Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo ketika diwawancara dalam Program Rosi Kompas TV yang tayang pada Kamis (25/9/2025).

Kapolri Sigit Pilih Bertahan di Tengah Desakan Mundur Pasca Kerusuhan

26 Sep 2025 | Bryan Aditya | Berita | Berita Nasional

Kapolri Sigit tidak akan mundur, meski desakan keras. Ia prioritaskan moral anggota. Keputusan diambil demi stabilitas. Situasi kerusuhan menjadi beban pikirannya. Ia yakin tanggung jawab utama. Reformasi menjadi fokus utama. Ia ingin pulihkan kepercayaan masyarakat. Pengaruh kerusuhan menguatkan tekadnya. Sigit menjaga integritas dan profesionalisme. Keberlanjutan tugas menjadi prioritas.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan tidak akan mengundurkan diri meskipun sempat mendapatkan desakan dari masyarakat dan sejumlah pihak usai kerusuhan yang terjadi pada akhir Agustus 2025 di Jakarta.

Dalam peristiwa tersebut, kendaraan taktis (rantis) Brimob menabrak seorang pengemudi ojek online bernama Affan Kurniawan sampai meninggal dunia, memicu kerusuhan yang meluas.

Kerusuhan yang terjadi mengakibatkan pembakaran fasilitas umum, gedung DPRD, serangan ke Markas Brimob dan kantor polisi, serta tindakan penjarahan rumah-rumah warga.

Di tengah kekacauan tersebut, publik menuntut agar Sigit mundur dari jabatannya sebagai Kapolri.

Sigit mengaku sempat memikirkan opsi pengunduran diri, yang menjadi beban dalam pikirannya.

"Ya saya juga bukannya tidak mendengar, dan kemudian tidak berpikir, untuk apakah saya harus mengundurkan diri? Ataukah saya harus bertahan? Dan ini kemudian menjadi polemik, dan juga menjadi satu hal yang juga itu menjadi bagian dari beban yang saya pikirkan," ujarnya.

Dalam wawancara di program Rosi di Kompas TV, Kamis malam, Sigit menyampaikan bahwa ia telah berdiskusi dengan pejabat utama dan anggota Polri mengenai kemungkinan mengundurkan diri.

Akan tetapi, mereka keberatan jika Sigit mengundurkan diri, karena situasi tersebut sangat mempengaruhi moral anggota dan keberlangsungan institusi.

"Karena bagi saya, saya terbebas dari itu, saya meninggalkan organisasi, saya meninggalkan anak buah saya dalam keadaan seperti itu. Tentunya yang harus saya lakukan adalah bagaimana mengembalikan mereka, mengembalikan moril mereka, bagaimana mereka bisa bekerja normal lagi," tegas Sigit.

Sigit berpendapat bahwa mundur dari posisi Kapolri saat situasi sedang tegang justru akan memperburuk keadaan. Ia percaya bahwa yang dibutuhkan adalah figur yang mampu mengambil tanggung jawab berani dan memimpin kembali kepercayaan masyarakat.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa pengunduran diri bukan solusi terbaik, karena akan membuat situasi semakin kacau. Sebaliknya, ia memilih fokus memperbaiki moral dan kinerja anggota serta memastikan tugas Polri berjalan sesuai harapan masyarakat.

Dalam penuturannya, Sigit menyatakan bahwa keputusan tidak mundur ini diambil setelah mempertimbangkan respons dari pejabat dan tantangan situasi saat itu.

"Saya pikirkan itu juga," katanya, terkait pertanyaan tentang apakah ia sempat terpikir untuk mengundurkan diri.

Ia juga menegaskan bahwa langkah yang diambil sesuai perintah Presiden dan bahwa ia tetap teguh menjalankan tugasnya sebagai bentuk tanggung jawab moral terhadap masyarakat dan institusi.

"Kalau urusan Listyo Sigit Prabowo sudah selesai. Jadi tugas saya, saya laksanakan itu dulu. Dan itu menjadi PR saya, PR kita bersama untuk bagaimana performa institusi Polri bisa kembali seperti sebelumnya," ujar Sigit.

Di era reformasi, Sigit menjadi Kapolri terlama. Ia mengakui bahwa pencapaian ini membawa tanggung jawab besar, termasuk memenuhi janji reformasi dan menjaga moral institusi.

“Amanah harus saya laksanakan sebaik-baiknya sampai dengan memang semuanya dirasa cukup,” tuturnya.

Tags: Kapolri Polri Keamanan Nasional Reformasi Institusi kerusuhan 2025 Listyo Sigit

Artikel Terkait
Berita
Olahraga
Hiburan