Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto saat berpidato dalam Sidang Majelis Umum Ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Markas Besar PBB, Manhattan, New York, Selasa (23/9/2025).

Prabowo Kembali Berpidato di PBB, Soroti Perdamaian dan Kemiskinan

24 Sep 2025 | Nur Aisyah | Berita | Berita Nasional

Prabowo Subianto tampil langsung di PBB menyuarakan perdamaian, dukungan Palestina, serta pencapaian nasional Indonesia dalam ketahanan pangan dan pembangunan berkelanjutan.

Presiden RI Prabowo Subianto kembali tampil secara langsung dalam Sidang Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, Amerika Serikat, Selasa (23/9/2025). Kehadiran ini menjadi momen bersejarah karena sebelumnya, Indonesia terakhir kali diwakili langsung oleh presiden pada tahun 2012. Saat itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pidatonya dalam sidang PBB ke-67.

Dalam kesempatan tersebut, Prabowo menyampaikan pidato yang berisi pandangannya mengenai tantangan dunia, peran PBB dalam perjuangan bangsa dan rakyat Indonesia, serta isu kemanusiaan dan perdamaian global. Ia menjadi pembicara ketiga setelah Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Kebangkitan Indonesia di Kancah Dunia

Prabowo memulai pidatonya dengan mengulas perjuangan bangsa Indonesia menghadapi penjajahan, penindasan, dan kemiskinan. Ia menegaskan, selama berabad-abad, bangsa Indonesia hidup dalam kondisi yang sangat sulit. "Selama berabad-abad, bangsa Indonesia hidup di bawah penjajahan, penindasan, dan perbudakan. Kami diperlakukan lebih hina daripada anjing di Tanah Air kami sendiri," ujarnya.

Presiden menjelaskan bahwa perjuangan kemerdekaan Indonesia tidaklah mudah dan penuh tantangan, termasuk melawan kemiskinan, kelaparan, dan penyakit. Ia juga menegaskan peran PBB yang telah hadir dan memberikan bantuan penuh solidaritas kepada Indonesia selama masa sulit tersebut. "Dalam perjuangan kami merebut kemerdekaan, dalam perjuangan kami melawan kelaparan, penyakit, dan kemiskinan, Perserikatan Bangsa-Bangsa berdiri bersama Indonesia dan memberikan bantuan yang sangat penting," ujarnya.

Prabowo menekankan pentingnya peran PBB dalam menjaga perdamaian dunia. Ia juga mengajak seluruh negara untuk menolak doktrin kekuatan dan kelemahan, yang menurutnya tidak sesuai dengan semangat solidaritas antarbangsa. "Yang kuat melakukan apa yang mereka bisa. Yang lemah menanggung apa yang harus mereka tanggung. Kita harus menolak doktrin ini. Perserikatan Bangsa-Bangsa ada untuk menolak doktrin ini," ucapnya.

Baca juga: Pidato Presiden Prabowo di PBB Dapat Apresiasi Luas Dunia

Peran Indonesia dan Perdamaian Global

Dalam kesempatan bersejarah ini, Prabowo menyerukan kepada seluruh negara untuk tidak diam terhadap situasi di Palestina yang makin mengkhawatirkan. Ia menceritakan mengenai genosida di Gaza yang menyebabkan banyak korban jiwa dan mempertanyakan tanggung jawab komunitas internasional. "Akankah tak ada jawaban atas jeritan mereka? Akankah kita mengajari mereka bahwa umat manusia mampu menghadapi tantangan ini?"

Karena itu, ia mendukung solusi dua negara sebagai langkah untuk menghentikan konflik dan menciptakan perdamaian di wilayah Palestina. "Saya ingin kembali menegaskan dukungan penuh Indonesia terhadap solusi dua negara di Palestina. Kita harus memiliki Palestina yang merdeka. Namun kita juga harus, kita juga harus mengakui, kita juga harus menghormati, dan kita juga harus menjamin keselamatan serta keamanan Israel," tegas Prabowo.

Selain mendukung solusi diplomatik, Prabowo menyatakan kesiapan Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam misi perdamaian dunia dengan mengirimkan pasukan dan bantuan. Ia mengungkapkan, Indonesia bersedia mengirim 20.000 anak bangsa ke Gaza dan kapan pun dibutuhkan, siap mengirim pasukan ke wilayah konflik lain seperti Ukraina, Sudan, dan Libya. "Jika dan ketika Dewan Keamanan PBB dan majelis besar ini memutuskan, Indonesia siap untuk mengerahkan 20.000 atau bahkan lebih putra-putri kami untuk membantu mengamankan perdamaian di Gaza atau di tempat lain," ujarnya.

Selain tugas militer, Indonesia juga siap memberikan dukungan finansial untuk mendukung misi perdamaian PBB. "Kami juga bersedia memberikan kontribusi finansial untuk mendukung misi besar mencapai perdamaian oleh PBB," tambahnya.

Baca juga: Pidato Semangat Prabowo di PBB soal Perdamaian dan Kedaulatan Indonesia

Pencapaian dan Rencana Pembangunan Indonesia

Dalam pidatonya, Prabowo juga menyoroti berbagai pencapaian Indonesia dalam bidang ketahanan pangan dan pembangunan nasional. Ia menyebutkan cadangan beras nasional yang mencapai rekor tertinggi, yakni sekitar 4 juta ton, dan menegaskan komitmen Indonesia untuk mengekspor beras ke negara lain, termasuk Palestina.

"Kita mulai mengekspor beras ke negara-negara lain yang membutuhkan, termasuk menyediakan beras untuk Palestina," kata Prabowo. Ia menyebut bahwa Indonesia kini mampu mencapai swasembada beras dan tengah membangun rantai pasok pangan yang tangguh, didukung oleh inovasi pertanian modern dan pembangunan infrastruktur iklim seperti tanggul laut raksasa sepanjang 480 kilometer sebagai strategi menghadapi perubahan iklim.

Prabowo menegaskan, pembangunan tanggul besar ini menunjukkan langkah nyata Indonesia dalam menanggulangi dampak perubahan iklim, meskipun membutuhkan waktu hingga 20 tahun ke depan. "Mungkin butuh waktu 20 tahun. Tapi, kita tidak punya pilihan. Kita harus mulai sekarang," jelasnya.

Presiden dari Partai Gerindra ini juga menegaskan optimisme terhadap masa depan hijau Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dan tujuan untuk menjadi negara yang ramah lingkungan, berkelanjutan, dan mandiri dalam ketahanan pangan.

Tags: Indonesia Palestina Prabowo Subianto ketahanan pangan PBB Perdamaian Dunia

Artikel Terkait
Berita
Olahraga
Hiburan