Alamat kantor Perdana Menteri Israel mengonfirmasi bahwa sedang berlangsung proses negosiasi terkait kesepakatan keamanan dengan negara tetangganya, Suriah.
Pernyataan tersebut menyebutkan bahwa syarat utama untuk mencapai kesepakatan adalah demiliterisasi wilayah perbatasan di bagian barat daya Suriah serta perlindungan terhadap minoritas agama Druze, yang dianggap Israel sebagai sekutu.
Netanyahu sendiri sudah memberi sinyal mengenai pembicaraan ini beberapa hari sebelumnya.
Negosiasi tersebut dilakukan secara tertutup selama beberapa bulan terakhir. sumber dari Suriah menyatakan bahwa Menteri Luar Negeri Suriah, Asaad al-Shaibani, pernah bertemu dengan delegasi Israel di Paris pada bulan Agustus lalu.
Presiden sementara Suriah, Ahmed al-Sharaa, juga mengonfirmasi bahwa dialog sedang berlangsung, namun dia menekankan bahwa kesepakatan ini tidak akan berarti normalisasi hubungan dengan Israel.
Tujuan utama dari negosiasi ini adalah untuk mengatur keberadaan tentara dan pasukan keamanan kedua negara di wilayah perbatasan. Israel berusaha mencegah kelompok milisi yang didukung Iran atau kelompok ekstremis bersenjata yang bermusuhan dengan Israel untuk menetap di daerah tersebut.
Sejak koalisi pemberontak menggulingkan Bashar al-Assad dari kekuasaan pada Desember lalu, militer Israel telah melakukan ratusan serangan terhadap sasaran di Suriah. Menurut Israel, serangan ini bertujuan menghancurkan gudang senjata dan perlengkapan militer.
Israel dan Suriah secara resmi menyatakan keadaan perang sejak tahun 1948, dan hingga kini belum pernah menandatangani perjanjian perdamaian resmi. Wilayah Dataran Tinggi Golan, yang direbut Israel pada tahun 1967 dan dianeksasi pada 1981, tetap menjadi sumber ketegangan utama antara kedua negara.
Tags: Israel Suriah Negosiasi Perbatasan Keamanan Regional Konflik Suriah