Pro-Palestine protester arrested in London

Inggris Larang Demo Anti-Israel Setelah Serangan Synagogue Mematikan

2 jam lalu | Fitri Handayani | Berita | Berita Internasional

Pemerintah Inggris mendesak pembatalan demo anti-Israel setelah serangan mematikan di Manchester. Demonstrasi tetap berlangsung di Trafalgar Square meski dilarang. Polisi memperingatkan kemungkinan penangkapan. Serangan di Yom Kippur menewaskan dua dan melukai empat. Pelaku adalah warga Suriah yang tewas ditembak polisi. Keluarga korban mengungkapkan rasa duka mendalam.

Pemerintah dan aparat kepolisian Inggris mendesak penyelenggara aksi protes anti-Israel untuk membatalkan rencana demonstrasi mereka setelah serangan mematikan di sebuah synagogue di Manchester. Mereka menegaskan demonstrasi seharusnya menghormati duka cita komunitas Yahudi di Inggris.

Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyatakan keprihatinannya terkait rencana aksi tersebut dalam sebuah opini di The Jewish Chronicle. Ia meminta agar para penyelenggara mempertimbangkan kembali dan menghormati kesedihan masyarakat Yahudi selama pekan ini. "Saya tahu bahwa protes yang direncanakan akhir pekan ini, hanya beberapa hari menjelang peringatan serangan 7 Oktober, serta di tengah bayang-bayang serangan di Manchester, akan menimbulkan ketidaknyamanan," kata Starmer.

Dia menekankan pentingnya menghormati suasana berkabung dan menegaskan bahwa ini bukan waktu untuk memicu ketegangan dan menambah penderitaan.

Ketegangan Pasca Serangan Mematikan dan Aksi Solidaritas di Inggris

Serangan di synagogue dan krisis sandera yang dilakukan Hamas menunjukkan betapa dramatisnya peringatan Yom Kippur di Inggris. Meskipun demikian, para demonstran dari kelompok anti-Israel tetap melaksanakan aksi mereka di London, menentang permintaan dari pemerintah dan polisi untuk membatalkan acara tersebut.

Polisi Metropolitan London, yang dikenal sebagai Met, tidak hanya mengimbau penyelenggara untuk menunda atau membatalkan protes, tetapi juga memperingatkan adanya kemungkinan penangkapan. Komisaris Met Sir Mark Rowley mengatakan, "Dengan sengaja mendorong pelanggaran hukum secara massal seperti ini, Defend Our Juries mengalihkan sumber daya penting dari komunitas London yang sangat membutuhkan."

Rowley menegaskan, jika kelompok tersebut tetap melanjutkan aksi, polisi akan merespons dengan kekuatan. Ia pun menyebutkan kesiapan meminta dukungan dari seluruh kekuatan polisi di Inggris jika dibutuhkan.

Meski diwarnai ketegangan, demonstrasi tetap berlangsung di Trafalgar Square, dengan peserta membawa spanduk bertuliskan "Saya menentang genosida. Saya mendukung Palestine Action." Beberapa di antaranya disebut tidak membawa plakat dan tampak hanya mengamati.

UK warns Palestinian protest group to stand down after synagogue attack: 'Respect the grief of British Jews'UK warns Palestinian protest group to stand down after synagogue attack: 'Respect the grief of British Jews'

Baca juga: Ketegangan Meningkat di Georgia Saat Demonstrasi Berujung Kericuhan

Penolakan Pemerintah dan Kontroversi Terhadap Palestine Action

Parlemen Inggris pada Juli lalu mengesahkan larangan terhadap Palestine Action, menuding organisasi tersebut melakukan serangan agresif dan intimidatif yang melampaui batas yang diatur dalam Undang-Undang Terorisme 2000. Meski demikian, kelompok yang mendukung aksi tersebut, Defend Our Juries, menuntut pencabutan larangan tersebut.

Menurut mereka, Palestine Action dicap sebagai kelompok teroris “karena berusaha menghentikan kejahatan kemanusiaan dan mengungkapkeun keterlibatan pemerintah Inggris dalam genosida.”

Meski begitu, polisi menyatakan bahwa kegiatan di Trafalgar Square pada hari Sabtu berlangsung cukup ramai, dan beberapa petugas melakukan penangkapan. Mereka juga mengamati bahwa banyak peserta tampak hanya mendukung tanpa membawa plakat sendiri.

Baca juga: Aksi Solidaritas di Italia Terus Berlangsung Melawan Penangkapan Gaza

Insiden Serangan Mematikan di Yom Kippur

Pada hari Kamis, saat umat Yahudi menandai hari suci Yom Kippur, seorang pelaku menyerang jamaah di Sinagoga Heaton Park Hebrew Congregation. Serangan tersebut menewaskan dua orang dan melukai empat lainnya.

Pelaku, Jihad Al Shamie, warga negara Inggris yang lahir di Suriah, berusia 35 tahun, menabrakkan kendaraannya ke kerumunan lalu menikam minimal satu korban. Polisi Inggris menembak dan menewaskan Al Shamie di tempat kejadian. Pejabat menyebut, satu korban tewas secara tidak sengaja tertembak saat polisi berusaha menenangkan pelaku.

Gideon Falter, CEO Campaign Against Antisemitism, mengecam kejadian ini dan mengkritik ketidakmampuan otoritas menanggapi ancaman sebelum serangan terjadi. "Ini adalah intifada yang diduniakan. Apa yang kalian pikirkan? ‘Duniawiingkan intifada’ berarti kaum Yahudi di lapangan dalam genangan darah, tewas di luar sinagoga di hari paling suci dalam kalender Yahudi," katanya dalam video di X. "Dimana institusi kita yang seharusnya melindungi tempat yang waras, toleran, dan bermartabat agar Inggris tetap menjadi negara yang kita cintai?"

Keluarga korban, Melvin Cravitz dan Adrian Daulby, mengungkapkan penghormatan mereka, menyebut Cravitz sebagai pribadi yang sangat peduli dan baik hati, sementara keluarga Daulby menyebutnya pahlawan yang dengan keberanian menyelamatkan orang lain. Polisi menyatakan bahwa Daulby termasuk jamaah yang berusaha mencegah Al Shamie masuk ke sinagoga.

U.K. Prime Minister Keir Starmer shown next to pro-Palestine protesters in LondonBritish Prime Minister Kier Starmer urged anti-Israel protesters to reconsider their demonstration planned for Saturday following the deadly Yom Kippur synagogue attack in Manchester.

Metropolitan Police arrest a protester in LondonPolice remove protesters taking part in a demonstration organized by Defend Our Juries in support of Palestine Action in Trafalgar Square, London, on Oct. 4, 2025.

Tags: politik internasional Konflik Timur Tengah Inggris demo anti-Israel serangan synagogue

Artikel Terkait
Berita
Olahraga
Hiburan