

Artikel Terkait
Berita
Olahraga
Hiburan