Pendiri dan Ketua Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal

Pidato Prabowo di PBB Dapat Puji dan Tafsir Beragam

25 Sep 2025 | Nur Aisyah | Berita | Berita Nasional

Pidato Prabowo di PBB mendapat pujian internasional dan menegaskan peran aktif Indonesia dalam diplomasi dunia, dengan berbagai tafsir terkait isi dan sikap negara-negara di dunia.

Pidato Presiden Prabowo Subianto pada Sidang Majelis Umum PBB menjadi pusat perhatian dunia. Setelah menyampaikan pidato di hadapan anggota sidang, Prabowo mendapatkan pujian dari berbagai kalangan, termasuk dari pemimpin dunia dan pakar internasional.

Prabowo yang tampil penuh semangat menyampaikan berbagai isu penting, terutama terkait perdamaian dunia, dukungan terhadap kemerdekaan Palestina, serta penentangannya terhadap pandangan yang merendahkan peran PBB. Dalam forum tersebut, ia menampilkan sikap tegas dan penuh keyakinan, ditandai dengan beberapa momen ketika dia mengentakkan tangan ke meja mimbar di markas PBB. Selain itu, pidatonya disambut dengan delapan kali tepuk tangan dari delegasi dan diakhiri dengan standing ovation.

Pujian dari Pemimpin Dunia dan Reaksi Positif

Setelah pidato berakhir, banyak pemimpin negara menyampaikan apresiasi terhadap pidato Prabowo. Salah satunya adalah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang menyebut pidato tersebut sangat hebat. "Anda juga, sahabatku. Pidato yang hebat. Anda melakukan pekerjaan yang luar biasa dengan mengetukkan tangan di meja itu. Anda melakukan pekerjaan yang luar biasa. Terima kasih banyak," ujar Trump.

Selain Trump, Menteri Luar Negeri RI Sugiono menyatakan bahwa pesan positif dari berbagai pemimpin negara dan menteri luar negeri diterima melalui pesan elektronik pasca pidato tersebut. "Tadi setelah beliau berpidato, saya mendapatkan banyak pesan elektronik dari berbagai pimpinan negara ataupun lewat menteri luar negeri negara-negara lain yang memuji pidato Bapak Presiden," katanya.

Baca juga: Pidato Prabowo di PBB Jadi Sorotan Dunia Internasional

Tafsir Pakar Internasional dan Isu Seputar Pidato

Pakar Hukum Internasional dari Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, turut menilai pidato Prabowo sejak dari isi hingga penyampaian. Ia menyebut, pidato tersebut secara tegas menentang argumen yang disampaikan Trump, yang menyampaikan pandangan skeptis terhadap kebermanfaatan PBB. Hikmahanto mengungkapkan, "Bila di-kontra dengan pidato Trump, ini seperti pro dan kontra. Karena Trump menyebut PBB tidak berguna, namun sebaliknya Prabowo." Ia menambahkan, pidato tersebut memiliki substansi kuat dan disampaikan dalam bahasa Inggris yang baik, serta menyoroti isu perubahan iklim dan konflik di Palestina.

Presiden Prabowo Subianto ketika berpidato di Sidang Majelis Umum PBB, New York, AS pada Selasa (23/9/2025).Presiden Prabowo Subianto ketika berpidato di Sidang Majelis Umum PBB, New York, AS pada Selasa (23/9/2025).

Hikmahanto menegaskan bahwa pidato tersebut juga menentang pandangan Trump tentang perubahan iklim dan isu lingkungan, yang menyebutnya hoaks. Sebaliknya, Prabowo menyatakan bahwa perubahan iklim dan isu lingkungan adalah kenyataan. Ia juga menyampaikan sikap mengenai Palestina yang secara implisit mendukung dua negara, dengan menyatakan bahwa Israel akan diakui apabila Palestina terlebih dahulu diakui, sesuai prinsip two-state solution.

Baca juga: Prabowo Hadiri Jamuan Makan Malam di Kanada untuk Perkuat Kerja Sama

Reaksi dari Mantan Diplomat dan Makna Diplomasi

Dino Patti Djalal, mantan Duta Besar RI untuk Amerika Serikat, menilai pidato Prabowo sebagai simbol kedewasaan dalam berpikir dan sikap kenegarawanan. Ia menyatakan, "Ada kedewasaan berpikir dan sikap kenegarawanan ya, statesmanship yang ditunjukkan beliau dan ini tentu kontras dengan pidato sebelumnya yang disampaikan oleh Presiden Trump." Dino menambahkan bahwa pidato Prabowo menegaskan kembali posisi Indonesia dalam diplomasi multilateral dan menandai kembalinya Indonesia ke panggung global setelah selama satu dekade absen secara formal di Majelis Umum PBB.

Menurut Dino, ketidakhadiran Indonesia secara fisik dalam forum internasional selama 10 tahun terakhir menimbulkan persepsi dunia bahwa Indonesia enggan berpartisipasi aktif dalam diplomasi dunia. Ia menekankan bahwa pidato tersebut merupakan pesan kuat bahwa Indonesia kembali aktif dalam diplomasi multilateral. "Pesan penting yang dikirim dari pidato presiden tersebut kepada dunia adalah Indonesia is back in multilateralism diplomacy," ujarnya.

Dalam konteks nasional, Dino menyebut bahwa langkah ini mencerminkan keberanian Indonesia untuk berperan secara aktif di panggung internasional. Ia menilai, hal tersebut merupakan pola kebangkitan diplomasi Indonesia yang selama ini cenderung tertinggal selama masa pemerintahan sebelumnya.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berpidato dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, AS, Selasa (23/9/2025). Trump membuka pidatonya di Sidang Umum PBB dengan teleprompter rusak. Ia berseloroh lebih baik bicara dari hati.Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berpidato dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, AS, Selasa (23/9/2025). Trump membuka pidatonya di Sidang Umum PBB dengan teleprompter rusak. Ia berseloroh lebih baik bicara dari hati.

Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana. Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana.

Tags: Diplomasi Indonesia Perdamaian Dunia Perubahan Iklim Isu Palestina dunia internasional Prabowo Pidato PBB

Artikel Terkait
Berita
Olahraga
Hiburan