Presiden Isaac Herzog mendesak keterlibatan Israel dalam kontes Eurovision, sekaligus memperingatkan tentang kemungkinan penyebaran upaya untuk mengecualikan Israel dari ajang internasional lain, di tengah meningkatnya tekanan global untuk melarang partisipasi negara tersebut.
Dalam pernyataannya di Kan Reshet Bet pada hari Senin, Herzog menekankan betapa pentingnya Israel tetap berpartisipasi dalam Eurovision Song Contest. Pernyataan ini muncul setelah pengumuman bahwa Bursa Penyiaran Eropa (EBU), organisasi yang mengelola Eurovision, akan menggelar sidang umum pada bulan November untuk memutuskan apakah Israel diizinkan berpartisipasi, menyusul banyak seruan agar negara tersebut dilarang mengirimkan wakil karena perang di Gaza.
Herzog mengingatkan, “Saya melihat proses berbahaya yang dimulai dari Eurovision dan berakhir di tempat lain. Upaya delegitimasi Israel dan usaha untuk mengecualikan kami dari semua arena dimaksudkan untuk melemahkan. Dimulai dari Eurovision tetapi bisa meluas ke hal-hal yang sangat penting bagi kami. Setiap arena sangat berarti.”
Beberapa negara – Spanyol, Belanda, Islandia, Irlandia, dan Slovenia – telah menyatakan tidak akan mengirimkan peserta jika Israel tetap berpartisipasi. Sebaliknya, negara-negara seperti Swedia mengumumkan akan tetap ikut serta. Pihak EBU kembali menegaskan bahwa Eurovision bukan acara politik, dan peserta merupakan wakil dari lembaga penyiaran publik, bukan pemerintah.
Eurovision 2026 logo (credit: Wikimedia Commons)
Logo Eurovision 2026 (sumber: Wikimedia Commons)
Mengenai potensi bahaya terhadap Kan, lembaga penyiaran publik Israel, karena tekanan dari dalam pemerintahan—terutama dari Menteri Komunikasi Shlomo Karhi yang mendesak penutupan kanal tersebut—Herzog menjawab: “Saya sangat menghormati Kan. Ada suara-suara yang membuat saya khawatir.”
Baca juga: Moskow Tuding Moldova Gagal Berikan Akses Pemilih di Rusia
Keberagaman Pendapat Melalui Media Publik
Herzog menegaskan pentingnya keberadaan media penyiaran publik yang mampu menampung berbagai opini secara bebas tanpa bias, dan memberi seluruh suara ruang untuk didengar. “Saya adalah pendukung besar media penyiaran publik, dan oleh karena itu saya khawatir jika ada alasan untuk khawatir dan perlu mengambil langkah saat diperlukan,” ujarnya.
Eurovision tahun depan akan diselenggarakan di Wina, Austria, pada bulan Mei.