Sebuah insiden terjadi di Penjara Ketziot ketika petugas medis menerima serangan dari seorang warga negara Spanyol yang tengah dalam proses deportasi. Petugas yang sedang melakukan pemeriksaan medis rutin sebelum keberangkatan ditempatkan di garis depan saat dilaporkan digigit oleh perempuan tersebut.
Warga negara Spanyol yang ditahan setelah mengikuti konvoi Global Sumud Flotilla ini dituduh oleh Polisi Israel telah berusaha menyerang petugas medis perempuan di penjara tersebut pada hari Minggu. Insiden ini menimbulkan kekhawatiran terhadap keamanan petugas yang bertugas dan dinamika yang terjadi di lingkungan penjara.
Petugas medis yang menjadi korban kejadian tersebut langsung mendapatkan perawatan di tempat untuk luka ringan akibat gigitan itu. Pihak berwenang Israel juga langsung memanggil polisi untuk menindaklanjuti kejadian ini. Masih belum diketahui apakah tindakan hukum akan diambil terhadap wanita tersebut atau tidak.
Baca juga: Badai Salju Langka di Tibet Gangu Pendakian Everest
Kontroversi Global Sumud Flotilla dan Tudingan Keterkaitan dengan Hamas
Israel menghadapi kecaman internasional setelah pasukan bersenjata mereka menaiki sekitar 40 kapal yang berusaha melanggar blokade laut untuk mengirimkan bantuan ke Jalur Gaza. Dalam insiden tersebut, lebih dari 400 aktivis asing termasuk Greta Thunberg dari Swedia ditangkap dan diamankan.
FILE PHOTO: Crew interacts from aboard a boat, part of the Global Sumud Flotilla aiming to reach Gaza and break Israel
Konvoi Global Sumud Flotilla mengklaim membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza. Mereka menolak tawaran dari Paus dan Israel untuk menyerahkan bantuan tersebut secara damai. Namun, Israel menyatakan bahwa kapal-kapal tersebut tidak membawa bantuan apa pun dan malah ditemukan kosong dari dukungan kemanusiaan.
ISrael juga menuding konvoi ini memiliki kaitan dengan kelompok teroris Hamas, berdasarkan dokumen yang dilaporkan. Salah satu dokumen, berupa surat dari tahun 2021 yang ditandatangani oleh mantan kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, secara tegas mendukung Konferensi Palestina untuk Orang Palestina di Luar Negeri (PCPA). Organisasi ini didirikan pada 2018 dan beroperasi di bawah perlindungan sipil, namun Israel menganggapnya sebagai organisasi teroris.
Selain itu, dokumen lain menyertakan daftar aktivis PCPA, termasuk tokoh senior Hamas yang terlibat langsung dalam operasi konvoi. Salah satu yang disebutkan adalah Zaher Birawi, yang memimpin sektor Hamas di Inggris dan telah memimpin konvoi pro-Gaza selama lebih dari 15 tahun. Ada pula Saif Abu Kishk, seorang operative PCPA di Spanyol sekaligus CEO Cyber Neptune, perusahaan siber yang memiliki kapal-kapal dalam flotilla saat ini.
Pejabat Israel menyatakan bahwa Hamas di Gaza bertanggung jawab atas kegiatan di dalam wilayah tersebut, sementara Hamas di luar negeri mengatur operasi dan provokasi. Dokumen-dokumen ini mengungkap jaringan internasional Hamas dan kendali operasional mereka terhadap individunya yang terlibat dalam flotilla.