Wakil Kepala BGN Nanik S Deyang dalam jumpa pers di Gedung BGN, Jakarta Pusat, Jumat (26/9/2025).

Kasus Keracunan Makan Bergizi Gratis Dipicu SOP Tidak Dipatuhi

26 Sep 2025 | Alisha Putri | Berita | Berita Nasional

Kasus keracunan dalam program Makan Bergizi Gratis di Indonesia berasal dari pelanggaran SOP oleh mitra dan tim internal. Kepala BGN mengakui kesalahan dan berjanji tingkatkan pengawasan. Data menunjukkan ribuan orang mengalami insiden sejak Januari hingga September 2025.

Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik S. Deyang menyampaikan dugaan penyebab utama kasus keracunan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG), yaitu ketidakpatuhan terhadap standar operasional prosedur (SOP).

Dalam konferensi pers di Gedung BGN, Jakarta Pusat, Jumat (26/9/2025), Nanik menyatakan bahwa sekitar 80 persen insiden tersebut terjadi karena SOP tidak diikuti oleh mitra maupun tim internal mereka.

“Kejadian belakangan, 80 persen adalah karena SOP kita yang tidak dipatuhi, baik oleh mitra maupun oleh tim kami sendiri dari dalam,” ujarnya.

Ia menjelaskan, struktur tim di layanan penyedia gizi di lapangan, termasuk kepala SPPG, ahli gizi, dan akuntan, seharusnya memastikan prosedur dilaksanakan dengan baik namun tetap muncul pelanggaran.

Meskipun demikian, dia mengakui bahwa tanggung jawab utama tetap di pihak mereka, karena pengawasan yang kurang ketat, dan mereka siap mengakui kesalahan tersebut.

“Kami mengaku salah atas apa yang terjadi,” tegas Nanik.

Lebih lanjut, Nanik menyampaikan bahwa insiden di daerah tidak hanya keracunan, melainkan juga termasuk reaksi alergi dan kondisi lain, meski tidak merinci jumlahnya.

Dirinya menegaskan tanggung jawab penuh terhadap seluruh biaya pengobatan bagi anak-anak yang menjadi korban serta orang tua yang ikut makan dan mengalami masalah kesehatan akibat kejadian tersebut.

Selain itu, pihaknya berkomitmen untuk meningkatkan pengawasan dan memastikan SOP ditaati secara ketat dalam pelaksanaan program MBG di lapangan, termasuk di dapur masyarakat yang melayani.

“Lalu yang paling penting dari hati saya yang terdalam, saya mohon maaf atas nama BGN, atas nama seluruh SPPG di Indonesia, saya mohon maaf,” katanya.

Data menunjukkan, sejak Januari hingga 25 September 2025, sebanyak 5.914 penerima manfaat MBG mengalami insiden setelah mengonsumsi menu makanan yang disediakan.

Sepanjang bulan September saja, k-asus keracunan mencapai 2.210 orang yang terdiri dari pelajar dan guru.

Tags: kesehatan masyarakat BGN Program Gizi Keracunan SOP

Artikel Terkait
Berita
Olahraga
Hiburan