Selama tiga tahun terakhir, Inter Milan menjadi kekuatan tersohor di sepak bola Italia dan selalu menjadi favorit di Serie A. Kepemimpinan Nerazzurri yang mengesankan berhasil merebut ke-20 gelar Scudetto mereka, sekaligus mencapai dua final Liga Champions. Di tengah ketidakpastian pergantian kepemilikan, yang dimulai dari investor asal China yang mengalami masalah keuangan hingga kedatangan dana investasi Amerika, Oaktree Capital, Inter tetap menunjukkan kekuatan dan daya saingnya.
Namun, perjalanan yang penuh prestasi ini harus berakhir setelah kekalahan memalukan 5-0 dari Paris Saint-Germain di final Liga Champions 2025, serta kalah satu poin dari Napoli dalam perebutan gelar juara Serie A. Peristiwa tersebut menandai berakhirnya era gemilang yang dipimpin oleh pelatih Simone Inzaghi, yang baru saja meninggalkan klub menuju Arab Saudi dengan kontrak senilai USD 50 juta untuk dua tahun—kontrak terbesar dalam sejarah sepak bola dunia.
Berakhirnya Era Simone Inzaghi
Di Munich, Jerman, pada 31 Mei 2025, Inzaghi terlihat kecewa saat berjalan meninggalkan trofi Liga Champions setelah menerima medali kedua. Kepergian pelatih asal Italia ini menandai babak baru dalam sejarah klub, sekaligus meninggalkan tantangan besar bagi Inter untuk menjaga kestabilan dan meneruskan fondasi yang telah dibangun.
Hilangnya Inzaghi bukan sekadar perubahan pelatih, melainkan berakhirnya sebuah era yang mengangkat Inter ke puncak dunia sepak bola dan meninggalkan kekosongan kepemimpinan yang signifikan.
Pemimpin Baru dan Tantangan Baru
Di Milan, pada 22 Mei 2024, para pejabat klub dan perwakilan dari Oaktree Capital berkumpul untuk menyambut kepemilikan baru Inter. Di bawah naungan dana investasi ini, Inter memasuki babak baru dengan momentum keuangan yang mengesankan.
Ketika pemilik lama asal China gagal memenuhi pinjaman mereka pada Mei 2024, valuasi klub hanya sebesar €1,2 miliar. Dalam waktu lebih dari setahun, nilai klub melonjak hingga sekitar €1,7 miliar, pencapaian yang mencerminkan perbaikan performa keuangan dan dampak langsung dari pengelolaan Oaktree.
Meskipun demikian, keberhasilan finansial ini membawa tantangan tersendiri. Oaktree harus mengelola klub yang sedang dalam transisi sambil berupaya mempertahankan daya saing di lapangan, termasuk meningkatkan motivasi pemain seperti Lautaro Martinez dan Marcus Thuram yang kini menjadi bagian penting skuad.
Inter Milan dan Posisi Sebagai Kuda Hitam
Dalam keadaan saat ini, Inter kembali berada di posisi underdog yang akrab. Dengan hanya mengumpulkan 6 poin dari 4 pertandingan awal, tertinggal jauh dari Napoli yang memulai musim dengan sempurna 12 poin dari empat kemenangan. Situasi ini mengingatkan pada karakter tangguh yang melekat pada Inter selama ini, yang sering kali tampil perkasa saat diremehkan dan dikritik media.
Namun, tantangan utama bagi Inter adalah apakah mereka mampu menyalurkan semangat underdog ini tanpa kehadiran kejeniusan taktik Inzaghi yang telah terbukti sukses sebelumnya.
Perjuangan Inter Menuju Gelar Serie A: Antara Keuangan dan Ambisi Olahraga
Di Verona, pada 23 November 2024, Giuseppe Marotta menegaskan bahwa ada ketegangan antara filosofi keuangan yang berhati-hati dari Oaktree dan kebutuhan olahraga klub. Dana investasi ini membatasi pengeluaran dengan plafon €25 juta per pemain dan gaji maksimum €2 juta bersih per musim untuk pemain baru, sebuah pendekatan konservatif yang berbeda dari era sebelumnya yang dikenal suka menghamburkan dana.
