Christian Horner mengakhiri dua dekade penuh kebanggaan memimpin tim Formula 1 Red Bull. Baru-baru ini, ia resmi berpisah dengan tim yang telah ia bangun selama ini melalui penyelesaian yang diperkirakan bernilai antara 70 hingga 100 juta dolar—sebuah hadiah perpisahan yang layak bagi sosok yang membawa tim meraih delapan gelar juara dunia pembalap dan enam gelar konstruktor.
Sejak bergabung pada 2005, Horner telah menyaksikan perjalanan timnya dari awal yang penuh tantangan hingga menjadi salah satu kekuatan dominan di ajang bergengsi ini. Dari kampanye musim 2023 yang mencatat rekor hingga pendirian Red Bull Powertrains, serta pengembangan program pembalap junior yang melahirkan bintang seperti Max Verstappen dan Sebastian Vettel, momen-momen penting tersebut menjadi bagian dari perjalanan panjang dan beragam yang tak terlupakan.
Baca juga: Aksi Spektakuler George Russell Saat Masuk Pit di GP Azerbaijan
Momen-Momen Terbaik dalam Karier
Juara konstruktor pertama
Setelah bergabung ke F1 pada 2005 melalui akuisisi tim Jaguar, Red Bull baru meraih gelar juara konstruktor pertamanya di November 2010. Pada seri terakhir musim di Interlagos, Sebastian Vettel memimpin rekan setim Mark Webber untuk meraih kemenangan 1-2, memungkinkan Red Bull memperpanjang keunggulannya atas McLaren sebelum balapan terakhir. Seminggu kemudian, Vettel berhasil meraih gelar juara dunia pertamanya.
Musim 2023, musim rekor
Musim ini menjadi babak dominasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, di mana Red Bull memenangkan 21 dari 22 balapan grand prix. Max Verstappen menjadi bintang utama dengan kemenangan di 19 seri, sementara Sergio Perez meraih dua kemenangan. Satu-satunya kekalahan terjadi di Singapura, saat Carlos Sainz dari Williams tampil impresif dan meraih kemenangan, namun Tim Red Bull sudah memastikan gelar dunia sejak enam balapan tersisa di Grand Prix Jepang.
Penyusunan kembali kekuatan dengan Adrian Newey
Adrian Newey bergabung dengan tim energy drink tersebut sejak Februari 2006 sebagai kepala bidang teknologi, setelah sebelumnya dicari oleh Horner dengan penuh minat. Ia tertarik bukan hanya karena tanggung jawab besar di tim sebesar ini, tetapi juga karena mencari tantangan baru setelah pengalaman di McLaren dan Williams. Meski tidak langsung meracik mobil tahun 2006, oleh 2009, konsep-konsep desainnya mulai menyatu secara keseluruhan dalam mesin-mesin di Milton Keynes.
Motorsport photo
Christian Horner, Red Bull Racing
Baca juga: Sejarah Terungkap Saat Perbaikan di Indianapolis Motor Speedway
Momen Terburuk dalam Perjalanan
Kepergian Adrian Newey
Pada Mei 2024, Red Bull mengonfirmasi bahwa Adrian Newey akan meninggalkan tim setelah hampir dua dekade penuh keberhasilan. Dari sudut pandang Horner, kepergian ini adalah kehilangan sosok pemimpin yang telah mendefinisikan arah tim. Kepergian salah satu desainer paling berpengaruh di kejuaraan pun memberi gambaran buruk, terutama di tengah tekanan yang meningkat akibat dugaan pelanggaran etika dan masalah internal, termasuk tuduhan terhadap Newey yang pindah ke Aston Martin dan digantikan Pierre Wache.
Sanksi pelanggaran batas biaya
FIA mengonfirmasi di Oktober 2022 bahwa Red Bull melakukan pelanggaran kecil terkait batas pengeluaran tahun 2021. Tim harus membayar denda sebesar 7 juta dolar dan mengurangi waktu pengujian di terowongan angin. Meskipun Red Bull menyatakan bertindak dengan itikad baik dan telah melunasi kewajibannya, insiden ini memperburuk citra tim di mata penggemar dan menambah tekanan di tengah kontroversi akhir musim 2021 di Abu Dhabi.
Sosok yang menjadi villain di serial Drive to Survive
Sejak serial dokumenter Drive to Survive mulai tayang pada 2019, Horner menjadi salah satu karakter utama yang menarik perhatian. Gaya bicara lugas dan sikap kompetitifnya yang sering berseteru dengan Toto Wolff dan Zak Brown membuatnya digambarkan sebagai “penjahat” dalam seri tersebut. Bahkan di musim terbaru, Horner mengakui peran tersebut. Meskipun tidak membahas secara dalam tuduhan yang beredar, serial ini menyoroti rivalitas yang intens dan menempatkan Horner sebagai tokoh antagonis yang cukup ikonik di mata penonton, serta mendapatkan banyak penggemar setia berkat kepribadiannya yang keras dan tekad kuat.
Max Verstappen, Red Bull Racing, Christian Horner
Dengan menyelesaikan masa panjang hubungan dengan penyelesaian yang mahal ini, Red Bull kini memulai era baru tanpa sosok Horner, menggantinya dengan Laurent Mekies yang lebih fokus ke aspek teknik. Setelah menutup GP Azerbaijan dengan kemenangan kedua beruntun Verstappen, masa depan tim energi ini pun semakin cerah dan penuh harapan.
Untuk berita lengkap dan perkembangan seputar motorsport, kunjungi situs resmi kami.
Christian Horner, Red Bull Racing
Tags: Max Verstappen F1 Red Bull Christian Horner Sebastian Vettel Newey musim 2023 kontroversi FIA