Verrell Bramasta mengenakan baju adat Nusa Tenggara Timur (NTT) saat menghadiri Upacara HUT Ke-80 RI di Istana Merdeka, Minggu (17/8/2025).

Verrell Bramasta Soroti Tantangan Pemuda Indonesia di Raker Kemenpora

1 jam lalu | Lina Marlina | Hiburan | Seleb

Verrell Bramasta menegaskan pentingnya budaya suportif dan mengatasi budaya destruktif. Ia sekaligus mengingatkan perlunya fokus pembinaan pemuda dan olahraga. Ia juga mengusulkan tiga poin utama untuk RUU Kepemudaan mendatang. Verrell menyoroti fenomena crab mentality yang merongrong potensi bangsa. Ia percaya transformasi karakter kunci Indonesia Emas 2045. Perilaku digital generasi muda harus sesuai nilai ketimuran. Pemerintah harus mendukung atlet disabilitas dan memperhatikan gaji mereka.

Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PAN, Verrell Bramasta, menyampaikan pandangan kritis terkait kebijakan pembinaan pemuda dan olahraga saat rapat kerja bersama Kementerian Pemuda dan Olahraga di Jakarta. Ia menyoroti dua budaya destruktif yang mengancam potensi 64,22 juta pemuda Indonesia, yakni inferior complex dan crab mentality.

Dalam kesempatan tersebut, Verrell menyatakan dukungannya terhadap visi pembentukan pemuda berkarakter patriotik dan empatik yang disampaikan Menteri Pemuda dan Olahraga Erick Thohir. Ia menambahkan bahwa penting untuk menanamkan elemen suportif dalam program tersebut.

“Kami dari Fraksi PAN ingin menambahkan satu elemen penting bahwa pemuda Indonesia juga harus suportif,” kata Verrell.

Potensi Pemuda dan Pengaruh Budaya Negatif

Verrell menegaskan bahwa dengan jumlah pemuda yang besar, Indonesia memiliki kekuatan kolektif yang luar biasa. Namun, ia mengingatkan bahwa potensi ini rawan terkikis oleh budaya rendah diri yang menyebabkan anak muda meremehkan kemampuan dirinya sendiri dan bangsanya.

“Di dunia hiburan maupun olahraga, banyak talenta hebat, tapi karena terbiasa merasa rendah diri, kita selalu membandingkan diri dengan negara lain dan lupa menghargai potensi kita sendiri,” ujarnya.

Selain itu, ia mengkhawatirkan fenomena crab mentality yang mendorong sesama Warga Negara Indonesia (WNI) saling menjatuhkan. Contohnya adalah seorang WNI berprestasi di luar negeri yang justru menerima laporan negatif dan akun media sosialnya dihapus oleh sesama WNI.

"Faktanya, ketika masyarakat mengetahui bahwa salah satu yang mendalangi hadiah adalah sesama WNI, yang terjadi bukannya didukung oleh sesama pemuda-pemudi Indonesia, tetapi malah di-report akunnya sampai akun itu menghilang," jelas Verrell.

Verrell juga menyoroti perilaku digital generasi muda yang tidak sejalan dengan nilai-nilai ketimuran seperti ramah dan gotong royong. Ia menyarankan agar nilai tersebut ditanamkan kembali di dunia digital.

Baca juga: Sule Serahkan Pengelolaan Aset pada Putri Delina

Usulan Strategis dalam RUU Kepemudaan

Selanjutnya, Verrell mengusulkan tiga poin utama untuk dimasukkan ke dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) Kepemudaan yang akan datang. Pertama adalah Mandat Resiliensi Digital, yang bertujuan memperkuat kemampuan berpikir kritis dan verifikasi fakta di kalangan pemuda agar mereka lebih tahan terhadap informasi yang menyesatkan.

Kedua, Jaring Pengaman Mental, yang menegaskan bahwa kesehatan mental merupakan hak setiap pemuda dan mencakup dukungan psikososial yang integratif dalam ekosistem pembinaan.

Ketiga adalah Literasi Ekonomi Digital, yang bertujuan melindungi anak muda dari penipuan dan hoaks finansial yang marak beredar di dunia maya.

Baca juga: Gugatan Balik Chikita Meidy, Tuntut Rp938 Juta dari Suami

Fokus Olahraga dan Perlindungan Atlet Disabilitas

Dalam bidang olahraga, Verrell menekankan pentingnya pemerintah tidak hanya fokus pada cabang olahraga populer. Ia mengingatkan bahwa beberapa lembaga, termasuk National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Kabupaten Bekasi, melaporkan adanya dugaan penindasan terhadap atlet disabilitas.

“Mereka meminta hak mereka karena gajinya belum dibayarkan, tetapi ada tendensi abuse of power, mereka dibungkam, mereka tidak dapat kejelasan sampai saat ini,” kata Verrell.

Ia menegaskan bahwa transformasi karakter pemuda merupakan kunci untuk mencapai Indonesia Emas 2045. Komitmen tersebut harus dilakukan melalui penguatan budaya positif dan pembangunan karakter yang kokoh, bukan hanya melalui program semata.

Verrell Bramasta menutup komentarnya dengan penegasan bahwa keberhasilan bangsa di masa depan bergantung pada upaya meningkatkan kualitas mental dan karakter generasi muda saat ini sehingga mampu memberikan kontribusi optimal untuk Indonesia.

Tags: olahraga pemuda Indonesia budaya negatif RUU Kepemudaan transformasi karakter

Artikel Terkait
Berita
Olahraga
Hiburan