Premier League kembali menunjukkan daya tariknya lewat drama menit akhir yang semakin sering terjadi. Pada Sabtu terakhir, delapan gol tercetak di menit ke-90 atau setelahnya dalam satu hari pertandingan, mencetak rekor baru dalam sejarah kompetisi. Gol terakhir terjadi di Stadion Tottenham Hotspur, di mana Joao Palhinha mencetak gol yang menegaskan tren menarik ini.
Fenomena ini memicu pertanyaan mengapa banyak momen penentu harus terjadi di penghujung pertandingan. Lebih dari sekadar kebetulan, hal ini dianggap sebagai refleksi evolusi taktik sepak bola modern, kecepatan permainan, serta tuntutan waktu tambahan yang semakin mempersulit baik pemain maupun pelatih, sebagaimana dikatakan oleh The Athletic.
Liverpool Tersandung di Tengah Drama Menit Akhir
Manchester Liverpool juga tidak luput dari tren gol menit akhir musim ini. Setengah dari 12 gol mereka di Premier League tercipta dalam sepuluh menit terakhir. Bahkan, The Reds harus mengakui keunggulan Crystal Palace setelah Eddie Nketiah mencetak gol di masa injury time untuk kemenangan tim tuan rumah. Pelatih Arne Slot yang sedang menata tim selepas era Klopp, menyatakan bahwa pengambilan keputusan di bawah tekanan masih menjadi tantangan besar. “Salah satu pemain kami memutuskan untuk keluar karena ingin melakukan serangan balik,” kata Slot, merujuk ke Jeremie Frimpong sebagai aktor utama.
Katanya, hal ini mengingatkan betapa rapuhnya konsentrasi saat pertandingan sudah memasuki menit-menit akhir, terutama dalam pertandingan dengan margin yang sangat tipis.
Peran Set Piece dan Strategi Tradisional
Kesamaan dari banyak gol di menit akhir ini terletak pada sumbernya. Gol kemenangan Nketiah berasal dari lemparan panjang, Maxim De Cuyper dari Brighton memanfaatkan sepakan sudut, dan Eli Junior Kroupi dari Bournemouth melakukan volley setelah flick-on dari tendangan bebas. Manajer Thomas Tuchel tanpa basa-basi menegaskan bahwa “Saya bilang, lemparan panjang kembali menjadi andalan.”
Para pelatih dan pemain kini lebih memilih metode pragmatis ketika waktu semakin dekat dengan akhir pertandingan. Di waktu tambahan, estetika permainan mulai dikorbankan demi efisiensi. Sepak bola menampilkan bentuk paling tulus dan dalam kekacauan ini, set piece menjadi senjata utama yang mampu menyamakan kedudukan.
Baca juga: Chelsea Tegaskan Tidak Akan Hapuskan Pelatih Maresca Meski Hasil Buruk
Pengaruh Waktu Tambahan
Perpanjangan waktu yang disebabkan review VAR dan penuhnya waktu permainan membuat pertandingan sering kali melebihi 95 menit. Gol Danny Welbeck di menit ke-100 di Stamford Bridge bukan hasil keberuntungan semata, melainkan bagian dari perubahan besar. Kapasitas fisik pemain menurun, organisasi bertahan pun melemah, dan pemain pengganti yang baru masuk seringkali mampu memanfaatkan celah terakhir.
Journalist unpacks the late goal craze sworming the Premier League
Fenomena inilah yang paling menjelaskan kenaikan jumlah gol-gol dramatis di menit-menit akhir. Bukan hanya karena kesalahan individu, seperti kebiasaan Milos Kerkez melepaskan clearance yang malah memudahkan lawan, atau pelanggaran tak perlu oleh Ao Tanaka. Lebih dari itu, ini menyangkut konstruksi permainan dan penegakan wasit yang makin dipercepat dan diperketat dalam menegakkan aturan.
Gol di menit akhir selalu menjadi momen paling menggetarkan dalam sepak bola. Pada musim ini, tren ini sepertinya sudah menjadi bagian yang menentukan dari Premier League.
Baca juga: Kyle Walker Toreh Peran Kunci dalam Keberhasilan Manchester City Musim Ini
Analisis dari EPL Index
Sebagai fans, pengalaman menyaksikan gol-gol menit akhir benar-benar mengubah cara menonton pertandingan. Keputusan untuk meninggalkan stadion lebih awal, setelah melihat skor dan waktu, terasa semakin usang. Dengan waktu tambahan yang bisa memperpanjang hingga sepuluh menit lebih, momen-momen penentu terakhir menjadi paling berpengaruh. Melangkah keluar sebelum pertandingan selesai kini dianggap berisiko melewatkan bagian terpenting dari pertandingan.
Dari sudut pandang pendukung, gol-gol menit akhir terasa sangat menggoda karena seolah mempertemukan takdir dan kekacauan. Ada nuansa primal saat tendangan sudut di menit ke-98 disambut dengan tubuh melayang dan pemain terlalu lelah untuk keluar dari duel dengan sempurna. Itulah sepak bola yang penuh dengan kekacauan dan ketegangan, yang sulit dilupakan.
Kecepatan dan kedalaman kualitas Premier League memastikan bahwa tidak banyak keunggulan yang benar-benar aman. Penonton tidak bisa lagi merasa tenang di menit ke-85 meskipun skor tampak sudah aman. Bagi penonton netral, ini menambahkan tingkat keseruan baru yang membuat akhir pekan menjadi semakin menarik. Bagi yang emosional, ini adalah kombinasi antara penderitaan dan kebahagiaan yang tak terlupakan.
Gelombang gol di menit-menit akhir meski merepotkan pelatih dan melelahkan pemain, namun justru membuat atmosfer Liga Primer semakin hidup dan penuh sensasi.
Gol Menit Akhir Jadi Tren Baru Premier League (1)
Gol Menit Akhir Jadi Tren Baru Premier League (3)
Gol Menit Akhir Jadi Tren Baru Premier League (4)
Tags: Premier League Gol menit akhir Drama Sepak Bola Taktik Modern Waktu Tambahan