Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) dijatuhi sanksi oleh FIFA karena melanggar aturan terkait proses naturalisasi pemain. Hukuman tersebut terkait dengan pemalsuan dokumen tujuh pemain naturalisasi di timnas Malaysia yang bermain di kualifikasi Piala Asia 2027 Arab Saudi.
FIFA menjatuhkan hukuman kepada FAM dan ketujuh pemain tersebut, yakni Gabriel Felipe Arrocha, Facundo Tomas Garces, Rodrigo Julian Holgado, Imanol Javier Machuca, Joao Vitor Brandao Figueiredo, Jon Irazabal Iraurgui, dan Hector Alejandro Hevel Serrano. Mereka dikenai denda total sebesar Rp 7,3 miliar, sementara setiap pemain harus membayar Rp 43 juta. Selain itu, ketujuh pemain juga diberikan larangan untuk bermain sepak bola selama 12 bulan ke depan.
FIFA menyatakan bahwa FAM telah memalsukan dokumen dari ketujuh pemain tersebut agar bisa berkompetisi di kualifikasi Piala Asia. FIFA juga menyebutkan bahwa proses naturalisasi FAM dinilai tidak sesuai prosedur dan tidak mampu menjelaskan secara jelas asal usul darah keturunan pemain yang terlibat.
Sementara itu, FIFA masih melakukan proses lebih lanjut terkait status mereka di tim nasional Malaysia dan memberikan kesempatan kepada FAM untuk mengajukan banding secara resmi.
Baca juga: Evan Dimas Fokus Jadi Pelatih Timnas Indonesia
Reaksi dan perbedaan proses naturalisasi di Indonesia
Menanggapi hal ini, anggota Exco PSSI, Arya Sinulingga, memberikan tanggapan melalui media sosialnya. Ia menegaskan bahwa proses naturalisasi pemain keturunan di Indonesia tidaklah mudah dan harus memenuhi ketentuan regulasi FIFA yang menyatakan bahwa calon pemain harus memiliki darah asli dari kakek dan neneknya.
Exco PSSI, Arya Sinulingga, saat dijumpai selepas Mandiri Media Cup, di Stadion Asiop, Rabu (30/10/2024).
"Tidak mudah melakukan naturalisasi," tutur Arya Sinulingga. Ia menambahkan bahwa proses tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama dan banyak dokumen yang harus disiapkan.
Arya juga menegaskan bahwa semua pemain naturalisasi yang didukung Indonesia benar-benar memiliki darah keturunan dari kakek dan nenek mereka. Ia menyebutkan bahwa biasanya proses ini memakan waktu lebih dari satu tahun dan ada juga pemain yang harus menunggu bertahun-tahun bahkan tidak bisa melakukan naturalisasi karena tidak memenuhi syarat.
"Kami sering kerja satset dan akhirnya dikira semuanya gampang," ujarnya di Instagram. Ia menjelaskan bahwa proses naturalisasi bukanlah hal yang mudah dan melibatkan banyak aspek, termasuk keturunan yang jelas dan dokumen yang lengkap.
Lebih jauh, Arya menegaskan bahwa di Indonesia, PSSI secara terbuka mengungkapkan asal usul darah pemain naturalisasi, berbeda dengan FAM yang dinilai tidak mampu menjelaskan secara jelas darah keturunan dari pemain yang bersangkutan. Hal ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam menjaga transparansi dan mengikuti regulasi FIFA.
Dengan adanya dukungan resmi dari PSSI serta proses yang ketat, Indonesia berupaya memastikan bahwa setiap pemain naturalisasi memenuhi syarat dan memiliki dasar yang kuat sesuai ketentuan internasional. Sementara itu, FIFA terus memantau proses dan memastikan semua aturan dipatuhi untuk menjaga integritas kompetisi.
Tags: FIFATimnas IndonesiaFAMPemain naturalisasitimnas Malaysianaturalisationregulasi FIFA