Menteri Luar Negeri Jerman, Johann Wadephul, mendesak peningkatan kerja sama pertahanan di Eropa menyusul kejadian terakhir yang melibatkan drone Rusia.
"Rusia ingin menguji tekad kita dan ingin menciptakan ketidakstabilan. Ini sangat berbahaya dan harus diberi tanggapan yang tegas serta bersatu," kata Wadephul saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Polandia, Prancis, dan Ukraina di Warsawa.
Wadephul menambahkan bahwa gelombang baru serangan hybrid terhadap negara-negara NATO telah muncul dalam beberapa hari terakhir, dengan insiden di Polandia, Estonia, dan Rumania yang menjadi sorotan utama.
Dia juga menunjuk pada pengamatan berkelanjutan terhadap drone di sekitar bandara di Denmark.
"Tindakan ini bukan kebetulan, melainkan bagian dari pola yang menargetkan ruang udara kami, infrastruktur kritis, dan kesiapan distribusi secara keseluruhan," ujarnya. "NATO selalu waspada, mampu bertindak kapan saja, dan melindungi setiap inci wilayah aliansi kita."
Wadephul menegaskan bahwa tidak ada negara anggota yang akan dibiarkan sendiri menghadapi ancaman ini.
“Harga dari kebebasan adalah kewaspadaan terus-menerus, yang mengharuskan kita beradaptasi terhadap ancaman baru,” katanya. "Kemampuan pertahanan terhadap drone harus ditingkatkan, baik dari segi kecepatan reaksi maupun integrasi sistem pertahanan."
"Kami akan bekerja keras untuk memastikan Eropa tetap terlindungi," tambah Wadephul.
Menlu Polandia, Radosław Sikorski, menyatakan kekhawatiran terhadap provokasi Rusia terhadap Polandia dan Estonia. Ia percaya Rusia berupaya memicu konfrontasi dan harus didetersi melalui sanksi lebih lanjut.
"Kami sepakat bahwa pengetatan sanksi sangat penting untuk membatasi aktivitas Rusia," ujarnya.
Pertemuan ini berlangsung bersamaan dengan pertemuan para pelaku industri pertahanan Eropa di Warsawa, di mana Menteri Pertahanan Jerman, Boris Pistorius, juga hadir, termasuk Wadephul yang dijadwalkan berpidato pada hari Senin.
Tags: NATO Keamanan Internasional Sanksi Pertahanan Eropa Drone Rusia