The Inter Milan Transition – From Serie A Favorites To Underdogs
Meski telah menyuntikkan USD 52 juta modal, Oaktree secara tegas menegaskan tidak akan melakukan pengeluaran besar-besaran demi keberlanjutan finansial, mengingatkan bahwa mereka lebih utama pada stabilitas keuangan.
Ketegangan ini memunculkan sejumlah perdebatan di internal klub, termasuk pagar betis dari direktur olahraga Giuseppe Marotta yang harus berusaha meyakinkan Oaktree agar memberi kelonggaran untuk bursa transfer ke depan.
Apakah Inter Bisa Menjuarai Serie A?
Strategi transfer yang konservatif mulai terlihat berdampak dengan performa di lapangan. Setelah membuka musim dengan kemenangan 5-0 melawan Torino berkat gol dari Alessandro Bastoni, duo Thuram, dan Lautaro Martinez, serta penampilan gemilang Ange-Yoan Bonny, beberapa pertanyaan muncul mengenai konsistensi dan kedalaman skuad.
Meskipun talenta individu dari bintang seperti Lautaro Martinez dan Marcus Thuram tetap memberikan hasil menakjubkan, kekurangan pemain pengganti berkualitas dapat membatasi daya saing jangka panjang.
Tak cuma itu, analisis taktik terbaru menunjukkan Inter sedang berada di antara usaha mempertahankan formasi 3-5-2 yang sudah berarti dan menyesuaikan diri dengan pemain baru, dengan keterbatasan jumlah dan pengalaman pemain cadangan, yang berpotensi menimbulkan kelelahan dan pola yang mudah dibaca kompetitor seiring berjalannya musim.
Baca juga: Parma Akhiri Perjuangan Spezia lewat Adu Penalti di Piala Italia
Langkah Selanjutnya dan Peluang Masa Depan
Proses transisi ini akan menguji berbagai aspek dari struktur klub. Kepemimpinan baru dituntut memahami bukan hanya aspek bisnis, tetapi juga esensi dari sepak bola itu sendiri, termasuk menyeimbangkan keberhasilan saat ini dan keberlanjutan jangka panjang, sambil mengikuti batas pengeluaran yang ditetapkan.
Para pemain seperti Lautaro Martinez dan Marcus Thuram menghadapi tantangan sekaligus peluang. Mereka harus menunjukkan kemampuan menjadi pemimpin di era baru ini dan menutupi kekurangan serta menjembatani kejayaan masa lalu dengan target masa depan.
Baca juga: Keseruan Laga 16 Besar Copa Italia, Parma Juara Adu Penalti
Harapan dan Tantangan Ke Depan untuk Inter Milan
Inter Milan saat ini berada di persimpangan jalan. Masa kejayaan Inzaghi dan timnya telah berlalu, dan mulai menghadapi realitas bahwa mereka harus membangun kembali dari awal di tengah keterbatasan dana dan ekspektasi yang tinggi.
Namun, sejarah klub menunjukkan bahwa Inter memiliki kemampuan luar biasa untuk bangkit saat tidak disangka-sangka. Babak baru ini akan menentukan arah perjalanan mereka selama dekade berikutnya, apakah mereka akan kembali berjaya atau kesulitan mengulang kejayaan masa lalu mereka.
Yang pasti, para pendukung setia Nerazzurri tetap percaya dan berharap bahwa mereka akan terus memberi kejutan kepada dunia, karena sepak bola tidak menunggu siapa pun dan masa depan Inter Milan mulai ditulis ulang sekarang.
Inter Milan: Perjuangan Menuju Kembali Ke Puncak Serie A (1)
Inter Milan: Perjuangan Menuju Kembali Ke Puncak Serie A (2)
Inter Milan: Perjuangan Menuju Kembali Ke Puncak Serie A (3)
Inter Milan: Perjuangan Menuju Kembali Ke Puncak Serie A (4)
Inter Milan: Perjuangan Menuju Kembali Ke Puncak Serie A (5)
Tags: Liga Champions Serie A inter milan Transfer Musim Panas Inzaghi Keuangan Sepak Bola