Presiden Prancis Emmanuel Macron menegaskan kembali pentingnya persahabatan Franco-Jerman dan menyerukan perlindungan demokrasi di Eropa saat merayakan hari ulang tahun reunifikasi Jerman pada Jumat. Dalam pidatonya di Saarbrücken, kota di Jerman Barat, Macron menggarisbawahi bahwa setelah berabad-abad berkonflik, kedua negara kini menjalin kemitraan erat. "Perang antara kita tidak lagi ada," ujarnya, menyebutnya sebagai "pencapaian besar dari Eropa ini."
Tradisi tahunan perayaan Hari Persatuan Jerman biasanya diadakan di salah satu negara bagian di Jerman, dan tahun ini giliran Saarland, negara bagian kecil yang berbatasan langsung dengan Prancis, sebagai penyelenggara utama. Macron menjadi tamu kehormatan dalam perayaan tersebut. Pada 3 Oktober 1990, Jerman Timur dan Barat secara resmi bersatu membentuk Republik Federal Jerman.
Baca juga: Beban Listrik dan Kejadian Unik Ledakan Arus di Eropa
Ancaman Terjadi Meski Eropa Berkembang Sebagai Kekuatan Militer
Dalam pidatonya yang berlangsung selama 30 menit, Macron mengingatkan bahwa meskipun dunia tampak berangsur damai, konfrontasi kembali muncul di benua Eropa akibat agresi Rusia terhadap Ukraina selama lebih dari tiga setengah tahun terakhir. Ia menyoroti serangan siber, kampanye disinformasi, dan pelanggaran wilayah udara Moskow. "Sayangnya, kita kembali berada dalam masa konfrontasi. Di tengah keadaan ini, kita berhasil tetap bersatu," katanya.
Menurut Macron, kali ini Eropa mulai berkembang sebagai kekuatan militer — bukan untuk memulai perang, melainkan untuk melindungi wilayah dan nilai-nilainya. Ia menambahkan bahwa keamanan dan pertahanan kini menjadi bagian penting dari integrasi Eropa.
French President Emmanuel Macron speaks at the central celebrations for the Day of German Unity in the Congress Hall. On October 3, 2025, Germany celebrates the 35th anniversary of German reunification. Jean-Christophe Verhaegen/POOL AFP/dpa
Baca juga: Serangan Drone Ukraina terhadap Pabrik Minyak dan Pupuk di Rusia
Demokrasi Eropa di Bawah Tekanan dari Dalam dan Luar Negeri
Macron memperingatkan bahwa demokrasi di Eropa menghadapi tekanan dari kedua aspek tersebut, baik dari ancaman eksternal maupun dari dalam negeri. Ia menyoroti meningkatnya ketidakpercayaan terhadap pemerintah dan munculnya keraguan terhadap supremasi hukum. "Jika kita orang Eropa tidak bangkit dan berkata: kita ingin mengembalikan kendali atas demokrasi kita, saya sudah bisa katakan bahwa dalam 10 tahun semua yang bermain-main dengan infrastruktur ini akan memenangkan permainan," tegasnya.
Presiden Prancis ini juga menyatakan kekhawatirannya akan berkembangnya isu kebencian yang dipicu oleh media sosial, menggeser debat publik yang sebelumnya penuh rasa hormat menjadi argumen penuh kebencian. "Kalau kita tidak bangkit dan menyadari pentingnya menjaga demokrasi, kita akan menjadi benua seperti banyak lainnya — penuh konspirasi, ekstremisme, kebisingan, dan kemarahan," ujarnya.
Perayaan hari ulang tahun reunifikasi Jerman tahun ini menegaskan kembali pentingnya solidaritas dan ketahanan di tengah tantangan yang dihadapi Eropa, sekaligus mengingatkan perlunya memperkuat demokrasi dan kerja sama internasional demi masa depan yang lebih stabil.
Tags: Diplomasi pertahanan demokrasi Eropa Macron