Phoenix Mercury menegaskan semangat mereka bahwa mereka adalah tim yang ditakuti semua pihak. Mantra ini, diungkapkan oleh pelatih kepala Nate Tibbetts, terbukti saat tim tersebut berhasil melangkah ke final WNBA dengan mengatasi Minnesota Lynx 86-81 pada Minggu.
Kesuksesan mereka didukung penuh oleh keluarga, baik keluarga inti maupun keluarga besar Mercury. Kemenangan ini tidak lepas dari dukungan tak ternilai dari keluarga pelatih yang telah melalui banyak tantangan di balik layar, termasuk keputusan sulit dalam memilih pemain dan malam-malam panjang di ruang latihan.
Meski masih di musim kedua sebagai pelatih Phoenix, Tibbetts mampu mewujudkan impian dan komitmennya berkat dukungan keluarga dan tim. Ia menegaskan bahwa keberhasilannya tidak lepas dari keluarga dan lingkungan profesional yang mendukung, termasuk fasilitas yang lengkap dan staf terbaik.
Tibbetts Bangga dan Bersyukur kepada Keluarga
Dalam momen kemenangan, Tibbetts berujar bahwa ia melihat ke arah keluarganya dan tersenyum di detik-detik terakhir pertandingan. Ia juga menyebutkan almarhum ayahnya yang pernah melatih basket wanita tingkat SMA di South Dakota sebagai sumber inspirasi dan kebanggaannya.
"Just looking around I know he would be so proud," ungkap Tibbetts dalam sebuah cuitan di media sosial saat pertandingan.
Pelatih ini menyatakan bahwa ia menatap ke keluarga saat merayakan keberhasilan. “Kami mengambil peluang dengan bergabung di liga ini, dan saya sebelumnya menjalani mimpi NBA yang luar biasa,” katanya.
Tibbetts juga memuji manajemen Phoenix Mercury, khususnya Mat Ishbia dan Josh Bartelstein, yang menurutnya telah memenuhi janji mereka dalam membangun tim dengan fasilitas dan sumber daya kelas satu. Ia menambahkan, “Saya beruntung bisa bersama empat tim NBA dan kami memperlakukan pemain kami setara dengan tim terbaik. Itu menunjukkan komitmen nyata terhadap apa yang kami lakukan. Kami punya fasilitas olahraga lengkap, terapis fisik, staf pelatihan, dan ruang makan bintang lima. Saya sangat bersyukur atas kesempatan ini dan memiliki staf yang hebat,” tambahnya.
Baca juga: Phoenix Melaju ke Final WNBA Setelah Kalahkan Lynx
Selain Pelatih, Kunci Keberhasilan Mercury
Selain kehebatan pelatih, roster Phoenix Mercury juga penuh dengan pemain berpengalaman dan berbakat. Nama seperti Kahleah Copper dan Alyssa Thomas membawa pengalaman merebut gelar, sementara Satou Sabally tampil dengan mental bak pemain bintang yang sedang tumbuh. Ditambah lagi, veteran seperti DeWanna Bonner dan Sami Whitcomb memberikan pengalaman serta kepemimpinan yang penting.
© Patrick Breen/The Republic / USA TODAY NETWORK via Imagn Images
Gabungan dari pemain berpengalaman dan pendatang baru yang tak terduga membuat Mercury menjadi salah satu tim paling lengkap di liga.
Secara historis, tim ini sempat menuai keraguan saat direkrut pada Oktober 2023 karena pelatihnya, Tibbetts, yang sebelumnya dikenal sebagai asisten di NBA selama lebih dari satu dekade, kurang pengalaman di basket wanita. Tapi, keberhasilan mereka dalam dua musim terakhir secara efektif menghapus keraguan tersebut.
Walaupun roster sebelumnya tergolong tertua di liga, kehadiran pemain seperti Diana Taurasi dan Brittney Griner masih menjadi penentu penting bagi tim. Namun, dinamika permainan terasa berbeda dari gaya yang diinginkan Tibbetts, sampai akhirnya mereka merekrut Copper sebelum musim 2024, yang membawa perubahan positif dan menegaskan identitas budaya tim.
Baca juga: Fever Pencepat ke Final WNBA Usai Kemenangan Dramatis
Menatap Perjuangan dan Keberhasilan di Final
Hingga saat ini, keberanian dan karakter pemain dipertaruhkan. Meskipun diprediksi akan kalah dari New York Liberty dan Minnesota, tim ini tidak pernah kehilangan keyakinan dan terus membangun momentum.
Sebut saja Satou Sabally yang mengungkapkan bahwa tim Mercury menikmati prediksi meremehkan mereka. Mungkin itu menjadi motivasi tambahan bagi pelatih dan pemain untuk membuktikan bahwa mereka pantas di level tertinggi.
Sementara Tibbetts menanggapi semua tantangan ini dengan tekad untuk membuktikan bahwa timnya mampu bersaing dan menang di tengah segala keraguan.
Dengan roster yang baru, komitmen terhadap organisasi WNBA, serta budaya kerja keras dan kebersamaan yang dia bangun, Phoenix Mercury menunjukkan bahwa mereka tetap percaya bahwa ini adalah perlawanannya melawan semua orang.
Tags: WNBA Basketball Indonesia Phoenix Mercury Final WNBA Nate Tibbetts