Spain's Cesc Fabregas scores in the Donbass Arena

Shakhtar Donetsk Hadapi Tantangan di Liga Champions, Tetap Tampil Menggigit

1 jam lalu | Arka Putra | Olahraga | Sepak Bola | Champions League

Shakhtar Donetsk tampil penuh perjuangan di Liga Champions. Mereka harus bermain di luar Ukraina sejak 2017 karena konflik. Meskipun demikian, klub ini tetap kompetitif dan menempati posisi teratas di Liga Ukraina. Pelatih baru Arda Turan memimpin mereka dengan skuad penuh talenta, termasuk pemain muda Isaque. Mereka akan menghadapi Aberdeen dalam laga pembuka grup. Situasi sulit tidak menyurutkan semangat mereka di kompetisi Eropa. Partisipasi mereka menjadi inspirasi bahwa sepak bola bisa tetap hidup di tengah konflik. Meski kehilangan stadion utama, Shakhtar tetap tampil bercita-cita tinggi dan menunjukkan klasanya di panggung internasional.

Kompetisi Konferensi Eropa menyajikan kisah penuh perjuangan dan keberanian dari klub Ukraina, Shakhtar Donetsk. Klub ini harus memainkan pertandingan kandangnya di luar negeri sejak 2017 karena wilayah mereka diduduki dan dihancurkan akibat konflik bersenjata. Meski situasi sulit, mereka tetap menunjukkan kekuatan dengan performa mengesankan di ajang Eropa.

Selama lebih dari satu dekade, Shakhtar tampil sebagai tim yang menghadapi tantangan besar, mulai dari kehilangan stadion hingga menjalani laga kandang di tempat netral. Pada 2 Mei 2014, di stadion yang pernah menjadi saksi pertandingan besar seperti melawan Barcelona dan Real Madrid, mereka menorehkan kemenangan 3-1 atas Mariupol dalam laga terakhir di Donbas Arena. Sejak invasinya tahun 2022, stadion tersebut kini menjadi bangunan kosong yang dipenuhi gulma dan puing-puing, menjadi cermin dari kerusakan akibat perang.

Baca juga: Eintracht Frankfurt Tersungkur oleh Atletico Madrid 5-1

Perjuangan Klub yang Berada dalam Pengasingan

Setelah terpaksa meninggalkan Donbas, klub ini memindahkan markasnya ke Lviv, tetapi setelah tiga tahun, bahkan lokasi tersebut tidak lagi mampu menampung aktivitas mereka karena ketegangan yang makin memanas, khususnya dengan Rusia. Sejak saat itu, Shakhtar menjalani pertandingan di luar Ukraina dan tetap menjaga keberlangsungan kompetisi mereka dengan tampil di luar negeri, seperti di Krakow, Polandia, yang menjadi 'rumah' kedua mereka di kompetisi Eropa musim ini.

Meskipun di tengah situasi tersebut, semangat mereka tetap menyala. Bahkan, di tengah kekurangan dan tekanan, mereka tetap mengikuti kegiatan di luar lapangan, seperti partisipasi dalam Kejuaraan Sepak Bola Amputee Ukraina, yang diadakan sebagai bentuk adaptasi dan penguatan diri di tengah konflik yang berlangsung. Keberhasilan di atas lapangan membuktikan ketangguhan mereka, meski harus berkompetisi tanpa 'rumah' asli.

Shakhtar Donetsk line upShakhtar Donetsk continue to attract Brazilian talent [Getty Images]

Baca juga: Liverpool Dituntut Lebih Tangguh Setelah Kalah dari Galatasaray

Prestasi dan Persiapan Menatap Liga Champions

Meski harus berpindah-pindah tempat, Shakhtar tetap menunjukkan kualitas tim yang bersaing di level tertinggi. Mereka kembali ke kompetisi Liga Champions setelah terakhir tampil pada 2014 dan saat ini menempati posisi teratas di Liga Ukraina, unggul dua poin dari juara bertahan Dynamo Kyiv. Di bawah arahan pelatih baru, Arda Turan, mantan pemain tim nasional Turki dan klub besar seperti Barcelona serta Atletico Madrid, mereka memulai musim dengan catatan tanpa kekalahan, kecuali satu kekalahan dalam adu penalti di kualifikasi Liga Europa dari Panathinaikos.

Meski kehilangan pemain andalan seperti Alisson Santana yang mengalami cedera patah kaki, skuat mereka tetap berisi pemain berbakat, termasuk kapten Mykola Matvienko dan gelandang muda Isaque. Isaque, yang baru bergabung dari Fluminense, tampil impresif termasuk mencetak gol pertamanya saat melibas Rukh Vynnyky 4-0 di Liga Conference, membuka peluang besar dalam penampilan perdana mereka di kompetisi ini.

Selain itu, pemain seperti Kaua Elias dan Pedrinho diperkirakan akan tampil sejak menit awal, menambah kekuatan serangan mereka. Keberadaan mereka di Aberdeen menimbulkan ancaman nyata, terutama dengan performa impresif Pedrinho yang berhasil mencetak dua gol di akhir pekan lalu. Dengan skuad yang hampir menyerupai tim Liga Champions, Shakhtar hadir sebagai salah satu favorit untuk menjuarai kompetisi ini, menunjukkan bahwa meskipun mereka terpental dari tanah air, posisi mereka di dunia sepak bola tetap kokoh.

Mereka datang ke pertandingan pertama mereka di Grup D dengan tekad membuktikan bahwa semangat dan kemampuan mereka tidak pernah padam, meskipun harus menentang tantangan besar dari situasi geopolitik dan logistik yang melanda mereka selama bertahun-tahun.

Tags: Liga Champions Konflik Ukraina Piala Eropa Shakhtar Donetsk kompetisi internasional

Artikel Terkait
Berita
Olahraga
Hiburan