Sejumlah aktivis hak asasi manusia asal Kenya dilaporkan hilang di Uganda setelah diduga diculik oleh orang bersenjata saat menghadiri acara kampanye Ketua Oposisi Bobi Wine.
Bobi Wine secara tegas mengutuk 'penculikan' terhadap Bob Njagi dan Nicholas Oyoo, menyatakan keduanya 'diambil secara mafia-style' di sebuah stasiun bahan bakar dan dibawa ke destinasi yang tidak diketahui.
Juru bicara kepolisian Kenya, Michael Muchiri, menyatakan bahwa dirinya belum mengetahui permasalahan tersebut. Pihak kepolisian Uganda juga telah dimintai keterangan.
Bobi Wine, seorang penyanyi pop dengan nama asli Robert Kyagulanyi, saat ini mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilihan umum tahun depan, bersaing melawan Presiden Yoweri Museveni yang berusia 80 tahun dan telah berkuasa sejak 1986.
Bobi Wine menuduh bahwa kedua warga Kenya tersebut menjadi target pemerintah Uganda karena kedekatan mereka dengan dirinya.
"Kami mengutuk tindakan kekerasan yang terus berlangsung oleh rezim yang tidak bertanggung jawab ini dan menuntut agar kedua saudara kita segera dibebaskan tanpa syarat! Rezim kriminal ini sebelumnya bahkan menculik mereka hanya karena berasosiasi dengan saya dan menunjukkan solidaritas terhadap perjuangan kami!" tulisnya di platform X.
Baca juga: Viral Video Tsunami Informasi Keliru tentang Gempa Filipina
Apakah Pemerintah Kawasan Timur Afrika Bergabung Membungkam Perbedaan Pendapat?
Kelompok hak asasi manusia Kenya, Vocal Africa, juga mengecam tuduhan penculikan tersebut dan menuntut pembebasan tanpa syarat terhadap kedua aktivis.
Saksi mata yang menyaksikan kejadian pada Rabu sore mengungkapkan bahwa empat pria bersenjata memaksa korban ke dalam kendaraan dan melarikan diri.
"Mereka berempat. Ada juga seorang wanita yang duduk di bagian depan; mereka membawa Bob dan Oyoo Ochieng, sekretaris jenderal Gerakan Kenya Bebas," kata saksi yang ingin tetap anonim demi alasan keamanan kepada stasiun televisi Kenya, Citizen TV.
Dia menambahkan bahwa kedua aktivis tidak bisa dihubungi dan keberadaan mereka saat ini tidak diketahui.
[Getty Images/BBC]
Video yang beredar menunjukkan Njagi aktif terlibat dalam kampanye Bobi Wine dan tampil di panggung bersama pemimpin oposisi tersebut.
Aktivis tersebut dikabarkan telah berangkat ke Uganda pada hari Senin bersama beberapa warga Uganda sebelum bergabung dengan kegiatan kampanye.
Njagi sendiri sebelumnya juga pernah diculik di Kenya tahun lalu oleh pria bersenjata bertopeng selama gelombang penculikan yang diduga menargetkan kritikus pemerintah di negara tersebut.
Ia menghilang selama lebih dari sebulan sebelum muncul kembali setelah pengadilan mengeluarkan perintah agar polisi memperlihatkan dirinya. Ia kemudian menceritakan kondisi mengerikan selama dalam tahanan, yang terdiri dari isolasi dan kekurangan makanan selama sebagian besar hari.
Kehilangan terakhir ini mencerminkan insiden serupa yang pernah terjadi terhadap politisi dan aktivis di kawasan Afrika Timur sebelumnya.
Awal tahun ini, aktivis Kenya, Boniface Mwangi, dan rekannya dari Uganda, Agather Atuhaire, ditahan di Tanzania dan diawasi tanpa komunikasi selama beberapa hari sebelum akhirnya ditinggalkan di perbatasan masing-masing negara.
Mereka kemudian mengungkapkan bahwa mereka mengalami perlakuan kasar, termasuk penyiksaan secara seksual oleh otoritas Tanzania — tuduhan yang ditolak polisi sebagai 'kabar angin'.
Tahun lalu, seorang tokoh oposisi Uganda, Kizza Besigye, menghilang secara misterius di Nairobi dan muncul kembali empat hari kemudian di pengadilan militer Uganda, menghadapi tuduhan pengkhianatan.
Kasus-kasus ini memicu kecaman luas dan kekhawatiran bahwa pemerintah daerah di kawasan Afrika Timur berkolaborasi untuk membungkam perbedaan pendapat.