Manchester United kembali menuai hasil kurang memuaskan setelah kalah 2-0 dari Brentford dalam pertandingan pekan terbaru Premier League. Kekalahan ini menambah panjang daftar masalah yang dihadapi Setan Merah, terutama terkait dengan pola permainan dan ketidakmampuan mereka mengendalikan jalannya pertandingan.
Manajer Brentford, Thomas Frank, mengungkapkan kekhawatirannya terkait performa timnya dalam hal penguasaan bola. Ia menyebut bahwa pasukannya bermain sesuai dengan keinginan mereka, tetapi di saat yang sama, hal tersebut menjadi tantangan utama bagi United, yang tampak kesulitan menghadapi tekanan panjang dari Brentford. Ruben Amorim, pelatih United, pun menyebut bahwa lawan bermain dengan “long balls” dan hal ini mengancam pertahanan mereka.
Baca juga: Nuno Espirito Santo resmi jadi pelatih West Ham, gantikan Potter
Permasalahan Penguasaan dan Strategi
Amorim menyoroti kurangnya kontrol permainan dari timnya, mengungkapkan bahwa mereka sering tidak mampu menetap dalam penguasaan bola dan bermain dengan pola yang stabil. Ia menegaskan pentingnya memiliki kepribadian dan ketenangan dalam mengendalikan permainan untuk meraih hasil yang lebih baik. Ia bahkan menyebutkan tujuh kali kata “kontrol” dalam wawancara, sebagai gambaran betapa besar fokusnya terhadap aspek ini.
Meski demikian, kenyataan di lapangan menunjukkan sebaliknya. Bruno Fernandes, sebagai salah satu pemain kunci, masih terus berusaha membuka peluang permainan, meskipun seringkali gagal menunjukkan kualitas sebagai pengatur serangan dan pengendali tempo pertandingan. Fernandes juga melakukan eksekusi penalti yang menjadi momen penting di pertandingan ini, yang sayangnya tidak berbuah hasil karena sepakannya berhasil ditepis kiper Brentford, Caoimhin Kelleher.
Dalam pertandingan ini, banyak kekurangan yang terlihat dari skuad Manchester United, khususnya dari lini tengah yang tampak tidak mampu mengatasi kekuatan permainan Brentford. Arsenal pemain seperti Mikel Damsgaard dan Yehor Yarmoluk mampu mengeksploitasi kelemahan di tengah, sehingga menggagalkan upaya United untuk mengontrol jalannya pertandingan.
Baca juga: Nuno Espirito Santo Resmi Satukan Gaya dengan West Ham
Keputusan Taktis dan Masa Depan Pelatih
Dengan Arsenal Damsgaard dan Yarmoluk mampu menguasai permainan tengah, kekurangan United menjadi semakin jelas. Banyak pihak menganggap bahwa manajer Amorim perlu melakukan penyesuaian taktik untuk memperbaiki dinamika tim. Namun, kritik juga mengarah pada pilihan pemain yang tidak konsisten dan kebijakan transfer yang dinilai tidak sesuai kebutuhan. Misalnya, pembelian pemain di posisi yang tidak tepat dan kebijakan memperbanyak gelandang serang justru menimbulkan konflik dalam skuad.
Selain itu, keberadaan pemain seperti Harry Maguire dan Luke Shaw yang terus dipertahankan di starting XI, meskipun performa mereka kurang memuaskan, menimbulkan tanda tanya terkait strategi manajemen. Persoalan formasi yang tidak cocok dengan komposisi skuad saat ini menjadi salah satu alasan utama performa negatif yang terus berulang.
Ruben Amorim has failed to improve Manchester United and their problems continue to mount (REUTERS)
Sementara itu, kritik tajam muncul terkait masa depan Amorim sebagai pelatih. Dengan hanya meraih dua kemenangan dari enam pertandingan liga musim ini, nasib pelatih asal Portugal ini mulai dipertanyakan. Meski tidak menutup kemungkinan dia bisa berkembang ke tempat lain, situasi saat ini menunjukkan bahwa dia belum mampu membawa perubahan signifikan di Old Trafford.
Amorim sendiri tetap percaya diri, meskipun menghadapi kenyataan yang sulit. Ia menegaskan, “Saya hanya mencoba memenangkan pertandingan berikutnya. Untuk kembali menciptakan momentum.” Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa Manchester United harus segera memperbaiki beberapa aspek krusial agar bisa bersaing di posisi atas klasemen.
Sekarang, posisi United di klasemen semakin terpuruk, dengan rekor points-per-game yang terus menurun hingga mencapai angka 1,01. Kinerja ini tentu menambah kekhawatiran publik tentang masa depan klub dan bagaimana mereka akan bangkit dari masa sulit ini, terutama menjelang pertandingan melawan Sunderland yang akan datang.
Di tengah kekacauan ini, pelatih Brentford, Keith Andrews, memuji pendekatan taktis timnya yang berhasil mengeksploitasi kelemahan United. Dia menegaskan bahwa timnya menaruh perhatian khusus pada pressing dan pengaturan posisi, yang menyebabkan United kesulitan mengendalikan permainan. Pendekatan ini berhasil menahan keinginan United untuk keluar dari tekanan dan menciptakan peluang.
Namun, kekurangan utama United tetap terlihat jelas, yakni masalah di lini tengah dan ketidakmampuan mereka untuk beradaptasi dengan taktik lawan. Keputusan yang diambil oleh manajemen yang lebih fokus pada pembelian pemain dengan posisi tertentu dan tidak mengindahkan kebutuhan utama tim, seolah memperparah situasi. Banyak analis menilai Manchester United sangat mengandalkan pemain tertentu, yang membuat skuad mereka rentan terhadap strategi lawan.
Dengan demikian, masa depan Manchester United di bawah manajemen saat ini tampak penuh tantangan. Mereka perlu segera melakukan evaluasi menyeluruh dan melakukan perubahan taktis yang mendasar agar mampu kembali bersaing dan memperbaiki posisi di klasemen liga. Hingga saat ini, kekalahan melawan Brentford menjadi pengingat bahwa mereka harus melakukan langkah konkret demi mengatasi berbagai kelemahan yang ada.
Igor Thiago's braced piled pressure onto Man Utd early in the game (AFP via Getty Images)
Benjamin Sesko netted a consolation goal for the visitors (AFP via Getty Images)
Is Ruben Amorim on borrowed time after just two wins from six league games this season? (Maja Smiejkowska/PA Wire)
Tags: Premier League Taktik sepak bola Manchester United Klasemen Liga Inggris Masa Depan Pelatih