Partai Sosial Demokrat Jerman Dukung Sanksi Uni Eropa untuk Israel

Politisi senior dari Partai Sosial Demokrat (SPD) di Jerman mengumumkan dukungan mereka terhadap sanksi Uni Eropa terhadap Israel, menambah tekanan terhadap Kanselir Friedrich Merz di tengah operasi militer Israel di Kota Gaza yang sedang berlangsung.

Dalam sebuah artikel opini di platform berita t-online, Wakil Ketua Fraksi Parlemen Partai tersebut, Siemtje Möller, dan juru bicara kebijakan luar negeri, Adis Ahmetović, menyatakan bahwa pendekatan diplomatik pemerintah "sejauh ini tidak berhasil."

"Israel terus melaksanakan kebijakannya tanpa ragu, yang melanggar hukum internasional dan menghambat upaya solusi dua negara. Kita harus mengambil langkah lebih tegas untuk mencapai perdamaian di kawasan ini," tulis mereka.

Baca juga: Kapal Flotilla Internasional Diserang Drone di Perairan Yunani

Usulan Sanksi oleh Uni Eropa dan Reaksi Jerman

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengusulkan pemberlakuan sanksi terhadap Israel sebagai tekanan agar pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengubah kebijakan dalam perang Gaza.

Namun, tanpa persetujuan dari Berlin, saat ini kecil kemungkinan seluruh daftar sanksi akan disetujui.

Menteri-menteri utama dari blok konservatif Merz, yang berkoalisi dengan SPD, telah menyatakan penolakan mereka terhadap sanksi lebih keras terhadap Israel, termasuk pengakuan Negara Palestina.

Menteri luar negeri Johann Wadephul pada hari Rabu menyatakan bahwa tidak diperlukan langkah lanjutan setelah Merz mengumumkan penghentian sementara ekspor senjata ke Israel, yang dapat digunakan di Gaza, pada bulan Agustus.

Baca juga: Penemuan Unik: Kehidupan Laut Berkembang di Atas Bom Nazi Tenggelam

Langkah-langkah Jerman dan Pandangan terhadap Dukungan Tradisional

Pada awal Agustus, Kanselir Friedrich Merz dari CDU yang konservatif mengumumkan penghentian sebagian ekspor senjata Jerman ke Israel terkait ofensif darat yang sedang berlangsung di Gaza.

Namun, figur-figur SPD menegaskan bahwa dukungan tradisional Jerman kepada Israel setelah kehancuran Holocaust "tidak membenarkan penyerapan kebijakan pemerintah Israel secara buta, yang beberapa di antaranya saat ini dipengaruhi oleh ekstrem kanan."

Melalui sanksi tersebut, Uni Eropa diharapkan dapat menunjukkan bahwa kebijakannya sejalan dengan prinsip dan nilai-nilai Eropa, tatanan internasional berbasis aturan, serta hukum humaniter internasional. "Inilah ukuran kami di seluruh dunia, dan Jerman juga harus mendukung hal ini," kata Möller dan Ahmetović.

Para tokoh ini juga menyerukan agarNegosiasi untuk mencapai perdamaian dua negara antara Israel dan Palestina harus dihidupkan kembali. "Tidak ada pilihan lain: pendudukan permanen, aneksasi, radikalisasi, perang tanpa ujung," tegas mereka.