Intelijen Israel dilaporkan mencoba mendekati kelompok-kelompok kuat di Gaza dengan menawarkan bantuan sebagai imbalan agar mereka berbalik menentang Hamas. Upaya tersebut gagal dan diikuti serangan udara mematikan dari Israel, menurut laporan yang dipublikasikan di surat kabar berpengaruh Saudi, Asharq Al-Awsat, serta sumber keamanan di Gaza City pada hari Minggu.
Laporan tersebut mengutip pejabat keamanan tanpa menyebut nama dan sumber lokal di Gaza, yang menyatakan bahwa operatif Shin Bet mendekati pemimpin klan Bakr dan Durmush dengan usulan dukungan sebagai imbalan kerjasama.
Penawaran tersebut meliputi pertukaran intelijen, pengambilan senjata melawan Hamas, serta membantu dalam upaya politik yang bertujuan mencegah penarikan militer Israel di masa depan dan menghambat pembentukan pemerintahan Palestina di Gaza.
Setelah klan-klan tersebut menolak untuk berpartisipasi, serangan udara dilaporkan menimpa rumah-rumah penduduk yang sedang dihuni dan rumah kosong milik anggota keluarga mereka. Dalam satu insiden, 30 anggota klan Durmush dilaporkan terbunuh dalam serangan udara di kawasan Sabra, Gaza City, dan 20 lainnya dilaporkan terjebak di bawah reruntuhan. Serangan lain menewaskan enam anggota klan Bakr dan melukai 11 lainnya ketika menyerang sebuah rumah di bagian selatan kamp pengungsi al-Shati.
Menurut laporan, ini bukan kali pertama upaya semacam itu dilakukan. Upaya sebelumnya untuk mempersenjatai elemen lokal gagal setelah Hamas menargetkan dan membunuh individu yang berhubungan dengan Israel. Seorang pejabat Israel saat itu menyebut inisiatif tersebut sebagai "skema Shin Bet."
Palestinians from clans hold guns and melee weapons to secure aid trucks in Beit Lahia, in the northern Gaza Strip, June 25, 2025. (credit: REUTERS/DAWOUD ABU ALKAS)
Palestina dari kelompok-kelompok klan memegang senjata dan alat serbaguna untuk mengamankan truk bantuan di Beit Lahia, Gaza Utara, 25 Juni 2025. (sumber: REUTERS/DAWOUD ABU ALKAS)
Baca juga: Pemerintah Perancis Temukan Tubuh Migran di Pantai Pas-de-Calais
Mendorong Pembentukan Pemerintahan Lokal Alternatif
Pada minggu-minggu awal perang saat ini, Israel kembali mengeksplorasi kemungkinan bekerja sama dengan unsur-unsur suku sebagai bagian dari rencana membangun yang disebut sebagai "gelembung kemanusiaan" di Gaza. Proposal yang didukung oleh mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant ini bertujuan menggalang pemerintahan lokal alternatif.
Pada Juni 2024, The Telegraph mengutip sumber intelijen Israel yang menyatakan bahwa Israel berusaha mendorong klan Durmush sebagai pengganti kepemimpinan sementara.
Menurut laporan tersebut, Hamas merespons dengan memasuki kompleks klan dan memenggal kepala pemimpinnya. Keesokan harinya, semua klan utama di Gaza dilaporkan mengeluarkan pernyataan publik mendukung Hamas.