Gempa dengan kekuatan magnitudo 6,0 mengguncang wilayah Sumenep, Jawa Timur, pada Selasa (30/9/2025) pukul 23.49 WIB, menyebabkan kepanikan dan kerusakan ringan pada sejumlah bangunan di daerah tersebut.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa hasil analisis terbaru memperbarui parameter kekuatan gempa dari magnitudo awal 6,5 menjadi 6,0.
Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa pusat gempa terletak di koordinat 7,35° LS dan 114,22° BT, tepatnya di laut 58 kilometer tenggara Sumenep, pada kedalaman sekitar 12 kilometer. Gempa ini termasuk gempa dangkal yang terjadi akibat aktivitas sesar bawah laut yang aktif.
Menurut analisis mekanisme sumber gempa, pergerakan yang terjadi berupa thrust fault atau pergeseran naik, menunjukkan adanya tekanan dari bawah ke atas yang menyebabkan getaran di permukaan bumi.
BMKG memastikan bahwa gempa ini tidak menimbulkan ancaman tsunami meskipun skala getarannya cukup luas dan dirasakan hingga Bali dan Nusa Tenggara Barat.
Baca juga: Dompet Dhuafa Tanam 150 Pohon Produktif di Anyer
Distribusi Pengaruh Gempa
Di wilayah Sumenep, intensitas gempa mencapai IV MMI, menyebabkan masyarakat merasakan getaran cukup kuat, bahkan sebagian mengalami kepanikan, dengan kerusakan ringan pada bangunan seperti dinding dan pintu yang berderak.
Wilayah sekitar seperti Situbondo, Sampang, Pamekasan, dan Surabaya juga merasakan getaran dengan intensitas III hingga IV MMI, yang terasa seperti truk besar melintas di dalam rumah.
Selain itu, skala III MMI juga dirasakan di daerah seperti Tuban, Denpasar, dan Gianyar. Beberapa wilayah lain seperti Tabanan, Buleleng, Kuta, Banyuwangi, Bangkalan, Probolinggo, Lumajang, Jember, Sidoarjo, dan Mojokerto mencatat bahwa getaran dirasakan pada skala II hingga III MMI.
Di Lombok Utara, Mataram, Lombok Tengah, Malang, Blitar, Bondowoso, dan Poncokusumo, getaran cenderung ringan, yakni skala II MMI, hanya terasa oleh sebagian orang dan menyebabkan benda bergoyang ringan.
Meski penyebaran getaran cukup luas, BMKG menegaskan bahwa gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Baca juga: Ilham Habibie Serahkan Uang Rp1,3 M dari Kasus Mobil Antik
Hasil Analisis Susulan dan Anjuran BMKG
Hingga pukul 00.29 WIB pada Rabu (1/10/2025), BMKG mencatat telah terjadi empat kali gempa susulan dengan kekuatan terbesar mencapai magnitudo 4,4. Gempa susulan ini menunjukkan adanya aktivitas yang masih berlangsung di lokasi gempa utama.
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu tidak benar terkait gempa tersebut. Warga diharapkan menjauh dari bangunan yang mengalami retakan maupun kerusakan dan melakukan pengecekan kondisi rumah sebelum kembali beraktivitas.
Informasi resmi dari BMKG hanya dapat diakses melalui kanal resmi seperti situs web bmkg.go.id, aplikasi Info BMKG, serta media sosial resmi BMKG guna memastikan keakuratan dan kepercayaan data.