Manchester City menunjukkan tanda-tanda perubahan besar dalam strategi dan skuad mereka. Guardiola menekankan bahwa timnya saat ini mengadopsi gaya permainan transisi, yang tampaknya semakin terasa. Meski kalah dominasi penguasaan bola saat bertandang ke Emirates Stadium dengan hanya 32 persen, yang merupakan rekor terendah dalam sejarah pelatih ini, Guardiola tetap percaya bahwa gaya permainan mereka adalah transisi. Ia menyatakan, “Kami adalah tim transisi,” saat menjelaskan kondisi tersebut.
Secara taktik, filosofi ini semakin terlihat nyata. City kini memiliki pemain yang lebih cepat dan langsung, seperti Erling Haaland dan Jeremy Doku, dibandingkan pemain pengatur serangan tradisional seperti Ilkay Gündoğan dan David Silva. Mereka tidak lagi mengandalkan pemain yang berperan sebagai gelandang tengah yang berbalik menjadi sayap ataupun false nine. Guardiola ditemani oleh Pep Lijnders, asistennya yang sebelumnya di Liverpool, yang menandai pergeseran strategi dan filosofi permainan. Liverpool sendiri lebih menonjol sebagai tim transisi dibandingkan City saat ini.
Baca juga: Kiper Newcastle Buat Panggung Heroik, Tapi Akhirnya Tersingkir
Perubahan Skuad dan Strategi Masa Depan
Manchester City saat ini sedang menjalani masa transisi pemain. Usia rata-rata skuad mereka menurun dari 29,2 tahun pada awal musim menjadi sekitar 24,8 tahun saat ini. Ruben Dias yang berusia 28 tahun masih menjadi pemain tertua di starting eleven pada September lalu, sedangkan di bulan Mei posisi tersebut dipegang oleh pemain yang lebih tua. Guardiola menyebutkan bahwa pemain cadangan mereka akhir pekan lalu termasuk wajah-wajah berpengalaman seperti John Stones, Nathan Ake, dan Bernardo Silva, serta kapten tim yang kemungkinan besar diistirahatkan untuk pertandingan Liga Champions melawan Monaco. Ini menunjukkan adanya pergeseran usia dalam skuad.
Selama tahun 2025, City melakukan 12 kali transfer, termasuk pembelian pemain muda yang menjanjikan. Di sisi lain, enam pemain pemenang Liga Champions 2023 juga telah meninggalkan klub, seperti Kyle Walker, Kevin De Bruyne, Manuel Akanji, Jack Grealish, Ederson, dan Gündoğan. Dua di antaranya sudah bergabung dengan klub baru mereka di Etihad, menunjukkan bahwa City sedang membangun tim yang lebih muda dan agresif dalam perombakan skuad.
(Getty Images)
Baca juga: Cedera Rodri Bikin Manchester City Pusing Menuju Duel Monaco
Evaluasi Pemain Muda dan Rencana Ke Depan
Guardiola menyoroti peran Nico O’Reilly yang bergabung dengan kontrak lima tahun baru-baru ini. Pelatih asal Spanyol ini mengungkapkan bahwa sejak bermain, O'Reilly hanya sekali mengalami kekalahan, yakni di final Piala FA melawan Crystal Palace. Ia juga menambahkan bahwa pemain berusia 20 tahun ini membantu mereka dalam agresivitas, situasi set-piece, dan permainan bola. Statistik menunjukkan bahwa kehadiran pemain muda ini memberi dampak positif dalam performa dan kepercayaan diri skuad.
City tidak asing dalam menjual pemain muda untuk keuntungan finansial, namun keputusan mereka melepas Cole Palmer ke Chelsea dianggap sebagai kekeliruan. Ketika Tottenham menawar Nico O’Reilly bulan Januari, mereka mendapatkan jawaban berbeda dari pemain muda tersebut, yang menunjukkan keyakinan dirinya pada waktu itu. Kini O’Reilly dan Rico Lewis telah menandatangani kontrak baru, dan Guardiola menyebut bahwa pemain muda lainnya seperti Savinho juga hampir pasti bergabung dalam waktu dekat. Pemain asal Brasil ini menarik perhatian Tottenham pada musim panas karena kecepatan dan kemampuannya bermain di kedua sisi sayap.
Meski tampil kurang cemerlang saat melawan Burnley, Doku menunjukkan bahwa kecepatan dan kreativitasnya berkembang pesat. Guardiola mengakui bahwa perbaikan keputusan akhir dan kedalaman pilihan di posisi sayap adalah bagian dari strategi mereka untuk menyesuaikan diri dengan tren global yang dimulai oleh mereka sendiri. Keputusan ini merupakan bagian dari rencana jangka panjang pelatih yang akan berakhir kontraknya dalam dua tahun lagi. Kedatangan pemain seperti Gianluigi Donnarumma, Tijjani Reijnders, dan Omar Marmoush yang berusia di akhir dua puluhan menunjukkan bahwa City memfokuskan skuad mereka untuk masa depan, memastikan mereka tetap kompetitif di tingkat tertinggi.
Apa masa depan klub ini akan seperti masih belum pasti. Culminasi dari perpindahan besar-besaran ini belum membuahkan hasil nyata di Premier League maupun Liga Champions. City sendiri menyadari bahwa mereka tidak lagi menjadi favorit utama untuk menjuarai kompetisi elit Eropa dan bahkan bukan lagi tim yang paling banyak mendapat prediksi juara di kompetisi domestik. Jika mereka berhasil merebut kembali gelar Premier League, kemungkinan besar itu tidak akan terjadi sebelum 2026. Namun, yang pasti, tim ini sedang dalam proses transisi besar yang akan menentukan arah mereka ke depan.
Tags: Premier League Manchester City Guardiola Pemain Muda transisi klub