JAKARTA - Pakar Kajian Wilayah Timur Tengah dan Islam dari Universitas Indonesia, Yon Machmudi, memberikan pandangannya mengenai pidato Presiden Prabowo Subianto dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) terkait konflik Israel-Palestina. Menurutnya, pidato tersebut memperkuat posisi dan kredibilitas Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai fasilitator penyelesaian konflik antarnegara.
Dalam pidatonya, Prabowo mengapresiasi dukungan dari berbagai negara yang mulai mengakui Palestina sebagai negara merdeka. Ia juga mengajak negara-negara lain ikut serta mendukung solusi dua negara sebagai pendekatan utama menyelesaikan konflik yang berlangsung selama puluhan tahun ini.
Yon Machmudi menambahkan, "Ini kan sebuah perubahan besar yang awalnya mereka tidak mendukung kemudian mereka mendukung kemerdekaan Palestina, dan juga sarat kita penyelesaiannya ya harus lewat jalur PBB." Ia menegaskan bahwa pengakuan dari berbagai negara tersebut turut memperkuat kepercayaan internasional terhadap PBB. "Karena ini kan kemerdekaan Palestina yang bisa diselesaikan melalui PBB itu sama halnya dengan menguatkan kredibilitas PBB di mata dunia," katanya.
Ia mengingatkan, jika PBB tidak mampu mempertahankan kredibilitasnya, maka keberlangsungan organisasi multilateral ini terancam. Menurutnya, kegagalan PBB dalam memberikan solusi yang efektif terhadap konflik berkepanjangan di Palestina akan memperlihatkan kelemahan organisasinya dan membuatnya rentan terhadap keruntuhan.
Selain itu, Yon menyoroti kendala utama yang dihadapi PBB selama ini, yakni ketidakmampuannya menyelesaikan konflik antara Israel dan negara-negara yang ingin membantu Palestina. Ia menyatakan, "Sebab, PBB mandul memberikan solusi terhadap negara yang telah berperang selama puluhan tahun, padahal penghalang mereka hanya ada dua negara saja, yaitu Israel dan Amerika."
Yon menegaskan pentingnya solusi diplomatik dan peran PBB dalam menyelesaikan konflik tersebut, serta menegaskan bahwa kegagalan dalam hal ini akan berarti kehancuran organisasi multilateral yang selama ini menjadi harapan dunia dalam menciptakan perdamaian dan keadilan internasional.
Dalam konteks pidato di New York pada 22 September 2025, Prabowo menyampaikan tiga poin utama. Pertama, apresiasi kepada negara-negara yang mulai mengakui kedaulatan Palestina. Kedua, menyebut syarat utama bagi Israel untuk menjalin hubungan bilateral dengan Indonesia, yakni pengakuan kemerdekaan Palestina. Dan terakhir, mengajak PBB dan komunitas internasional segera mengimplementasikan solusi dua negara guna menghentikan kekerasan dan tragedi di Gaza.
Tags: Palestina Prabowo PBB Solusi Dua Negara Konflik Israel-Palestina