Dalam sebuah pertarungan sengit di UFC Fight Night, Magomed Ankalaev berhasil mengalahkan Alex Pereira melalui keputusan bulat setelah lima ronde di T-Mobile Arena, Las Vegas, pada Jumat malam. Kemenangan ini menandai perubahan besar dalam peta kekuatan divisi kelas menengah berat (205 lb), menempatkan Ankalaev sebagai penantang serius untuk gelar juara.
Jalannya Pertarungan dan Kinerja Kedua Petarung
Pereira, yang dikenal dengan julukan 'Poatan' dan gaya knockoutnya yang mematikan, tampil lebih berhati-hati dan gagal menemukan peluang untuk mengakhiri pertarungan secara brutal. Ia mampu menetralkan serangan takedown dari Ankalaev, tetapi tidak cukup efektif dalam menyerang balik, terutama dalam hal pukulan di jarak dekat.
Di sisi lain, Ankalaev menunjukkan kemampuan bertarung yang seimbang dan konsisten. Ia lebih aktif dalam memanfaatkan peluang di jarak dekat dan menunjukkan ketahanan mental, sekaligus memperlihatkan performa cemerlang di atas kaki. Statistik pukulan mencerminkan dominasi Ankalaev, dengan angka 134 terhadap 92 pukulan tepat yang dilancarkan selama lima ronde berlangsung.
Menariknya, meskipun Pereira dikenal sebagai petarung striking dari latar belakang kickboxing, pada duel ini ia tidak mampu menandingi ketetapan Ankalaev di area stand-up. Sebaliknya, petarung Rusia berusia 33 tahun tersebut mampu memenangkan sebagian besar ronde berdasarkan serangan yang lebih tajam dan presisi.
Baca juga: UFC 320: Duel Dua Juara Dinanti di Las Vegas
Moments Penting dan Evaluasi Pertarungan
Momen paling menegangkan terjadi di akhir ronde terakhir, ketika Pereira berusaha melakukan pembalikan atas ketertinggalannya melalui serangan kombinasi yang agresif. Namun, Ankalaev tetap tenang dan mampu bertahan, menahan serangan tersebut dan mengontrol jalannya babak terakhir.
Magomed Ankalaev (right) always seemed a step ahead of Alex Pereira in March (AP)
Hasil lengkap dari skor juri menunjukkan 49-46 secara mayoritas untuk Ankalaev, sedangkan dua kartu lain memberi skor 48-47 untuk Pereira, meskipun perdebatan tentang keadilan hasil tetap terjadi di kalangan penggemar dan analis. Melihat performa dan statistik, kemenangan Ankalaev dianggap lebih adil dan mencerminkan dominasi yang ia tampilkan selama duel berlangsung.
Pertarungan ini juga menampilkan performa yang menunjukkan bahwa keunggulan striking tidak selalu menentukan hasil akhir. Ankalaev, yang sebelumnya lebih dikenal dengan keahlian grappling dan wrestling, membuktikan bahwa kemampuan berdiri juga mampu mengantarkannya meraih kemenangan telak di atas petarung dengan latar belakang striking seperti Pereira.
Baca juga: Musumeci Raih Sabuk Juara UFC BJJ di Las Vegas
Imbas dan Prospek Baru di Divisi 205 Pound
Kemenangan ini memberikan dampak besar terhadap posisi Ankalaev di divisi 205 lb dan menegaskan dirinya sebagai calon utama pengganti gelar juara. Sedangkan bagi Pereira, kekalahan ini menimbulkan pertanyaan tentang usianya yang kini menginjak 38 tahun dan kemungkinan meredupnya masa puncaknya.
Dengan catatan kemenangan yang masih mentereng—dia meraih tiga kemenangan KO berturut-turut setelah kekalahan dari Ankalaev—Pereira tetap menjadi pesaing serius, namun kehadiran Ankalaev di puncak divisi semakin menunjukkan potensi pertarungan menarik di masa depan. Untuk kedua petarung, pertandingan ulang bisa jadi langkah berikutnya, menambah dinamika di divisi kelas menengah berat.
Rekaman pertarungan dan analisis statistik menunjukkan bahwa Ankalaev mampu mematahkan dominasi Pereira dan menunjukkan bahwa strategi lengkap dan konsistensi menjadi kunci keberhasilan di arena UFC. Para penggemar dan analis pun menantikan pertemuan berikutnya, yang dipatahkan oleh kekayaan inovasi dan ketangguhan kedua petarung ini.
Ankalaev brought Pereira’s enthralling title reign to an end (Getty Images)
Tags: Kemenangan UFC pertarungan Pereira Ankalaev Divisi 205 lb
