Seorang pesawat militer Rusia terbang di atas kapal fregat Angkatan Laut Jerman di Laut Baltik, menurut Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius pada Rabu.
"Intersesi drone dan pesawat perang Rusia yang memasuki wilayah udara Polandia dan Estonia secara mendalam serta penerbangan di atas kapal fregat Jerman di Laut Baltik dalam beberapa hari terakhir menunjukkan bahwa Rusia secara harfiah menguji batas-batas wilayah, termasuk negara-negara NATO, dengan frekuensi dan intensitas yang semakin meningkat," ujar Pistorius.
Penerbangan di atas kapal dianggap sebagai provokasi yang tidak perlu.
Sumber menyampaikan kepada dpa bahwa kapal fregat "Hamburg," yang saat ini mengikuti latihan NATO yang disebut "Neptune Strike," terlibat dalam insiden tersebut.
Kedua insiden penerbangan tersebut dilaporkan terjadi sebelum dan selama akhir pekan lalu.
Latihan Neptune Strike yang sedang berlangsung merupakan iterasi ketiga dan berlangsung dari tanggal 22 hingga 26 September, menurut NATO. Latihan ini bertujuan untuk menunjukkan kemampuan aliansi dalam mengintegrasikan kemampuan serangan maritim tingkat tinggi, memperkuat deterens, dan memastikan kebebasan navigasi di jalur penting.
Komentar tersebut disampaikan saat Pistorius mengimbau anggota parlemen di Bundestag, DPR Jerman bagian bawah, untuk menyetujui anggaran pertahanan untuk tahun 2026.
Menko Pertahanan menyatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin "ingin memprovokasi negara anggota NATO dan ingin mengidentifikasi, mengekspos, dan memanfaatkan kelemahan yang diduga dalam aliansi NATO."
Namun, ia menegaskan bahwa itu merupakan kesalahan besar.
"Aliansi telah merespons provokasi Rusia dengan solidaritas dan tekad yang jelas, namun sekaligus dengan ketenangan yang diperlukan, yang sangat penting saat ini," tuturnya.
Baca juga: Dukung Perdamaian, DR Congo Minta Lebih Tekan AS kepada Rwanda
Perkembangan Terkini Dunia
Proyek anggaran pemerintah Jerman untuk tahun 2026 mencakup €82,69 miliar ($97,07 miliar) dari pengeluaran utama, ditambah €25,51 miliar dari dana militer khusus yang disahkan setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Jumlah tersebut meningkat dari €62,43 miliar dalam pengeluaran reguler dan €24,06 miliar dari dana khusus pada tahun 2025.