JAKARTA – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan bahwa dirinya pernah mempertimbangkan untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Namun, ia menegaskan bahwa para pejabat dan anggota Polri yang dia ajak berdiskusi justru menolak usul tersebut.
Dalam program Rosi di Kompas TV, Kamis (25/9/2025), Sigit menyampaikan, "Itu saya sampaikan juga ke teman-teman, ke para pejabat, ke anggota, 'bagaimana kalau saya mundur?' Namun dari mereka juga banyak yang keberatan. Dan kemudian saya berpikir bahwa mundur di dalam situasi kondisi seperti ini, sama saja saya meninggalkan kondisi anggota, kondisi institusi yang sedang terpuruk, yang karut-marut, dan kemudian saya mundur, saya tidak tanggung jawab."
Lebih lanjut, Sigit menegaskan bahwa fokusnya adalah mengembalikan moral dan semangat anggotanya yang mengalami tekanan di tengah situasi yang sulit. "Karena bagi saya, saya terbebas dari itu, saya meninggalkan organisasi, saya meninggalkan anak buah saya dalam keadaan seperti itu. Tentunya yang harus saya lakukan adalah bagaimana mengembalikan mereka, mengembalikan moril mereka, bagaimana mereka bisa bekerja normal lagi," katanya.
Baca juga: Kapolri Sigit Cerita Situasi Menjadi Tidak Normal Usai Insiden Ojek Online
Pengakuan dan Hak Prerogatif Presiden
Sigit juga mengingatkan bahwa Presiden Prabowo Subianto memiliki hak prerogatif terkait nasib para pejabat di bawahnya. Ia menegaskan bahwa mereka adalah prajurit yang taat terhadap perintah Presiden. "Setelah itu tentunya prerogatif Presiden. Kami prajurit, kita tegak lurus terhadap apa yang menjadi perintah Presiden," ujarnya.
Ketika ditanya mengapa dirinya tidak mengundurkan diri sebagai bentuk tanggung jawab moral, Sigit menyampaikan bahwa hal tersebut justru bisa memperkeruh keadaan.
Menurutnya, situasi saat ini membutuhkan figur yang mampu mengambil langkah bertanggung jawab, terutama di saat adanya kerusuhan besar seperti yang terjadi pada Agustus 2025 lalu. "Ya karena memang kondisi itu bukan membuat menjadi semakin baik, justru sebaliknya. Mereka butuh figur yang berani mengambil posisi tanggung jawab. Dan saat itu kita sudah dalam diskusi yang sebaiknya bagaimana. Dan saya juga sudah sampaikan bahwa saya siap mengambil risiko apapun, dan saya siap dicopot. Dan itu saya sampaikan kepada para pejabat utama saat itu. Sebelum kemudian saya mengambil langkah dan perintah untuk anggota berani mengambil langkah tegas," jelas Sigit.
Sigit meyakini bahwa pengunduran dirinya tidak akan menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi saat itu. Ia percaya bahwa masalah bisa semakin memburuk jika dirinya memilih mundur dari kursi Kapolri.
"Yang paling utama adalah mengembalikan semangat anggota, mengembalikan semangat institusi untuk betul-betul bisa melaksanakan tugasnya, mengembalikan keamanan, dan menjaga apa yang menjadi harapan masyarakat. Karena kita juga mendengar masyarakat banyak yang ketakutan, ada yang kondisinya kemudian sangat khawatir akan terjadi peristiwa-peristiwa yang mereka tidak inginkan," tutur Sigit.
Lebih jauh, mantan Kepala Kepolisian Republik Indonesia itu menyatakan bahwa kehadiran Polri di tengah masyarakat sangat dibutuhkan untuk menciptakan rasa aman. Ia menegaskan, situasi yang stabil dan kondusif hanya bisa tercapai jika Polri mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik dan mampu memastikan keamanan masyarakat.
Situasi memanas yang terjadi pada akhir Agustus 2025 lalu menyebabkan berbagai aksi unjuk rasa di seluruh Indonesia berujung kerusuhan. Massa membakar fasilitas umum dan kantor DPRD, serta menyerang Mako Brimob di Kwitang Jakarta Pusat, yang menjadi markas utama pelaku pelindas Affan Kurniawan, seorang driver ojek online yang tewas tertabrak kendaraan taktis Brimob Polri. Penjarahan rumah dan toko-toko swalayan juga meluas, termasuk rumah pejabat dan anggota DPR.
Dalam kondisi situasi yang kacau dan penuh tekanan, publik menuntut agar Kapolri mundur dari jabatannya. Keputusan Sigit untuk tetap bertahan disambut dengan pandangan bahwa stabilitas nasional harus menjadi prioritas utama di tengah tantangan besar tersebut.
Tags: Kapolri Polri Stabilitas Nasional kerusuhan 2025 Listyo Sigit